Biodata Penerima Beasiswa THS 2023
Dian Aditya Ning Lestari saat ini tercatat sebagai mahasiswi pascasarjana Universitas Hasanuddin jurusan Gender dan Pembangunan. Dian sangat aktif pada dunia aktivisme pada isu kesehatan mental, Dian juga memiliki Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sendiri yaitu Girl not Abuse. Baginya Aktivisme penting dilakukan untuk menyatukan visi dan misi sebuah gerakan. Selain menggeluti isu gender Dian juga menyukai dunia ilustrasi, kepemimpinan, dan menari.
- Asri Pratiwi Wulandari saat ini sedang menempuh Pendidikan Pascasarjana prodi Kajian Gender, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia. Ulan merupakan seorang penerjemah lepas bahasa Jepang ke Indonesia dan sebaliknya. Ulan memiliki proyek pribadi untuk menerjemahkan karya perempuan yang dilupakan. Ia pernah menjadi None Buku Jakarta Utara tahun 2012 dan anggota Youth Advisory Panel untuk Yayasan Plan Internasional Indonesia.
Lisa Aulia menyukai feminisme karena berangkat dari masalah lingkungan yang terjadi di desanya – kesulitan air bersih. Saat ini Lisa Aulia sedang menempuh studi Magister di Universitas Brawijaya jurusan Kajian Perempuan dengan rencana tesis Universalitas Patriarki di Rumah Tangga: Bentuk kekerasan terhadap Perempuan. Minimnya kesadaran atas pemberdayaan perempuan di desanya membuat Lisa ingin kembali ke Jambi setelah lulus dari Universitas Brawijaya dan akan membuat ruang belajar di rumahnya. Lisa memiliki keahlian utama yaitu podcaster, penerjemah, dan penulis.
Fadilla Dwianti Putri saat ini sedang menempuh Pendidikan Pascasarjana prodi Kajian Gender, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia. Fadilla pernah bekerja di Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB) dan Unicef untuk isu child protection program. Menurutnya masalah pernikahan anak adalah masalah yang sangat krusial karena akan secara langsung berdampak pada; putus sekolah, kehamilan dini, komplikasi kehamilan, mempengaruhi indeks pembangunan, dan penurunan PDB. Keahlian yang dimiliki Fadilla diantaranya manajemen program, strategi advokasi, penelitian kualitatif, dan child protection.
Maria Noviyanti Meti adalah mahasiswi pascasarjana Jurusan Hukum, Universitas Atmajaya Jogjakarta. Novi merupakan relawan di Truk-F Human trafficking Divisi Perempuan dan Anak. Saat ini Truk-F mengadvokasi untuk perjuangan pelecahan dan kekerasan. Novi yang merupakan lulusan program studi filsafat Universitas Ledalero mengakui bahwa critical thinking dalam sumbangan filsafat berguna untuk dunia aktivisme khususnya pada isu gender yang ia geluti saat ini.
Merlinda Santina Ximenes saat ini tercatat sebagai mahasiswi semester 6 Jurusan Komunikasi, Universitas Nusa Cendana. Merlinda terlibat dalam organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kupang (PKBI Kupang). Saat ini Merlinda menjabat sebagai Ketua Remaja PKBI Kupang. Menurutnya tantangan terbesar bagi masyarakat Kupang adalah sulitnya melakukan pemenuhan HKSR Remaja karena dihadang oleh anggapan tabu. Program pojok membaca saat sekolah dasar menjadikan Merlinda sebagai pribadi yang gemar membaca hingga saat ini.
Dian Agustini berasal dari NTB. Saat ini tercatat sebagai Mahasiswi semester 6 Jurusan Filsafat di Universitas Gajah Mada. Bagi Dian aktivisme penting dilakukan untuk membangun kepedulian kepada kaum marginal. Selama ini aktivisme yang digelutinya adalah aktivisme melalui jurnalisme. Kali pertama mengenal feminisme dari karya-karya Virginia Woolfs. Sejak saat itu cara berpikirnya bertransformasi untuk mendalami pemikiran filsafat islam secara holistik bukan sekadar doktrin-doktrin masa kecil.
Dwi Rizky adalah mahasiswi S1 Jurusan Filsafat Universitas Gajah Mada. Dwi aktif dalam organisasi perempuan di dalam maupun di luar kampus; Komunitas kesetaraan gender srikandi UGM, hopehelps UGM, dan komite IWD 2023. Bagi Dwi Aktivisme penting dilakukan untuk menghancurkan patriarki dan mendorong percepatan sebuah gerakan. Perjuangan yang digeluti Dwi adalah isu penanganan kekerasan seksual dan gerakan adil iklim. Suatu saat nanti Dwi juga berharap dapat memiliki bisnis yang berkelanjutan.
Kezia Krisan merupakan mahasiswi semester 6 jurusan filsafat Universitas Indonesia. Berbagai organisasi yang diikuti Kezia adalah Komunitas Mahasiswa Filsafat UI (Komafil UI), A Being is Asking (ABA), dan Amnesty Internasional. Ia sangat dekat dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM). Aktivisme yang ia lakukan banyak bergelut pada konten penulisan dan sosial media. Menurutnya aktivisme melalui sosial media dapat menjangkau banyak orang untuk peduli pada isu-isu kemanusiaan dan feminisme.
Hany Fatihah ahmad merupakan mahasiswi S1 jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hany adalah pendiri Forum Ngaji Gender dengan bahasan isu gender dan kaitannya pada pembahasan islam. Ketertarikannya pada isu feminisme diawali dari kegelisahannya pada ketidakadilan perlakuan pada penghargaan atas perempuan dan laki-laki dengan keterampilan yang sama. Hany mengira Feminisme hanyalah isme, namun juga ternyata adalah cara berpikir yang inklusif dan meruntuhkan hierarki yang ada diantara manusia. Keahlian utamanya adalah penulis kreatif dan penulis berita.