Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Pro Kontra Perihal Kebijakan Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021

30/11/2021

 
PictureDok. Fakultas Hukum Universitas Indonesia
     Sabtu (27/11) Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) mengadakan Serial Edukasi melalui Zoom dengan judul “Diskusi Publik Urgensi Permendikbud No. 30 Tahun 2021” yang dimoderatori oleh Iva Kasuma, S.H., M.Si. Acara ini dihadiri oleh empat panelis yakni Irene Ryana Cuang (Tim Anti Kekerasan Berbasis Gender di Satuan Pendidikan, Pusat Penguatan Karakter, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi), Dr. Pinky Saptandari (Universitas Airlangga), Dr. Flora Dianti (Fakultas Hukum UI), dan Dewi Wulandari (Direktur Lokal, HopeHelps UI).

     Acara ini dimulai dengan pemaparan data dari Irene Ryana Cuang tentang fenomena gunung es pada kasus kekerasan seksual yang terjadi di ranah perguruan tinggi. Irene memaparkan hasil survei kementerian bahwa 77% dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus tempat mereka mengajar dan 63% dari mereka tidak melaporkan kasus tersebut kepada pihak kampus. Dalam merespons hal tersebut Peraturan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Permendikbudristek) memiliki target dalam pembentukan satuan tugas (satgas) pencegahan kekerasan seksual.

      Dalam jangka waktu November 2021 – Februari 2022, 30% dari total perguruan tinggi negeri sudah harus memiliki satgas, 60% pada Maret – Juni 2022, dan 100% pada Oktober 2022. Selain itu, menurut Irene, Permendikbudristek sangat diperlukan dalam upaya menangani kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi karena Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) saja tidak mampu menangani kasus kekerasan seksual terutama kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO).

      Menanggapi hal tersebut, Dr. Pinky Saptandari menjelaskan tentang perlunya mengkaji Permendikbudristek no. 30 tahun 2021 di lingkungan perguruan tinggi. Sebab terdapat pro kontra dengan pola yang sama dengan penolakan atas Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Menurut Pinky terdapat enam pro kontra yang mewarnai kebijakan Permendikbudristek yakni 1) Problema paradigma, pemahaman dan penafsiran yang bias gender, dan logika sesat. 2) Permasalahan seks, seksualitas diwarnai tabu dan mitos, tidak untuk dibicarakan secara terbuka. 3) kepentingan politik kekuasaan dan keagamaan dalam kebijakan. 4) Tekanan publik, positif dan negatif. 5) Perkembangan IT, penyadaran publik, berita fakta dan, hoaks. 6) Ujian bagi kampus sebagai wadah pengembangan etika keilmuan dan watak intelektual. Menurut Pinky, dalam upaya mengawal Permendikbudristek perlunya penataan pikiran bahwa hak korban adalah asas kemanusiaan demi mewujudkan lingkungan kampus yang aman.

     Sementara itu, dari perspektif hukum acara Dr. Flora Dianti menjelaskan bahwa pasalnya korban kekerasan seksual sering terbentur pada tidak adanya bukti. Sehingga dalam proses hukum acara sulit untuk membuktikan seorang pelaku kekerasan seksual bersalah. Dalam rangka membuktikan pelaku bersalah, satgas pencegahan kekerasan seksual yang dibuat nanti perlu membantu korban dalam mengumpulkan bukti. Selain itu perlu ada semacam pelatihan bagi mahasiswa dan dosen untuk memberdayakan dirinya dengan ‘berteriak’ atau langsung bercerita kepada orang lain agar dapat membantu mereka dalam proses pembuktian.

     Dewi Wulandari sebagai panelis penutup menjelaskan bahwa pada dasarnya korban tidak langsung bercerita karena banyak pihak tidak berperspektif korban. Sehingga korban kerap kali mengalami reviktimisasi. Dalam rangka mengakomodasi kepentingan korban, HopeHelps UI menjadi wadah kepentingan korban dengan melakukan pendampingan dari segi psikologis, hukum, dan lain-lain. Menurut Dewi Wulandari, perguruan tinggi wajib memberikan pencegahan, penanganan, dan resolusi agak tidak adanya kasus kekerasan seksual dan mencegah terjadinya keberulangan. (Iqraa Runi Aprilia)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa