Bertepatan dengan diperingatinya Hari Internasional Orang Hilang atau Hari Penghilangan Paksa, telah diadakan Diskusi Publik Penghilangan Paksa dan Dampaknya pada Perempuan di hari Selasa (30/8). Diskusi publik ini diselenggarakan oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk membahas dan mengingat pengalaman, serta melihat perkembangan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan bantuan kepada korban dan keluarga korban penghilangan paksa. Diskusi publik dibuka dengan sambutan dari Andy Yentriyani selaku Ketua Komnas Perempuan, dan juga dihadiri oleh empat narasumber; Fitri Nganthi Wani (putri sulung Wiji Thukul), Galuh Wandita (Direktur Asia Justice and Rights – AJAR), Betni H. Purba (Direktur Instrumen Hak Asasi Manusia Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia – Kemenkumham), Theresia Iswarini (Komisiner Komnas Perempuan), dan dimoderatori oleh Anton Prajasto Hardojo. Feminisme untuk Semua Orang: Meneguhkan Ruang Inklusif bagi Perempuan dan Kelompok Difabel19/8/2022
Perempuan dan kelompok difabel sudah seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama di setiap lini kehidupan. Namun faktanya, dua kelompok minoritas tersebut harus menelan pengalaman diskriminatif karena masih minimnya tindakan afirmatif. Permasalahan inilah yang diketengahkan oleh P3D (Pemberdayaan Perempuan dan Penyandang Disabilitas) dalam webinar P3D Carnival “Pemberdayaan Perempuan dan Disabilitas” pada Minggu (14/8) lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan “P3D Carnival” oleh P3D dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (BEM FTP UB). P3D Carnival tahun ini mengangkat tema “To Infinity and Beyond: Opportunity to Everyone”. Gender Studies Forum 2022: Akar Kekerasan Seksual dan Perlunya Permendikbudristek PPKS di Kampus18/8/2022
Pada Kamis (11/8), Jurnal Perempuan berkesempatan untuk menghadiri forum ilmiah Gender Studies Forum yang bertempat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan juga diadakan secara dalam jaringan (daring). Dengan tema besar “Investigating Sexual Violence in Indonesia’s Higher Education: Intersections and Trajectories”, para pembicara dari berbagai institusi dan lembaga memaparkan tentang pengalaman, opini, riset, serta penulisan-penulisan mereka terkait dengan kekerasan seksual dalam lingkungan perguruan tinggi. Sesi enam, dengan tema “Melacak Akar-akar Kekerasan”, dibawakan oleh Pinky Saptandari (Universitas Airlangga), Lidwina Inge Nurtjahyo, Sabina Puspita dan Lathifah Widuri (Universitas Indonesia), Peppy Anggraini dan Elza Ramona (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Hasna Azmi Fadhilah (Institut Pemerintahan Dalam Negeri – IPDN), dan Sri Setyawati (Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas Padang). Minggu (14/08/2022), patjarmerah, komunitas yang melabeli diri sebagai “festival kecil literasi dan pasar buku keliling Nusantara”, mengadakan sebuah diskusi #obrolanpatjar bertajuk “Membicarakan Tubuhku, Menyoroti Keberdayaan Perempuan”. Acara tersebut bertujuan untuk membahas isu ketubuhan yang diangkat oleh Emily Ratajkowski dalam karyanya Tubuhku. Sebagai seorang model, Emily mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Tanpa seizinnya, acap kali tubuhnya dieksploitasi oleh pihak-pihak yang berada di sekelilingnya. Melalui Tubuhku, Emily berharap untuk memberikan perlawanan dan menghentikan eksploitasi dan kekerasan seksual yang dialami olehnya dan model-model lainnya. Studi gender idealnya mendapatkan porsi pembahasan yang luas dalam ranah akademik. Hal tersebut karena gender sangat terkait dengan berbagai aspek penting masyarakat. Salah satunya adalah kekerasan seksual yang berkelindan erat dengan isu gender. Dengan semangat tersebut, telah diadakan forum ilmiah Gender Studies Forum pada Rabu (10/08) dan Kamis (11/8) lalu di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Gender Studies Forum tahun ini mengangkat tema “Investigating Sexual Violence in Indonesia’s Higher Education: Intersections and Trajectories”. Tahun ini, Gender Studies Forum terwujud oleh kolaborasi dari berbagai universitas, yayasan, hingga pemangku kebijakan. Jurnal Perempuan berkesempatan menghadiri dan mewartakan beberapa sesi dari acara ini. Beberapa di antaranya adalah sesi empat dan sesi lima. Sesi empat (10/8), berbicara mengenai keadilan restoratif dan perlindungan saksi dan korban. Dalam konteks kekerasan seksual, keadilan restoratif justru menguntungkan pelaku, bukan korban. Sebab, keadilan restoratif berfokus pada upaya mendamaikan pelaku dan korban. Dalam berbagai teks yang muncul di media, perempuan kerap digambarkan dengan seksis. Pemberitaan tindak kriminal yang melibatkan perempuan terkadang menggunakan judul clickbait yang bernuansa misoginis dan seksis. Tidak jarang juga, agensi perempuan dikesampingkan di media, seperti upaya ibu-ibu mencari minyak goreng untuk keluarganya hanya dilihat sebagai histeria saja. Atas hal tersebut, menjadi penting bagi kita untuk dapat menganalisis konstruksi gender dalam teks. Untuk melakukannya, terdapat sebuah metode yang kerap digunakan dalam ilmu komunikasi, filsafat, maupun bahasa, yaitu Analisis Wacana Kritis (AWK). Menggunakan metode ini, kita dapat membedah makna dan interaksi dalam teks. Yayasan Jurnal Perempuan (YJP) menggandeng Dr. J. Haryatmoko, SJ., dosen filsafat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, untuk membahas AWK dalam kelas Kajian Feminisme dan Filsafat (KAFFE) edisi bulan Juli 2022. KAFFE Juli ini bertajuk “Analisis Wacana Kritis untuk Keadilan Gender”. KAFFE Juli dilaksanakan pada Jumat (29/7) lalu secara dalam jaringan (daring). Dalam kelas ini, Retno Daru Dewi G.S.Putri selaku redaksi Jurnal Perempuan berlaku sebagai fasilitator kelas. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
August 2024
Categories |