Diskusi Publik Kampanye Dukungan Pengesahan RUU PPRT: Menyoroti 20 Tahun Perjuangan yang Terabaikan23/7/2024
![]() Pada Jumat (19/7/2024), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Jakarta bersama Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT) yang diwakilkan oleh Anggi Ria Santi dan pegiat isu perempuan Rizki Mareta, menyelenggarakan diskusi publik dengan topik "Mengapa 20 tahun Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Diabaikan oleh DPR?" Acara ini berlangsung secara online di Zoom Meeting dan dihadiri oleh berbagai pegiat isu sosial dan pekerja rumah tangga yang memperjuangkan pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). Perkawinan Anak Beda Usia: Bahaya Perkawinan Anak, Tinjauan pada PERMA, UU, dan Regulasi Terkait22/7/2024
![]() Isu perkawinan anak seakan teredam oleh berbagai persoalan politik nasional pasca-Pemilu. Padahal sampai hari ini peristiwa perkawinan anak masih lazim terjadi dan dibenarkan oleh sebagian masyarakat, yang menandakan bentuk kekerasan ini belum sepenuhnya berhasil diintervensi. Bulan Juli sebagai peringatan Hari Anak Nasional sudah seharusnya menjadi titik berangkat kembali dalam pengawalan isu perkawinan anak agar tidak padam diperjuangkan. Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) bersama dengan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) didukung oleh Kedutaan Besar Jerman di Jakarta membuka diskusi publik bertajuk “Bahaya Perkawinan Anak Beda Usia dan Perkawinan Anak Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2022” pada platform Zoom, pada Rabu (17/7/2024) lalu. ![]() Universitas PTIQ Jakarta menggandeng lima kampus lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan Launch and Discussion di Grand Sahid Hotel, Jakarta pada Jumat (12/7) lalu. Kegiatan yang dilaksanakan pada Prambanan Room lantai 2 tersebut mengangkat “Dinamika Perdamaian Berkelanjutan di Indonesia” sebagai tajuk untuk menguak keterikatan hidup perempuan pada implikasi sosial pascakonflik. Ketika berbicara mengenai konflik, budaya yang patriarki masih melekatkan perempuan dengan rangkaian diskriminasinya sehingga peran mereka seringkali terpinggirkan pada konteks ini. Nasaruddin Umar (Rektor Universitas PTIQ Jakarta) melalui pidatonya telah menyinggung bahwa diskriminasi tersebut semakin diperparah dengan adanya hasil tafsir agama yang misoginis sehingga menyebabkan perempuan menjadi korban. Sebelum Palestina Bebas, Tidak Ada Perempuan yang Benar-benar Bebas: Sebuah Refleksi dari KCIF 20248/7/2024
![]() LETSS Talk bekerjasama dengan Konde.co melakukan Special Plenary Session: A Consortium for Plural and Inclusive Indonesian Feminism pada the 2nd Annual Kartini Conference on Indonesian Feminism (KCIF 2024) lalu. Sesi ini berlangsung pada Jumat, (28/6/2024). Tema dari konsorsium ini adalah "The Occupied Palestine and Feminist Movements" yang mengundang Loren Lybarger Ph.D. (Ohio University), Nada Tayem (University of Pennsylvania), Dina M. Siddiqi, Ph.D. (New York University), dan Intan Paramadhita, Ph.D. (Sekolah Pemikiran Perempuan). Sesi ini dimoderatori oleh Riri Khariroh, M.A. (Nihadul Qulub Indonesia Foundation). ![]() Pada hari Kamis (4/7/2024), telah diadakan Konsultasi Publik Komnas Perempuan bertajuk “Laporan Pendokumentasian Situasi Perempuan Terpidana Mati di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan” sebagai bagian dari Rangkaian Pekan Anti Penyiksaan 2024 yang memperingati 25 tahun Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia. Komnas Perempuan menyoroti realita di mana kasus perempuan terpidana mati (PTM) kerap tidak mendapatkan peradilan yang adil. Konsultasi publik ini lantas dimaksudkan untuk memaparkan kepada publik laporan hasil pemantauan situasi dan kondisi PTM oleh Komnas Perempuan sekaligus mendengarkan tanggapan terhadapnya. KCIF 2024: Upaya Peningkatan Sinergi Aktivisme Global Dimulai dengan Diskusi Multiperspektif2/7/2024
