Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Bedah Buku "Transformasi Feminisme Indonesia": Kolaborasi Keragaman Pengalaman dan Perspektif

1/7/2024

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Pada Rabu (26/6/2024) telah diselenggarakan diskusi buku “Transformasi Feminisme Indonesia: Pluralitas, Inklusivitas, dan Interseksionalitas” dalam rangka perayaan Annual Kartini Conference on Indonesian Feminisms (KCIF) yang kedua. Acara ini bertemakan “Menguatkan Sinergi Kajian dan Aktivisme Indonesia di Tengah Politik Oligarki Nasional dan Fasisme Global” dan dimoderatori oleh Valentina Utari. Mengundang enam narasumber, yakni Dr. Lestari Nurhajati (Ketua Pusat Kajian Literasi Kesehatan dan Gender London School of Public Relation — LSPR), Dra. Agustina P. Murniati, M.A. (Padepokan Perempuan GAIA), Wahyu Susilo (Direktur Migrant CARE), Abby Gina Boang Manalu (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan), dan Dewi Candraningrum (Editor Buku Ekofeminisme). Buku tersebut mencakup berbagai macam persoalan, mulai dari praktik sunat perempuan hingga upaya penyelamatan lingkungan.

     Tulisan dalam buku “Transformasi Feminisme Indonesia” disusun tidak hanya oleh para akademisi, tapi juga para praktisi dan pejuang advokasi komunitas. Diskusi dibuka oleh Lestari Nurhajati yang menyebutkan bahwa buku-buku feminisme berfungsi untuk memperkenalkan perspektif berbeda yang tidak ditawarkan oleh buku-buku arus utama. Buku feminisme dapat memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau kurang terwakili dalam masyarakat. Dengan cara ini, buku feminisme dapat membantu melawan stereotip dan diskriminasi serta mendorong inklusi sosial dan kemanusiaan yang lebih luas. Hal ini mengispirasi pembaca untuk terlibat aktif dalam membentuk perubahan yang positif dan inklusif.

     Buku ini diharapkan dapat menguatkan upaya pendokumentasian feminisme Indonesia sekaligus juga menjadi bagian dari kontribusi dan produksi pengetahuan feminis di Indonesia yang bisa mendorong kajian dan teorisasi lebih intensif, yang kemudian berdampak bukan hanya pada produksi tapi pembaharuan pengetahuan feminisme Indonesia.

     “Kolaborasi seperti ini penting menjadi salah satu model atau tawaran kerja-kerja feminisme di Indonesia, atau yang saya sebut sebagai theorizing practices, dan practicing theories. Jadi kita bisa menteorikan praktik-praktik di lapangan, namun kita juga bisa mempraktikkan teori-teori, mensintesiskan atau mengantitesiskan teori-teori yang ada sesuai dengan konteks lokal, sejarah, budaya, dan politik yang selalu berkembang dan dinamis,” ucap Diah Irawaty selaku pembicara kedua.

     Dalam Transformasi Feminisme, terkandung tiga elemen: pluralitas, inklusivitas, dan interseksionalitas. Pluralitas, artinya feminisme itu bukan sekadar soal perempuan. Dalam sejarahnya, feminisme berkembang melalui gerakan hak asasi manusia yang kemudian menentang opresi, penindasan, ketidakadilan, dan diskriminasi. Artinya feminisme bukan hanya isu perempuan, tetapi juga isu minoritas dan kelompok marginal.

     Agustina mengemukakan gagasan bahwa transformasi feminisme bisa tercapai dengan memproses kesadaran personal menjadi kesadaran kolektif. ‘The personal is political,’ kesadaran personal berproses menjadi kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif kemudian  menjadi motor gerakan perubahan sosial, politik, dan budaya. Pengalaman personal merupakan hal yang konkrit, asali, jujur, serta merupakan perpaduan dari pengetahuan teoritis dan aktivitas gerakan perubahan.

     Paradigma feminisme dibahas secara akademis dari aspek interdisipliner ilmu, menelusuri sejarah, mengulik budaya lokal nusantara serta mengungkap pengalaman perempuan mendapatkan realitas kehidupan yang berbeda dengan kehidupan normatif. Feminisme adalah hutan belantara yang akar dan cabangnya berbeda-beda yang tidak mungkin diseragamkan. Perbedaan ini kemudian menjadi kekayaan. Dalam menentukan strategi dalam perjuangan feminisme, harus menggunakan strategi yang mengakar. Strategi yang mengakar itu memudian membangun kekuatan sosial, politik, budaya, dan komunitas untuk mencapai kemenangan komunitas. Kemenangan komunitas akibat kemenangan kolektif juga merupakan akibat dari kemenangan personal. Salah satu sarana transformasi feminisme yaitu seperti melakukan aktivitas sehari-hari, membaca, menulis, bekerja, dan aktif berorganisasi.

     Pada gilirannya, Wahyu Susilo memberikan apresiasi yang besar pada buku ini. Terbitnya buku ini merupakan sebuah milestone dari gerakan pemikiran feminisme di Indonesia, karena salah satu upaya untuk melawan patriarki dan memperjuangkan feminisme adalah dengan memproduksi gagasan-gagasan, pengetahuan-pengetahuan perempuan yang sering kali dianggap tidak ilmiah. Karya ini tentu menjadi penting dan signifikan sebagai suatu karya kolektif. Membongkar arogansi yang selama ini ada di kalangan akademisi dengan menciptakan kolaborasi membersamai para praktisi dan pejuang advokasi.
​

     Abby Gina menambahkan bahwa pengetahuan feminis selalu berkomitmen pada transformasi sosial. Belasan dan puluhan tulisan yang ada dalam naskah buku yang sedang dibahas ini seluruhnya memiliki semangat yang sama, yaitu sebuah tulisan dengan lensa interseksionalitas yang dipakai untuk mengadvokasi dan mendorong keadilan kelompok yg rentan. Diskusi kemudian ditutup oleh Dewi Candraningrum. “Transformasi gerakan feminisme itu mengajari kita tentang kerendahan hati, berbagi ruang, bergaul dan bertumbuh, juga bertengkar. Menjadi luwes, saling tidak setuju atau saling berkompromi dan bersolidaritas,” tukas feminis Indonesia itu. Dewi lalu melanjutkan, “Itu adalah bagian dari transformasi gerakan feminisme di Indonesia.” (Dwi Rizky A. N.)
​

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025