Mungkin hampir semua anak muda yang menggunakan internet saat ini pernah mendengar istilah feminisme. Namun, tidak semuanya sungguh-sungguh memahami apa itu feminisme. Lebih sedikit lagi yang memahami bagaimana feminisme bekerja dalam upaya meraih keadilan. Pada Hari Perempuan Internasional beberapa waktu lalu, Retno Daru Dewi G. S. P., selaku redaksi Jurnal Perempuan, berbagi pengetahuan tentang bagaimana mahasiswa dapat memberdayakan perempuan dan kelompok rentan melalui tulisan akademis berperspektif feminis dalam kegiatan For Peace Class yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Mahasiswa dan Keperempuanan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Acara ini diselenggarakan secara baruan pada Jumat (17/3/2023) lalu melalui Zoom Meeting. Mencintai diri sendiri, kenyamanan dan kedamaian dalam diri, merupakan sebuah tema yang dieksplorasi oleh Narasi dalam kegiatan Indonesia Butuh Anak Muda (IBAM) seri terbaru pada Sabtu, (18/3/2023). Masih dalam peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day 2023 yang jatuh pada 8 Maret setiap tahunnya, seri indonesia Butuh Anak Muda terbaru ini didesikan sebagai seri perempuan dengan tajuk “Terima Kasih Diri.” Tidak bisa dipungkiri, Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) masih mengintai perempuan di ruang digital. Menurut UN Women, KBGO adalah berbagai macam kekerasan yang dilakukan menggunakan teknologi. Tindakan seperti menyebarkan foto sensitif seseorang, melontarkan komentar merendahkan, hingga terus menerus menelepon atau mengirimkan pesan berintensi seksual menjadi beberapa bentuk KBGO. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI) 2023 sekaligus menanamkan kesadaran akan bahaya KBGO, Isentia Jakarta mengadakan webinar dengan tema “Kekerasan Berbasis Gender Online” pada Jumat (10/3/2023) lalu. Partisipasi politik merupakan sebuah fondasi penting dalam tatanan negara demokrasi. Partisipasi ini mensyaratkan keterlibatan berbagai kelompok dalam pengambilan hingga penilaian sebuah keputusan yang berdampak pada kehidupannya. Tanpa partisipasi bermakna dari berbagai kelompok, demokrasi hanya menjadi ajang pemilihan kandidat semata. Sayangnya, kondisi demikian bertahan akibat hambatan-hambatan serta cara pandangan usang yang membuat kelompok-kelompok seperti kaum muda dan perempuan sulit untuk berperan aktif dalam politik, terutama politik formal. Merefleksikan isu di atas, Jurnal Perempuan dan Plan Indonesia bersama dengan Australia Volunteers Progam mempercakapkannya bersama pada sebuah forum diskusi dengan tajuk “Dialog Antar Generasi: Partisipasi Kaum Muda dan Perempuan dalam Politik #EmbraceEquity” pada Rabu, (15/3/2023). Kegiatan yang terselenggara di Auditorium Gedung 1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia (UI) tersebut merupakan kegiatan puncak dari rangkaian kerja sama yang telah dilaksanakan Jurnal Perempuan dan Plan Indonesia, sekaligus peluncuran riset Plan Internasional yang berjudul “State of The World’s Girls 2022”. KAFFE Maret 2023: Kekerasan Berbasis Gender (KBG) Penyebab Kerentanan Kesehatan Mental Perempuan16/3/2023
Peringatan IWD atau International Women’s Day diperingati setiap tanggal 8 Maret. Setiap tahunnya, banyak selebrasi dan ragam cara untuk memperingatinya. Yang paling sederhana adalah melalui tulisan, kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, gerakan women support women, dan banyak lainnya. Namun, kita tidak bisa menyangsikan fakta persoalan kesehatan mental masih menjadi persoalan yang serius, terlebih lagi salah satu penyebabnya adalah ketidakadilan gender. Oleh karena hal tersebut, Kajian Feminisme dan Filsafat (KAFFE) Maret 2023 yang diinisiasi oleh Jurnal Perempuan berbicara tentang “Keadilan Gender dan Kesehatan Mental” pada Jumat (10/3/2023). Kegiatan yang rutin diselenggarakan secara daring ini menghadirkan Sali Rahadi Asih, Ketua Toward Healthy Mind, Body and Sexuality Lab (THuMBS) dan dosen Fakultas Psikologi UI sebagai pemapar tunggal. Kelas dimoderatori oleh Retno Daru Dewi Gayatri Sriwibowo Putri. Secara global, warga dunia merayakan Hari Perempuan Internasional (HPI) setiap tahun pada tanggal 8 Maret. Selebrasi yang diprakarsai oleh protes para perempuan pekerja di Amerika Serikat tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1908. Di tahun 2023, HPI mengangkat tema #EmbraceEquity atau #RangkulKesetaraan. Dalam merayakan perjuangan perempuan dalam memperoleh kesetaraan dan haknya, berbagai organisasi dan institusi merayakan HPI 2023 dengan berbagai macam acara. Kedutaan Republik Afrika Selatan untuk Indonesia turut meramaikan selebrasi tersebut dengan mengadakan seminar bertajuk “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality” pada Selasa (07/3/2023) lalu. Diadakan di Jasmine Room, Ayana Midplaza Jakarta Hotel, acara ini diramaikan oleh lima pembicara yang memaparkan opini mereka mengenai teknologi dan kesetaraan gender. Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret lalu diperingati dengan berbagai cara. Mulai dari melakukan aksi di muka publik sampai melakukan kampanye udara. Salah satu cara paling umum adalah dengan berbagi pengetahuan lewat diskusi. Hal inilah yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (BEM Polindra) pada Rabu (8/3/2023) lalu secara dalam jaringan (daring). Diskusi yang dilaksanakan mengangkat judul “Melihat Langkah Birokrasi Kampus dalam Menangani Kekerasan dalam Kampus”. Sebagai narasumber, hadir Retno Daru Dewi G.S. Putri (redaksi Jurnal Perempuan) sebagai narasumber tunggal. Diskusi juga dipandu oleh Ana Yuliana dari BEM Polindra. Pada kesempatan ini, Daru menyampaikan materi mengenai kekerasan seksual (KS) di kampus dan regulasinya. Aborsi merupakan suatu tindakan dari seorang perempuan atas kehendak dirinya dalam menggugurkan kandungannya. Tindakan aborsi sendiri mengundang pro dan kontra di dalam masyarakat. Bagi kelompok pro aborsi atau yang biasa dikenal sebagai pro-choice, aborsi merupakan suatu hak yang perempuan atas tubuhnya. Sedangkan, di sisi lain Kelompok kontra aborsi atau kelompok pro-life menganggap aborsi adalah tindak kriminal dan amoral. Untuk membahas permasalahan aborsi, Forum Let’s Talk About Sex n Sexualities (LETSS Talk) mengadakan bincang-bincang seri ke-55 dengan tajuk “Ke Arah Aborsi Sebagai Hak” pada Minggu (2/26/2023) lalu. Pendiskusian mengenai keterwakilan dan partisipasi perempuan di ruang publik bukanlah hal yang baru. Alih-alih, topik ini senantiasa hadir karena rendahnya keterlibatan perempuan di ruang publik merupakan persoalan yang tidak lekang oleh zaman. Pembahasan serupalah yang coba diangkat oleh Yayasan Jurnal Perempuan melalui forum diskusi yang mempertemukan antarkawan Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) pada Minggu, (26/2). |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
August 2024
Categories |