![]() Pada Senin (24/6/2024), 2nd Annual Kartini Conference on Indonesian Feminisms (KCIF 2024) resmi dibuka. Menyusul sukses besar dari penyelenggaraan pertamanya pada tahun 2023, kegiatan ini kembali dilaksanakan. KCIF 2024 diadakan secara online dan terbuka untuk umum pada 24-30 Juni 2024 lalu. KCIF 2024 dilaksanakan oleh A Consortium for Plural and Inclusive Indonesian Feminisms yang terdiri dari dua lembaga, yaitu Let’s Talk about SEX n SEXUALITIES (LETSS Talk) dan Konde.co. Konferensi tahunan ini menjadi ruang penting untuk bertukar pikiran mengenai berbagai isu feminisme di Indonesia. Melalui KCIF, para peserta dapat berbagi hasil riset, pengalaman advokasi, dan refleksi personal dalam suasana yang inklusif dan kolaboratif. Bedah Buku "Transformasi Feminisme Indonesia": Kolaborasi Keragaman Pengalaman dan Perspektif1/7/2024
![]() Pada Rabu (26/6/2024) telah diselenggarakan diskusi buku “Transformasi Feminisme Indonesia: Pluralitas, Inklusivitas, dan Interseksionalitas” dalam rangka perayaan Annual Kartini Conference on Indonesian Feminisms (KCIF) yang kedua. Acara ini bertemakan “Menguatkan Sinergi Kajian dan Aktivisme Indonesia di Tengah Politik Oligarki Nasional dan Fasisme Global” dan dimoderatori oleh Valentina Utari. Mengundang enam narasumber, yakni Dr. Lestari Nurhajati (Ketua Pusat Kajian Literasi Kesehatan dan Gender London School of Public Relation — LSPR), Dra. Agustina P. Murniati, M.A. (Padepokan Perempuan GAIA), Wahyu Susilo (Direktur Migrant CARE), Abby Gina Boang Manalu (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan), dan Dewi Candraningrum (Editor Buku Ekofeminisme). Buku tersebut mencakup berbagai macam persoalan, mulai dari praktik sunat perempuan hingga upaya penyelamatan lingkungan. ![]() Pada Senin (24/6/2024), Kalyanamitra meluncurkan riset Kekerasan Berbasis Gender dalam Pemilu 2024 di Indonesia. Riset ini merangkum pantauan dari berbagai daerah di Indonesia yang mendokumentasikan bentuk-bentuk kekerasan politik maupun kekerasan berbasis gender (KBG) terhadap perempuan selama pemilihan umum (Pemilu). Untuk mendiseminasikan risetnya, Kalyanamitra mengundang Mike Verawati (Koalisi Perempuan Indonesia), Pramono Ubaid Tanthowi (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia – Komnas HAM), Andi Yentriyani (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan – Komnas Perempuan), dan Ratna Susianawati (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak – KPPPA) sebagai penanggap temuan riset. ![]() Tahun 2024 menandakan sudah tiga tahun berlalu sejak Toeti Heraty, seorang filsuf, feminis, penyair, dan seniman Indonesia terkemuka, berpulang menuju keabadian. Salah satu pendiri dan pendukung pertama Jurnal Perempuan ini meninggalkan banyak legasi, salah satunya adalah karya bertajuk Aku dalam Budaya yang mengungkap pemikirannya akan subjektivitas manusia dalam membentuk dan mentransformasikan budaya. Untuk memperingati kepergiannya, diselenggarakan Pameran Arsip Toeti Heraty bertajuk “Aku dalam Budaya” di Cemara 6 Galeri, Jakarta Pusat, pada 14 Juni hingga 14 Juli 2024. ![]() Keterlibatan perempuan dalam kegiatan kebangsaan masih minim. Upaya pengarusutamaan gender sering kali diwarnai partisipasi perempuan yang bersifat tokenistik dan penuh dengan kekerasan. Dalam rangka mendorong kesadaran dan diskusi mengenai isu ini, Jurnal Perempuan menyelenggarakan kelas Feminisme dan Filsafat (KAFFE) Juni 2024 bertajuk “Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Negara” yang diadakan pada Selasa (11/6/2024) melalui Zoom Meeting. KAFFE ini mengundang Rocky Gerung, seorang akademisi filsafat, sebagai pembicara yang dapat memberikan perspektif kritis dan mendalam mengenai peran negara dalam kekerasan terhadap perempuan. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
June 2024
Categories |