Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Reportase yang Tidak Berimbang Berpotensi Sebabkan Viktimisasi terhadap Subjek Pemberitaan

14/1/2018

 
Terorisme dan radikalisme kembali menjadi pusat perhatian setelah muncul gerakan yang disebut dengan ISIS (the Islamic State of Iraq and Syria). Terjadi perdebatan yang cukup sengit dalam mendefinisikan ISIS sebagai ajaran Islam atau bukan. Tetapi, masalah ini tidak berhenti pada perdebatan definisi saja. Terorisme membawa kita pada peperangan faktual dan ideologi. Perang faktual mungkin hanya terjadi di daerah konflik, tetapi perang ideologi bisa terjadi dimana pun, bahkan di Indonesia. Perang ideologi bisa dikatakan sebagai alasan kuat dibalik banyaknya warga negara Indonesia yang secara sukarela melibatkan dirinya ke dalam perang faktual dengan tujuan yang berbeda-beda. Dengan demikian Indonesia tidak bisa melepaskan diri terhadap isu terorisme dan radikalisme yang berkaitan dengan ISIS.

Kepulangan para deportan dan returnee disambut dengan berbagai pandangan mulai dari mensyukuri hingga mengutuk kepulangan tersebut. Hal ini juga diikuti dengan banyaknya pemberitaan yang justru memperkeruh keadaan melalui promosi kebencian dan kejijikan proyektif. Stigma yang melekat pada deportan dan returnee menjadi masalah bagi mereka untuk memulai kehidupan kembali pasca kepulangannya. Deportan dan returnee sering kali merasa ditipu oleh wartawan yang tidak bertanggung jawab atas pemberitaan yang tidak utuh, tidak disamarkannya identitas dan tidak sesuai dengan konteks pembahasan sama sekali. Pemberitaan yang dilakukan oleh media terhadap isu terorisme dan radikalisme perlu menjadi perhatian serius mengingat dapat berpotensi membuat subjek pemberitaan menjadi korban (viktimisasi), hal ini juga sering terjadi pada isu pemerkosaan, pembunuhan dan masih banyak lagi.

Rabu, 10 Januari 2018 pukul 14.00, bertempat di The Habibie Center, Kemang, Jakarta Selatan C-SAVE (Civil Society Against Violent Extremism) mengadakan acara berjudul “Liputan Kelompok Radikal: Reportase Berimbang?” yang membahas tentang liputan terorisme yang berujung pada viktimisasi keluarga teroris maupun pemberian label kepada deportan dan returnee. Acara ini diharapkan dapat  membangun kesadaran pewarta untuk memberikan reportase berimbang dalam setiap liputan menyoal kelompok radikal, terorisme maupun isu-isu perempuan. Reportase berimbang memang sudah seharusnya dilakukan dengan memberi informasi berita yang berkeadilan dan berempati. Sehingga, pemberitaan yang muncul tidak menyumbangkan stigma baru yang mengancam identitas korban. Heru Effendy (Pakar Viktimologi dan Akademisi Universitas Indonesia) berusaha menyampaikan pendapatnya mengenai liputan kelompok radikal maupun teroris yang sering kali menyoroti keluarga pelaku, “Stigma yang tertanam pada keluarga teroris berakibat pada pengucilan di lingkungan tempat tinggal mereka”, tutur Heru. Media perlu memahami posisi keluarga teroris yang sering menjadi korban dalam reportase yang tidak berimbang. Stigma memang terkonstruksi secara sosial, namun diharapkan media tidak memperkeruh keadaan dengan informasi palsu tentang fakta yang terjadi. Mira Kusumarini (Direktur Eksekutif C-SAVE) turut menyayangkan viktimisasi pada deportan dan returnee yang bukan dijadikan pembelajaran tetapi hoax semata, “Adanya media yang tidak berpegang teguh pada kode etik membuat informasi pembelajaran menjadi kontraproduktif” tutur Mira.

“Seorang wartawan memang tidak sempurna, tetapi perlu diingat bahwa dalam godaan membuat berita yang gurih, berita tersebut juga harus bergizi dan tidak mengandung racun” tutur Aristides Katoppo (Co-founder Koran Sinar Harapan dan Jurnalisme Damai) yang juga menjadi pembicara pada acara tersebut. Dunia informasi memang sedang dijajah oleh perebutan kapital antara media yang satu dengan yang lainnya, penyebaran hoax pun ikut serta dalam derasnya arus informasi. Oleh karena itu, media wajib memberitakan fakta dengan tujuan memunculkan perdamaian. Reportase yang tidak berimbang hanyalah salah satu sebab dari sekian banyak hoax yang tersebar. Pasalnya audience atau netizen (Internet Citizen) ikut serta dalam menyebarkan dan memaknai ulang suatu berita. Selain itu media dianggap memiliki peran untuk terlibat dalam promosi perdamaian dan yang lebih penting adalah wartawan dan dewan pers sebaiknya bukan hanya mengerti kode etik tetapi menerapkannya pula. (Iqraa Runi)



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa