Gelar kelas KAFFE (Kajian Feminisme dan Filsafat) merupakan salah satu rutinitas bulanan Yayasan Jurnal Perempuan. Pada edisi Oktober 2023, tema yang menjadi tajuk dalam diskusi ini adalah “Gilles Deleuze: Sastra dan Perjuangan Perempuan”. Kegiatan ini dilangsungkan melalui Zoom Meeting pada Jumat (27/10/2023) lalu. Partisipan yang turut hadir dalam kelas KAFFE kali ini berjumlah sekitar 30 orang. Kelas KAFFE menghadirkan Dr. J. Haryatmoko SJ. atau yang akrab disapa Romo Moko sebagai pengajar. Krisis iklim dan ekologi mendorong dunia untuk melakukan percepatan transisi energi menuju energi terbarukan. Namun, di manakah peran perempuan dalam transisi ini? Membahas hal tersebut, ACCESS Project dari United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia menggandeng Prodi Kajian Gender Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan diskusi “Perempuan dan Energi Terbarukan: Sejauh Mana Kita Melangkah?” pada Rabu (23/10/2023) lalu di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat. Dalam rangka menyebarkan gagasan dan ide hasil musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II November 2022 lalu, KUPI mengadakan agenda “Goes to Campus and Pesantren” di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 24 Oktober 2023. Acara ini bekerja sama dengan Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, dan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta. Untuk merespons krisis iklim dan ekologi pada satu dekade terakhir, Konferensi Tenurial Nasional 2023 dilaksanakan secara tatap muka pada 16 dan 17 Oktober 2023, di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di bidang hukum, lingkungan, gender, dan masyarakat adat di Indonesia setiap 6 tahun sekali. Tahun 2023 ini, kegiatan diikuti oleh kurang-lebih 750 peserta, dengan 120 di antaranya merupakan peserta internasional. Kegiatan diskusi publik dibawa tema “Potret Masa Depan Indonesia: Bedah Buku Mimpi Tentang Indonesia” karya Budiman Tanuredjo, digelar melalui Zoom pada Jumat (13/10/2023) lalu. Diskusi ini dipandu oleh Premita Fifi selaku Pendiri Kisah Perempuan Indonesia, dengan menghadirkan Budiman Tanuredjo (Jurnalis Kompas dan Penulis Buku) sebagai narasumber pertama. Hadir pula Abby Gina (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) sebagai narasumber kedua dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia) selaku host dalam diskusi. Dalam rangka memperingati Hari Anti Hukuman Mati Sedunia pada 10 Oktober lalu, Komnas Perempuan melangsungkan kegiatan diskusi publik dengan tajuk “Perempuan dan Penyiksaan Dalam Daftar Tunggu Hukuman Mati”. Diskusi ini dimoderatori oleh Arinta Dea Dini Sigi, dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu Muhammad Afif (Direktur LBH Masyarakat—LBHM), Tiasri Wiandani (Komisioner Komnas Perempuan), Supriyanto (Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM), dan Lidwina Inge Nurtjahyo (Akademisi). Gelar diskusi ini ditayangkan secara live di kanal Zoom dan YouTube Komnas Perempuan pada Senin (9/10/2023). Kekerasan seksual menjadi isu krusial yang mengancam perempuan, baik di lingkungan domestik maupun publik. Catatan Tahunan Komnas Perempuan (2022) menemukan adanya 4.660 lebih kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Dari data tersebut, perguruan tinggi yang seharusnya menjadi tempat perempuan mengembangkan diri justru menempati posisi puncak dengan menyumbang 27% laporan kasus. Data ini tentu saja adalah data gunung es, sebab hanya mendata penyintas yang melapor saja. Laporan WHO (2022) menyebutkan, bahwa 9 dari 10 korban kekerasan seksual tidak melapor. Hal ini mengindikasikan bahwa jika laporan WHO dipakai dalam konteks Indonesia, kekerasan seksual bisa jadi sepuluh kali lipat dari laporan yang ada. Data ini juga tentu akan lebih kompleks dengan mempertimbangkan bahwa korban kekerasan seksual di lingkungan kampus tidak hanya perempuan, tetapi juga dari gender lainnya. Patriarki merupakan sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dan dominasi utama dalam berbagai peran di masyarakat. Patriarki menjelma menjadi berbagai produk yang diamini oleh masyarakat melalui banyak medium, salah satunya sastra. Dalam kelas Kajian Feminisme dan Filsafat (KAFFE) yang bertajuk “Sastra, Feminisme, Seks, dan Kesetaraan Gender”, pada Sabtu, 29 September 2023, Soe Tjen Marching selaku dosen di School of Languages, Cultures, and Linguistics, SOAS University of London, memberi materi soal bagaimana sastra dapat merepresentasikan posisi pemikiran perempuan, mendekonstruksi tatanan patriarkal, serta menempatkan penulis dan pembaca sebagai subjek utama. Pada Jumat (29/9/2023) lalu, Komnas Perempuan menggelar acara diskusi publik dalam rangka melakukan telaah atas Resolusi A/HRC/RES/53/1 tentang Menentang Kebencian Berbasis Agama yang Memuat Penghasutan untuk Melakukan Diskriminasi, Permusuhan serta Tindakan Kekerasan. Acara yang dimoderatori oleh Triana Komalasari ini dihadiri oleh lima narasumber, yaitu Febrian A. Ruddyard (Perutusan Tetap RI Geneva), Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia), Ismail Hasani (Direktur Setara Institute), Dewi Kanti (Komisioner Komnas Perempuan), dan Siti Ruhaini Dzuhayatin (Aktivis HAM). |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
August 2024
Categories |