Februari adalah bulan yang dikenal dengan hari kasih sayangnya. Akibatnya, relasi cinta romantis dirayakan oleh banyak orang. Akan tetapi, apakah relasi tersebut dapat menjadi hubungan yang setara? Bagaimana dengan relasi yang timpang karena didominasi oleh salah-satu pelakunya saja? Merespons fenomena tersebut, Jurnal Perempuan menggelar kelas Kajian Feminisme dan Filsafat (KAFFE) dengan tema ‘Feminisme dan Cinta’ pada hari Kamis (17/02/2022) lalu. Dipandu oleh Abby Gina Boang Manalu (Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan), pembicara KAFFE pada kali ini adalah Saraswati Putri (Dosen Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia). Minggu (13/02/2022), Reducates mengadakan seri podcast Dialog Inspiratif yang ke-63 dengan tema “Kajian Feminisme dan Filsafat”. Topik yang diangkat sangat penting untuk menekankan pentingnya pemikiran feminisme yang disandingkan dengan teori filsafat serta disiplin ilmu lainnya. Materi diskusi disampaikan oleh Gadis Arivia Effendi (Founder Jurnal Perempuan, Adjunct Professor Montgomery College Maryland). Acara daring tersebut dibawakan oleh Etin Anwar (Founder Reducates, dosen Hobart and William Smith Colleges) dan dimoderatori oleh Yuyun Sri Wahyuni (Kandidat PhD SUNY at Buffalo). Pekerja migran kerap kali berada dalam posisi yang rentan. Bukan saja karena mereka harus bekerja ke luar negeri, tapi banyak sekali instrumen perlindungan yang tidak tersedia—baik di negara asal maupun negara penerima tenaga kerja. Hal ini juga berdampak pada perlindungan perempuan, karena di Indonesia, tenaga kerja perempuan menempati angka yang sangat banyak. Membahas advokasi dan upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja Indonesia, Migrant CARE menyelenggarakan webinar berjudul “Memperbincangkan Agenda Advokasi Regional dan Internasional untuk Perlindungan Pekerja Migran Indonesia”. Webinar ini dilaksanakan pada Jumat (11/2/2022) dan disiarkan melalui platform Zoom. Keadilan merupakan salah satu topik yang sering sekali dibahas dalam diskursus lintas disiplin. Konsep keadilan arus utama kerap dijadikan basis intelektual untuk menetapkan berbagai regulasi. Sayangnya, dari banyaknya teori keadilan, hanya segelintir konsep keadilan arus utama yang dijadikan basis regulasi-regulasi yang ada. Selain itu, beberapa keadilan arus utama tersebut tidak sensitif gender. Membahas hal ini, pada Sabtu (5/2/2022) telah dilaksanakan bincang-bincang Loka Series yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Lokahita. Pada kesempatan tersebut, Abby Gina Boang Manalu selaku Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan hadir sebagai pembicara dipandu Meike sebagai host. Bincang-bincang berjudul ‘Kekerasan Seksual dan Keadilan Sosial Feminis’ tersebut diselenggarakan pada platform Live Instagram. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
January 2025
Categories |