Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Menjadikan HPI 2023 sebagai Momen Perlawanan terhadap KBGO

20/3/2023

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Tidak bisa dipungkiri, Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) masih mengintai perempuan di ruang digital. Menurut UN Women, KBGO adalah berbagai macam kekerasan yang dilakukan menggunakan teknologi. Tindakan seperti menyebarkan foto sensitif seseorang, melontarkan komentar merendahkan, hingga terus menerus menelepon atau mengirimkan pesan berintensi seksual menjadi beberapa bentuk KBGO. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI) 2023 sekaligus menanamkan kesadaran akan bahaya KBGO, Isentia Jakarta mengadakan webinar dengan tema “Kekerasan Berbasis Gender Online” pada Jumat (10/3/2023) lalu.

     Retno Daru Dewi G.S. Putri selaku staf Redaksi Jurnal Perempuan menjadi narasumber tunggal dalam kegiatan ini. Dalam pembukanya, Daru menyampaikan KBGO cenderung lebih banyak terjadi pada perempuan, sebab masyarakat patriarki yang gemar menargetkan perempuan sebagai objek. Perempuan juga dilihat sebagai kelompok subordinat atau kelompok yang lebih lemah. Hal ini tercermin dari Catatan Tahunan (CATAHU) tahun 2022 dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), yang mendokumentasikan 388. 496 kasus kekerasan berbasis gender (KGB) terhadap perempuan. Angka yang sangat besar itu belum termasuk kasus yang tidak dilaporkan oleh korban atau saksi.
 
     Selanjutnya, Daru menjelaskan apa itu cyberflashing sebagai salah satu bentuk KBGO yang marak terjadi. Cyberflashing mencakup cyberstalking (penguntitan secara digital), doxing (penyebarluasan identitas personal di internet), mengambil foto tanpa izin, pencurian identitas, ungkapan kebencian terhadap suatu gender, online grooming (mendekati anak di bawah umur dengan tendensi seksual melalui internet), dan lainnya. Tipe kejahatan seperti ini, sayangnya, kerap dianggap tidak serius karena tidak terjadi secara langsung atau fisik.
 
     Salah satu kesalahpahaman awam atas KBGO mencakup anggapan bahwa korban KBGO justru mendapat pujian atas kecantikannya. Fenomena akun kampus cantik menjadi contohnya. Akun kampus cantik kerap memuat foto perempuan yang dinilai ‘cantik’ tanpa persetujuan dari korban, mengunggahnya di akun tersebut secara publik, dan memberikan identitas personal korban. Tidak jarang, korban mendapat serangan seksual setelahnya, seperti mendapat pesan bernada seksual, identitas dan fotonya dicuri dan diseksualisasi, hingga menjadi korban cyberstalking selama berbulan-bulan.
 
     KBGO menimbulkan dampak buruk bagi korbannya. Secara sosial dan psikologis, korban akan selalu disalahkan. Jejak digitalnya pun akan sulit hilang. Akibatnya, korban akan selalu dieratkan dengan seksualisasi dan objektivikasi terhadap dirinya. Secara ekonomi, banyak sekali perempuan korban KBGO yang mata pencariannya terputus atau dipecat karena dinilai sebagai perempuan tidak baik.
 
     KBGO juga menjadi alat pembungkaman. Modusnya, melalui ancaman, seperti foto pribadi korban akan disebarluaskan di media sosial. Salah satu dampak yang ekstrem mengarah pada femisida, Daru menekankan. Unggahan media sosial seorang perempuan bisa menjadi pemicu percobaan pembunuhan terhadap korban. Beberapa kasus juga menunjukkan perempuan korban KBGO terdorong untuk bunuh diri karena stres dan tekanan sosial yang tak kunjung usai.
 
     Dengan kompleksnya kasus KBGO terhadap perempuan, bagaimana cara kita melaporkan kejahatan tersebut? Daru menyampaikan, langkah awal yang harus dilakukan adalah mendokumentasikan bukti digital KBGO. Bisa dengan menyimpan melalui tangkapan layar (screenshot). Selanjutnya, Daru menyarankan melaporkan kejadian ke sekolah, kantor, atau kepolisian. Terakhir, korban dapat memblokir pelaku KBGO dari seluruh kanal media sosialnya. Korban dapat meminta pendampingan dari keluarga, pasangan, teman, insitusti, maupun beberapa Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk mengawal kasusnya.
 
     Tentunya, kondisi keamanan digital di Indonesia kini belum mampu memberikan perlindungan maksimal bagi perempuan. Untuk meningkatkan keamanan diri, Daru menyarankan audiens untuk menciptakan kata sandi media sosial yang kuat, memisahkan penggunaan aplikasi personal dan publik, mewaspadai spam yang masuk, menyaring informasi yang dibagikan di ruang digital, dan mendetoks penyimpanan data digital atau cloud secara berkala.
 
     Dalam diskusi kali ini, banyak pertanyaan yang diajukan untuk Daru. Terdapat salah satu pertanyaan yang menarik, yaitu mempertanyakan bagaimana bila pelaku KBGO adalah anak di bawah umur? Daru menjawab, “Harus tetap dihukum dan bisa dilakukan rehabilitasi terhadap pelaku.” Hal ini diperlukan untuk mengoreksi tindakan anak tersebut. Selain itu, netizen dapat membantu dan melindungi korban dengan cara mengirimkan pesan dukungan untuk korban. Cara lainnya adalah dengan melaporkan konten atau komentar yang menyerang perempuan. Status anak di bawah umur tidak seharusnya membebaskan pelaku dari penindakan yang berperspektif korban.
 
     Di akhir sesi, Daru menyampaikan bahwa kita, sebagai orang-orang yang teredukasi, harus menjadi ruang aman bagi perempuan, baik di ruang nyata maupun ruang maya. Bila kita tidak membentuk perlindungan akar rumput, kekerasan akan terus menerus menjadi kultur normal di masyarakat. HPI dapat menjadi momen perempuan, kelompok LGBTQ+, kelompok marjinal, dan para sekutu untuk mengarusutamakan keadilan gender pada masyarakat Indonesia. (Nada Salsabila)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025