Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Agatha Ferijani: Calon Pemimpin dengan Jiwa Feminis haruslah Dipilih

17/6/2014

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Terdapat setidaknya dua cara pandang ketika perempuan memilih pemimpin negara, yakni pertama didasarkan pada fanatisme sexim dan kedua pada fanatisme feminis value. Kedua carapandang ini memunculkan perjuangan penegakan kesetaraan gender yang berbeda pula. Demikian pernyataan Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Unika Soegijapranata Agatha Ferijani dalam acara Pendidikan Publik “Perempuan Politisi” yang diadakan Jurnal Perempuan pada Sabtu (14/6) lalu di UKSW Salatiga. 

Lebih lanjut Agatha mengatakan perspektif atau cara pandang feminis antara lain ditandai dengan ciri berupa pengabaian cara pandang patriarki karena selalu menjadi basis penindasan terhadap perempuan, lalu kekuasaan harus terlegitimasikan oleh perempuan dan tidak didasarkan pada kekerasan, dominasi, subordinasi dan diskriminasi, serta berorientasi pada pengambilan keputusan yang non hierarkis artinya tidak ada pihak yang bertindak sebagai satu-satunya penentu keputusan. Sementara fokus perubahan dari perspektif feminis mencakup tiga aspek, yaitu ideologi nilai-nilai, perspektif program/aktivitas dan tingkah laku. Agatha menambahkan pemimpin yang memiliki roh atau jiwa feminis adalah pemimpin yang harus dipilih. 

Menurut Agatha perempuan perlu mencermati visi dan misi para capres dan cawapres dalam pemilu 2014. Terkait visi dan misi Capres dan Cawapres, Agatha mengatakan pasangan Jokowi-JK menawarkan tujuh prioritas untuk kebijakan pemberdayaan perempuan. Sedang untuk pasangan Prabowo-Hatta, dalam visi dan misi yang mereka usung tidak terdapat satu pun poin yang secara eksplisit menyatakan kepeduliannya akan kesetaraan gender. (Anita Dhewy) 

Haryati Putri: Kasus Pelanggaran HAM harus Diselesaikan

17/6/2014

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM hingga hari ini masih menemui banyak kendala. Salah satu kasus yang hingga kini belum terselesaikan adalah tragedi kemanusiaan pelanggaran HAM berat 1965/66. Bahkan korban yang masih hidup sampai saat ini mengalami tekanan dan menerima perlakuan diskriminatif. Direktur LPH YAPHI Haryati Panca Putri dalam acara Pendidikan Publik “Perempuan Politisi” yang digelar Jurnal Perempuan di UKSW Salatiga pada Sabtu (14/6) lalu mengatakan pada tahun 2005 YAPHI mencoba untuk mempertemukan korban/organisasi untuk berjuang bersama di wilayah Jateng.  

Upaya tersebut membawa sejumlah manfaat yaitu terbentuknya paguyuban dan pertemuan diantara para korban. Selain itu korban menjadi berani untuk bersuara/ bertutur dan melakukan kampanye tentang fakta pelanggaran HAM. Untuk itu menurut Haryati Putri langkah yang perlu diupayakan bersama ke depan adalah melakukan apa yang bisa dilakukan, bertutur agar yang lain mendengar dan jangan diam. (Anita Dhewy) 

Ina Hunga: Pendidikan Politik Kritis Dorong Partisipasi Substantif 

17/6/2014

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Perempuan perlu berpolitik karena sebagai warga negara—dengan jumlah lebih dari 50 persen penduduk Indonesia—perempuan masih termarginalkan dalam berbagai aspek dan pemenuhan hak asasi-nya sebagai manusia/warga negara. Untuk itu keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan atas suatu kebijakan adalah hal mutlak. Pernyataan ini disampaikan Arianti Ina Restiani Hunga Ketua Pusat Penelitian dan Studi Gender Universitas Kristen Satya Wacana (PPSG-UKSW) sekaligus Ketua Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) Daerah Jawa Tengah dalam acara Pendidikan Publik Jurnal Perempuan dengan tema “Perempuan Politisi” yang diselenggarakan Sabtu (14/6) di UKSW Salatiga. 

Lebih lanjut Ina Hunga mengatakan budaya patriarki yang mendominasi sistem perpolitikan nasional menjadi penyebab hambatan pemenuhan kuota 30 persen keterwakilan perempuan seperti tercermin dari rekrutmen caleg, penempatan nomor dan kapasitas politik perempuan. Karena itu pendidikan politik kritis bagi caleg perempuan akan menjadikan kehadiran mereka memiliki makna substantif serta mendorong partisipasi aktif dan strategis mereka yang pada akhirnya akan menghasilkan produk kebijakan yang berpihak pada kebutuhan dan kepentingan perempuan serta mendorong  tumbuhnya keadilan dan kesetaraan gender di berbagai aspek kehidupan. (Anita Dhewy) 

    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa