Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Susan Herawati Romica: Solidaritas adalah Fondasi Gerakan Perempuan PPNI

5/2/2018

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Rabu, 31 Januari 2018, Jurnal Perempuan meluncurkan film dokumenter dan pendidikan publik JP 95 dengan judul Perempuan Nelayan di Hotel Aryaduta, Jakarta. Rangkaian acara ini dilakukan sebagai bentuk advokasi demi mendorong terpenuhinya hak-hak perempuan nelayan. Advokasi terhadap hak perempuan nelayan adalah hal yang penting dilakukan mengingat besarnya kontribusi mereka dalam pemenuhan ketahanan pangan dan nutrisi di tingkat nasional maupun global. Di Indonesia setidaknya terdapat 3,9 perempuan nelayan namun ironisnya hingga saat ini pemenuhan hak-hak dan pengakuan atas profesi nelayan masih sulit mereka dapatkan.

Pada kesempatan tersebut, Susan Herawati Romica, Sekretaris Jenderal KIARA (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) membincangkan mengenai strategi dan tantangan dalam melakukan pengorganisasian dan advokasi terhadap hak-hak perempuan nelayan atas pengakuan, perlindungan dan pemberdayaan. Susan memberi fokus pada pengorganisasian kelompok perempuan nelayan sebagai bagian penting dari advokasi hak-hak perempuan nelayan. Pada tahun 2010 KIARA dan Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS) yang didukung oleh Oxfam mendorong lahirnya PPNI (Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia). Susan menyatakan bahwa PPNI dibangun dengan menemukan kekhasan gerakan perempuan nelayan, nilai lokal, dan moda ekonomi yang bisa digerakkan dengan jalan gotong royong. PPNI adalah wadah solidaritas dalam upaya mendorong perempuan nelayan untuk berdaulat, mandiri dan sejahtera.

Solidaritas menjadi kata kunci dalam gerakan perempuan, begitu juga dengan PPNI. Solidaritas artinya memiliki rasa sepenanggungan. Menurut Susan, PPNI berupaya membangun dan mengenalkan gagasan solidaritas pada perempuan nelayan, karena awalnya perempuan nelayan sangatlah individual dan tidak terlibat dalam kegiatan keorganisasian. Susan melihat hal ini sebagai dampak konstruksi budaya yang mendomestikasi perempuan.

Hambatan budaya adalah tantangan terbesar bagi gerakan perempuan akar rumput. Susan memaparkan masyarakat masih kental dengan keyakinan bahwa perempuan tempatnya di rumah, sehingga keterlibatan perempuan di dalam organisasi masih dianggap hal yang tidak wajar. Perempuan-perempuan yang terlibat dalam organisasi mendapat stigma sebagai perempuan yang melawan kodrat. Susan menambahkan bahwa mengubah kesadaran perempuan nelayan merupakan perkara yang tidak mudah.  Sedari kecil mereka telah mendapat sosialisasi bahwa peran perempuan adalah sebagai ibu rumah tangga, sehingga pun mereka bekerja sama dengan suaminya melakukan seluruh kerja nelayan mereka tidak menganggap kerja mereka sebagai profesi. Ini artinya, organisasi seperti PPNI harus terlebih dahulu bergerak untuk membangun kesadaran para perempuan mengenai identitas profesi mereka sebelum dapat masuk dalam advokasi kepada pemerintah untuk menuntut pemenuhan hak perempuan nelayan.

“Kondisi perempuan nelayan masih terstigma dengan tiga hal yaitu dapur, sumur, kasur, padahal peran perempuan sudah tidak di wilayah domestik saja tapi juga masuk ke ranah publik,” ungkap Susan. Menurut Susan makna kerja perempuan nelayan direduksi sedemikian rupa, walaupun kontribusi perempuan nelayan dalam perekonomian keluarga nelayan sangat besar yaitu 48% dan mereka bekerja 17 jam per hari di perikanan tangkap dan 15 jam per hari di perikanan budi daya, tetap saja masyarakat dan pemerintah sulit mengakui peran mereka dalam sektor perikanan.
Menurut Susan definisi nelayan dalam undang-undang menjadi hambatan bagi pengakuan atas profesi perempuan sebagai nelayan. Undang-undang idealnya tidak membedakan subjek pekerjaan berdasarkan jenis kelamin seseorang, entah ia laki-laki atau perempuan, namun implementasinya tidak demikian. UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan Petambak garam tidak mengakomodasi kepentingan perempuan. Dalam UU tersebut perempuan hanya disebut satu kali yaitu dalam rumah tangga nelayan, hal ini menjadi salah satu penyebab proses advokasi untuk pengakuan profesi perempuan nelayan menjadi sangat sulit. Perempuan hanya sebatas dimaknai sebagai teman melaut suami.
​
Selain berfokus pada gerakan politik, PPNI juga berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan nelayan. Susan menuturkan bahwa awalnya PPNI hendak memulai perjuangan dari gerakan politik, tapi langkah tersebut dirasa tidak berjalan bila persoalan ekonomi perempuan belum disentuh. PPNI menginisiasi sejumlah pelatihan pengolahan hasil perikanan yang membawa agenda politis. Menurut Susan, tiap produk yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan nelayan ini membawa pesan bahwa mereka melawan kekerasan, stigma, marginalisasi dan segala bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan nelayan. (Abby Gina)


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024