Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Saparinah Sadli Dianugerahi Roosseno Award

19/7/2017

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Kabar menggembirakan datang dari salah satu tokoh feminisme senior Indonesia yaitu Prof. Dr. Saparinah Sadli atau yang biasa disapa ibu Sap. Sabtu, 15 Juli 2017, bertempat di Kemang Jakarta Selatan, Saparinah mendapatkan penghargaan di bidang penelitian bernama Roosseno Award. Penganugerahan Roosseno Award sudah dilakukan sebanyak tujuh kali. Roosseno Award adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada perseorangan atas jasa mereka yang telah melakukan penelitian yang memberikan dampak positif yang luar biasa di Indonesia. Saparinah dianggap layak menerima penghargaan ini karena dirinya merupakan tokoh perempuan yang memperjuang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Saparinah bukan orang baru dalam isu feminisme atau pergerakan perempuan di Indonesia. Ia merupakan salah satu penggagas berdirinya Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Indonesia sebagai usaha beliau untuk mengungkap dan mengadvokasi hak dan keadilan bagi perempuan di Indonesia. Saparinah juga mempunyai peran penting atas lahirnya Women’s Studies (bisa juga disebut Kajian Wanita atau Kajian Gender) di Universitas Indonesia (UI).
 
Saparinah harus melalui jalan panjang dan berliku dalam usahanya memperjuangkan kesetaraan gender di Indonesia. Selain menjadi salah satu pengajar di Program Studi (Prodi) Kajian Wanita UI, Saparinah diberikan kepercayaan untuk melaksanakan kepemimpinan di Prodi Kajian Wanita UI selama sepuluh tahun pertama berdirinya jurusan pascasarjana tersebut (November 1990 sampai Mei 2000). Bagi Saparinah hal Ini bukanlah tanggung jawab yang mudah dijalani. Banyak sekali cemooh baik dari dalam dunia akademik maupun dari masyarakat yang menganggap bahwa Kajian Wanita bukanlah sebuah kajian yang penting untuk dipelajari. Pengalaman direndahkan/dicemooh  dalam dunia akademisi biasanya terkait dengan kejelasan pohon ilmu yang menjadi kiblat Prodi Kajian Wanita. Saparinah tidak lantas putus asa karena beliau percaya pada ucapan Prof. Dr. Iskandar Wahidiyat yang mengatakan bahwa sudah bukan zamannya lagi ilmu harus selalu merunut pada pohon keilmuwan yang selama ini banyak diyakini secara kolot oleh beberapa akademisi. Sepakat dengan Prof. Dr. Iskandar Wahidiyat, Saparinah meyakini bahwa Prodi Kajian Wanita tetap bisa berdiri setara sebagai bidang keilmuwan yang sama dengan kajian di bidang lain. Selain di bidang akademisi, Saparinah juga bergerak pada perjuangan advokasi perempuan khususnya dalam mendirikan Komnas Perempuan di Indonesia pada tahun 1998. Saparinah juga didapuk menjadi ketua Komnas Perempuan dari tahun 1998-2004. Selama Saparinah menjabat sebagai ketua Komnas Perempuan, fokusnya adalah perjuangan keadilan untuk para korban dan penyintas kejahatan pemerkosaan etnis keturunan Tionghoa saat peristiwa reformasi 98 terjadi.
 
Sesuai dengan tema penghargaan Roosseno Award yaitu tentang pengabdian terhadap penelitian untuk Indonesia, Saparinah pernah terlibat dalam beberapa penelitian skala internasional salah satunya riset bersama World Health Organization (WHO) tentang hak reproduksi perempuan. Berdasarkan hasil risetnya, perempuan Indonesia ditinjau dari sisi kesehatan, sangat terpuruk. Angka Kematian Ibu, yang dipergunakan sebagai indikator, sangat tinggi. Keadaan ini bukan baru saja terjadi, melainkan sudah 30 tahun terakhir. Padahal, kesehatan perempuan yang rendah berdampak juga pada anak-anak yang dilahirkan. Seharusnya menurunkan angka kematian ibu dan pendidikan untuk setiap anak perempuan menjadi prioritas. Dua hal tersebut penting agar perempuan dapat memainkan perannya dengan lebih baik. Selain itu juga akan menambah lapangan kerja untuk perempuan yang sekarang sangat terbatas, baik pilihan maupun keamanannya. Tidak seharusnya, seperti yang terjadi selama ini, perempuan bekerja tanpa perlindungan, padahal itu adalah hak yang seharusnya ia dapatkan (Jurnal Perempuan, No.48, 2006). Di usianya yang hampir 90 tahun, Saparinah tidak pernah berhenti mendukung dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan bagi perempuan di Indonesia. Saparinah sampai saat ini masih sangat aktif mengikuti perkembangan terkini isu-isu perempuan di Indonesia, ia kerap kali masih datang dan memberikan masukan pada berbagai acara yang terkait dengan isu-isu kesetaraan gender dan feminisme. Dengan berbagai rekam jejak yang begitu baik, hebat dan konsisten terhadap perjuangan kesetaraan untuk perempuan di Indonesia, sudah sangat layak rasanya Saparinah mendapatkan penghargaan Roosseno Award. Selamat Bu Sap! (Naufaludin Ismail)
​


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024