Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Syaldi Sahude: Kerja-Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Laki-Laki dan Perempuan

24/7/2017

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
“Peran domestik itu mulai terjadi saat terbentuknya keluarga, ada pembagian peran antara ruang domestik dan publik”, tutur Syaldi Sahude dalam acara Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) di Kantor Yayasan Jurnal Perempuan pada Kamis (20/07/17). Dalam pertemuan ketiga Kelas Kaffe 7: Feminis Laki-Laki ini, tema yang didiskusikan ialah “Laki-Laki dan Kerja-Kerja Domestik”. Kelas Kaffe yang dihadiri oleh sekitar 18 orang peserta ini diampu oleh Syaldi Sahude, ia adalah sosok yang aktif menyuarakan kesetaraan gender melalui Aliansi Laki-Laki Baru, sebuah gerakan pelibatan laki-laki untuk penghapusan kekerasan perempuan di Indonesia. Syaldi menjelaskan bahwa meskipun pembagian peran domestik sangat terlihat pada level keluarga, namun menurutnya peran domestik memiliki sejarah yang panjang dan hampir berada di semua level masyarakat bukan hanya pada level keluarga. Mengutip dari bukunya Friedrich Engels The Origin of Family Private Property and the State, Syaldi menjelaskan bahwa sebelumnya manusia tidak melakukan pembagian peran domestik maupun publik. Ia meneruskan bahwa di era savages ada 3 tahapan yaitu lower, middle, upper. Pada lower stage manusia bersama-sama mencari makanan, baik laki-laki maupun perempuan, kemudian pada middle stage manusia sudah mengetahui cara menangkap ikan, lalu pada upper stage manusia sudah mulai berburu, pada level inilah  sudah ada pembagian peran berdasarkan jenis kelamin, perempuan menjaga tempat tinggal sedangkan laki-laki pergi ke hutan untuk berburu. Lebih jauh Syaldi menjelaskan bahwa setelah itu, manusia masuk dalam zaman barbarians dimana di zaman ini keramik dan besi sudah mulai ditemukan dan sudah ada konsep tentang keluarga sebagai pelindung properti.
​
Dalam konteks Indonesia sendiri, Syaldi menjelaskan bahwa pembagian peran gender dilekatkan dengan dikotomi kerja publik-domestik, rasional-emosional, yaitu kerja-kerja di ruang publik kerap kali dilekatkan dengan kerja yang maskulin dan kerja di ruang domestik dilekatkan dengan kerja yang feminin seperti membesarkan anak, merawat dan mengurus rumah. Bahkan profesi sebagai perawat pun dilekatkan dengan pekerjaan perempuan, meskipun pekerjaan tersebut berada di ruang publik. Lebih jauh Syaldi menjelaskan bahwa peran gender sudah dimulai sejak manusia lahir, yaitu dengan mengidentifikasi jenis kelamin mereka, jika memiliki penis maka manusia secara otomatis dalam kultur patriarki mendapatkan privilege bahkan telah ditentukan jenis-jenis pekerjaan yang dianggap oleh masyarakat sesuai. Ia mencontohkan beberapa pekerjaan yang bias terhadap perempuan, misalnya pekerjaan sekretaris, bendahara yang bias pada perempuan karena ada anggapan bahwa perempuan lebih teliti.

Lebih jauh Syaldi menjelaskan bahwa ada internalisasi nilai-nilai patriarki yang dimulai dari dalam individu, kemudian keluarga melalui pengasuhan, masyarakat melalui norma-normanya, media massa dengan produk iklan dan kemudian negara melalui kebijakan publik. Menurut Syaldi kesemuanya memiliki pengaruh satu sama lain dalam mengonstruksi nilai-nilai patriarki dalam kehidupan manusia, sehingga perlu perubahan yang masif mulai dari level individu hingga negara. Syaldi menjelaskan bahwa untuk melakukan perubahan bahkan di level individu tidaklah mudah, laki-laki harus siap merelakan privilege yang dimiliki sejak lahir, perempuan harus membukan ruang bagi laki-laki untuk masuk dan terlibat dalam kerja-kerja domestik yang selama ini menjadi domain perempuan. Syaldi menuturkan pengalamannya ketika ia belajar untuk menggendong anaknya, ia akui itu adalah pekerjaan yang sulit jadi tidak bisa disepelakan, namun bukan berarti laki-laki tidak bisa melakukannya. Dalam relasi suami-istri misalnya, laki-laki dan perempuan harus bernegosiasi dalam pembagian kerja domestik agar ada kepedulian atau ethics of care di dalam pembagian peran kerja tersebut.

Perubahan di level individu juga harus diikuti dengan perubahan di level masyarakat, maka menurut Syaldi role model di dalam masyarakat juga penting. Dengan demikian akan ada kesadaran bahwa sebenarnya pengasuhan di dalam keluarga adalah tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Di Indonesia sendiri belum ada kebijakan yang mendukung pelibatan laki-laki dalam pengasuhan keluarga secara maksimal, misalnya belum adanya cuti melahirkan secara khusus untuk ayah, sedangkan di Swedia telah ada cuti melahirkan panjang untuk ayah, karena memang platform kebijakannya adalah feminist policy. Syaldi melanjutkan bahwa apa yang disebut laki-laki baru adalah bukanlah label semata tapi sebuah gerakan yang terus menerus dalam proses untuk melakukan perubahan, wujudkan kesetaraan dan keadilan gender. (Andi Misbahul Pratiwi)



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024