Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

SJP Talks Februari 2023: Pentingnya Media Memiliki Perspektif Gender

1/3/2023

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Pendiskusian mengenai keterwakilan dan partisipasi perempuan di ruang publik bukanlah hal yang baru. Alih-alih, topik ini senantiasa hadir karena rendahnya keterlibatan perempuan di ruang publik merupakan persoalan yang tidak lekang oleh zaman. Pembahasan serupalah yang coba diangkat oleh Yayasan Jurnal Perempuan melalui forum diskusi yang mempertemukan antarkawan Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) pada Minggu, (26/2).

     Forum diskusi dengan tajuk “Gathering SJP Talks” ini telah kali ketiga terselenggara sebagai upaya mempercakapkan isu-isu terkini yang beririsan dengan perempuan bersama kawan-kawan SJP sebagai pelanggan Jurnal Perempuan. Secara khusus, SJP Talks ketiga ini membahas mengenai hubungan kompleks dan problematis antara media dengan perempuan. Dengan tajuk “Partisipasi Perempuan di Media”, forum ini menghadirkan Sonya Hellen Sinombor, Jurnalis Senior di Kompas sekaligus SJP yang bergabung sejak 2012.
 
     Forum diskusi yang dibersamai oleh Iqraa Runi Aprilia selaku Manager Subscription Jurnal Perempuan tersebut memiliki dua fokus pembahasan: 1) pemberitaan mengenai perempuan; dan 2) representasi perempuan pada media. Sonya mengawali pembahasan dengan menyorot citra yang dihadirkan oleh media mengenai perempuan. Ia menyebutkan bagaimana pemberitaan mengenai perempuan di media hanya akan tayang apabila perempuan hadir dalam konteks ‘negatif’.
 
     “Perempuan tampil lebih dominan ketika pemberitaan itu menyoroti isu yang sensasional, berhubungan dengan penampilan, busana, atau kriminalitas. Karena itu, perempuan didorong menjadi objek (pada-red) pemberitaan di media,” tegas jurnalis Kompas yang kerap mengkampanyekan ‘Stop Kekerasan!’ pada media sosialnya tersebut.
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Sonya memberi contoh dengan kasus yang sedang ramai diperbincangkan satu pekan terakhir ini. Kasus penganiayaan terhadap D yang melibatkan Mario Dandy sebagai pelaku penganiayaan dan seorang anak perempuan di bawah umur yang dicurigai oleh warganet sebagai katalis kasus tersebut. Terlepas dari berbagai cacian terhadap pelaku, berbagai media menggunakan anak perempuan tersebut sebagai bulan-bulanan, bahkan menyandingkannya dengan Putri Chandrawati, tersangka pada kasus pembunuhan lain, dan melabeli keduanya sebagai perusak reputasi institusi negara. Sonya menyampaikan dari dua kasus ini terlihat bagaimana media membungkus perempuan sebagai kambing hitam dan kriminal.
 
     Bagi Sonya, persoalan pemberitaan bernada negatif menihilkan peran dan kiprah perempuan yang sebetulnya besar dalam berbagai bidang. Ikut membagikan pandangannya, Sunarto, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, menyoroti keadaan demikian dengan intensi media yang selalu pada keuntungan material. Maka, untuk membuat pemberitaan yang mendulang clickbait, media harus mengemasnya semenarik mungkin, bahkan apabila hal tersebut kerap bertabrakan dengan etika jurnalistik.
 
     Kemudian beralih pada poin pembahasan kedua, Sonya menyebutkan bagaimana pada taraf keprofesian, mengutip hasil penelitian Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), jumlah perempuan dalam ruang redaksi (newsroom) masih rendah. Hal tersebut lebih mencolok pada tataran redaktur dan dewan redaksi sebagai pusaran pengambilan keputusan.
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Sonya menegaskan bahwa ketiadaan perempuan dalam posisi atas pada media merupakan kelindan dengan beban ganda yang dipanggul perempuan. Ia mengatakan, “Karena itu, perempuan sulit untuk punya kesempatan turut serta dalam liputan hebat dan ikut berbagai pelatihan.”
 
     Selaras dengan hal tersebut, Laksmi Rachmaria, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, turut menyampaikan bahwa dunia jurnalistik merupakan dunia yang identik dengan laki-laki dan sangat male-gaze. Menanggapi pandangan Laksmi, Sonya menyebut bahwa representasi perempuan berprofesi jurnalis berkontribusi pada peran besar pemberitaan. Ia menyampaikan bahwa pengalaman perempuan dapat memberikan pendekatan yang lain untuk pemberitaan.
 
     Kendati demikian, Sonya mengingatkan kita dengan menggarisbawahi bahwa banyaknya perempuan di ruang redaksi tidak serta merta berbanding lurus dengan pemberitaan yang berperspektif gender. Baginya, kunci untuk tidak menghasilkan pemberitaan yang diskriminatif adalah pelatihan-pelatihan berulang mengenai ragam perspektif dari kelompok yang terpinggirkan, yang mana juga adalah perspektif gender. SJP Talks ditutup dengan sesi ramah-tamah dengan awak redaksi Jurnal Perempuan dan SJP yang hadir. Salah satu wacana yang muncul pada akhir acara adalah untuk menyelenggarakan lokakarya jurnalistik berperspektif gender bagi jurnalis perempuan. (Ayom Mratita Purbandani)
 

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa