Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Peringatan Tragedi Mei 1998: Merawat Ingatan Kolektif Kemanusiaan #20TahunReformasi

18/5/2018

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Minggu, 13 Mei 2018, digelar peringatan Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur yang diinisiasi oleh Komnas Perempuan,LBH Jakarta, KontraS, Kalyanamitra, IKOHI, Jurnal Perempuan, STH Indonesia Jentera, PINTI dan Paguyuban Mei 98-FKM. Peringatan tersebut dihadiri oleh korban dan keluarga korban Tragedi Mei 1998 serta para aktivis Hak Asasi Manusia. Peringatan Tragedi Mei 1998 yang dilakukan di depan prasasti Mei 1998 di Pemakaman Massal korban Mei 1998 tahun ini juga sekaligus refleksi atas #20TahunReformasi.

Sandyawan Sumardi dalam refleksinya mengungkapkan bahwa makna kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam pancasila seharusnya membuat bangsa Indonesia menjadi beradab dan menjunjung tinggi HaK Asasi Manusia (HAM). Bagi Sandyawan, pengingkaran dan sanggahan terhadap tragedi 65 dan 98 adalah bentuk dari pengingkaran terhadap kemanusiaan. Lebih jauh ia secara tegas menolak segala akumulasi nyawa dalam setiap tragedi, menurutnya satu nyawa yang hilang pun  adalah kematian untuk kemanusiaan kita semua. “Kalu dulu Tim Gabungan Pencari Fakta setelah melakukan verifkasi berbagai fakta dari bebagai sumber, tiba-tiba ada sanggahan dari polisi bahwa hanya 550 jiwa yang dibunuh, begitu kejam cara berhuitungnya, bahkan satu nyawa yang hilang itu kematian untuk kita semua, sama seperti kasus kekerasan terhadap perempuan yang masih dianggap sebagai bentuk pelecehan saja, padahal semua jenis sexual attack adalah perkosaan terhadap harga diri kita semua”, tutur Sandyawan dalam refleksinya.

Selanjutnya Sandyawan menceritakan hal yang ia lihat di Jerman. “Ketika saya melihat makam-makan terhampar sunyi, saya teringat apa yang saya lihat seperti di Holocaust, itu adalah salah satu cara suatu bangsa mengakui kedurjanaan bangsanya sendiri yaitu pengakuan bahwa Nazi membunuh Yahudi, arsitekturnya begitu rendah hati, kontemplatif, penuh doa, membangkitkan kesadaranbahwa pembunuhan yang demikian jangan sampai terjadi lagi”, tutur Sandyawan. Menurut Sandyawan, sejak awal keluarga korban telah bersama-sama memperjuangkan agar ada pengakuan, penyelidikan, dan penyidikan kasus Mei 1998, namun sayangnya hingga kini belum ada titik terang.

PictureDok. Jurnal Perempuan
Refleksi selanjutnya datang dari seorang aktivis perempuan, Ruth Indiah Rahayu. “Kita tidak boleh lupa bahwa demokrasi ini lahir dari tangis dan semangat para ibu, ibu sebagai metafora, baik ibu para korban, perempuan korban, dan aktivis perempuan, apa yang dilakukan ibu Sumarsih adalah bukti bahwa perempuan lah yang tegak berdiri untuk demokrasi”, ungkap Ruth. Ia menyayangkan bahwa setelah #20TahunReformasi krisis kemanusiaan masih terjadi, cita-cita demokrasi tidak kunjung terwujud. Menurutnya, bangsa Indonesia perlu berangkulan agar tidak terpecah belah karena sedang dihadapkan pada sesuatu yang tidak pasti dan darurat seperti 20 tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa peringatan #20TahunReformasi adalah momentum untuk mendeklarasikan kembali tekad wujudkan kemanusiaan dan tekad agar pada 20 tahun kedepan pelanggaran kemanusiaan tidak terjadi lagi. Dalam refleksinya tersebut, Ruth juga mengapresiasi anak muda yang telah menuangkan kesaksiannya atas Mei 1998 dalam berbagai bentuk karya seni, ia juga mengajak generasi muda untuk terus merawat ingatan kolektif tersebut dalam berbagai bentuk dokumentasi.

Setelah mendengarkan kesaksian korban dan refleksi Tragedi Mei 1998, acara dilanjutkan dengan pernyataan sikap panitia bersama #20TahunReformasi yang dibacakan oleh Feri dari LBH Jakarta. Kemudian acara dilanjutkan dengan doa bersama untuk para korban Tragedi Mei 1998, Bom Surabaya dan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, acara ditutup dengan menaburkan bunga dan doa di makam korban Mei 1998. (Andi Misbahul Pratiwi) ​


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025