ikuti JP di:
Jurnal Perempuan
  • HOME
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • YJP dan SIP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku

Rocky Gerung: Pengetahuan Membebaskan Kita dari Opini yang Keliru

7/12/2017

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
​Kamis, 30 November 2017 bertempat di kantor Yayasan Jurnal Perempuan, pertemuan kedua Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) 9: Berpikir Kritis berlangsung dengan penuh semangat dari peserta yang datang langsung maupun daring. Pertemuan kedua KAFFE 9 ini membahas topik tentang membedakan pengetahuan dan opini. Rocky membuka kelas dengan penjelasan singkat mengenai fakta. Menurut Rocky, pengetahuan adalah sesuatu yang koheren, permanen dan stabil secara konsep atau dalam bahasa Inggris disebut unchangeable. Sedangkan opini dapat berubah-ubah setiap waktu dan bersifat temporer. Rocky merujuk pada kisah Plato untuk melihat asal muasal dari pembedaan pengetahuan dan opini. Menurut filsafat Plato, segala sesuatu yang kita lihat secara indrawi bukanlah sesuatu yang nyata karena bisa dirasakan secara berbeda-beda oleh setiap orang. Plato lebih menekankan pada hal-hal yang ideal untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Berangkat dari sejarah filsafat ini, pengetahuan menurut Rocky dimaksudkan sebagai obsesi manusia untuk tidak terjebak pada opini yang seringkali menyesatkan. 

Rocky kemudian menjelaskan lebih mendalam mengenai perbedaan antara pengetahuan dan opini berdasarkan filsafat Plato yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan modern saat ini. Menurut Rocky, pengetahuan selalu berkaitan dengan abstraksi sedangkan opini melekat dengan persepsi. Rocky kemudian mencontohkan bagaimana kita selalu menyebutkan berbagai jenis kursi seperti kursi hitam, kursi taman, kursi yang berkaki empat, kursi yang terbuat dari kayu dan lain sebagainya, hal ini adalah cara kita mengopinikan sesuatu. Sedangkan “kursi” adalah hasil abstraksi yang sebenarnya dari berbagai jenis kursi yang kita sebutkan tadi dan itulah yang disebut sebagai pengetahuan. Dari pembedaan antara opini dan pengetahuan, kita sudah bisa menebak bahwa pengetahuan menjadi salah satu hal yang fundamental untuk melatih diri agar berpikir kritis. Kita sering berpikir tidak kritis karena kita dipimpin oleh believe (rasa percaya) dan bukan reasoning (cara berpikir logis). 

Rocky menjelaskan ada beberapa metode yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan yaitu, verifikasi, falsifikasi, dan dialektika. Metode verifikasi menghasilkan pengetahuan karena dapat dibuktikan kebenarannya oleh panca indra serta menghendaki adanya bukti empiris terhadap suatu hal atau hipotesis sebelum ia dijustifikasi sebagai pengetahuan. Verifikasi menggunakan metode induktif untuk mendapatkan pengetahuan sehingga pengetahuan yang dihasilkan adalah hasil generalisasi dari fakta yang ditemukan dalam beberapa sampel. Berbeda dengan verifikasi, metode falsifikasi berangkat dari asumsi bahwa sesuatu dianggap sebagai pengetahuan yang stabil jika ia bisa dipersalahkan atau disanggah. Falsifikasi diperkenalkan oleh Popper dengan maksud untuk menjauhkan pengetahuan dari doktrin yang sifatnya memang tidak bisa disanggah. Pengetahuan haruslah bisa diperbarui seiring dengan ditemukannya fakta terbaru atas pengetahuan yang telah kita percayai sehingga ia tidak menjadi doktrin. Metode Dialektika dipergunakan untuk mendapatkan pengetahuannya dari proses Tesis-> Antitesis-> Sintesis. Antitesis sebenarnya sudah terkandung dalam tesis yang kemudian menguji dirinya sendiri melalui kontranya. Dialektika bertujuan untuk mengembangkan proses bernalar yang dinamis untuk memecahkan persoalan yang muncul karena adanya argumen-argumen yang kontradiktif di dalam dirinya sendiri sehingga dicapai pengetahuan yang rasional. Rocky mengemukakan ketiga metode ini sangat penting digunakan agar kita bisa mendapatkan bekal pengetahuan untuk dapat berpikir kritis dengan jernih.

Ketika kita dapat membedakan antara opini dan pengetahuan, maka kita memiliki tambahan alat tempur untuk menjadi lebih kritis. Berpikir kritis menurut Rocky juga berfungsi untuk membawa kita pada lokus persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar kita. Berpikir kritis dengan berdasarkan fakta dan pengetahuan bahkan sangat berpengaruh dalam upaya pembuatan kebijakan publik yang adil bagi semua warga negara. (Naufaludin Ismail)


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Jurnal Perempuan| Jl. Karang Pola Dalam II, No. 9A, Jatipadang-Pasar Minggu| +6221 22701689 | yjp@jurnalperempuan.com