Rasio keterlibatan perempuan dan laki-laki di bidang STEM masih menunjukkan ketidakseimbangan. Akibat dari konstruksi pemikiran masyarakat, perempuan memang tidak seleluasa laki-laki dalam menentukan pilihannya, termasuk karier. Terutama dalam sektor nuklir dan keamanan internasional, yang masih terlihat sangat maskulin. Berangkat dari hal tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Jurnal Perempuan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam mengadakan webinar bertajuk “Perempuan di Bidang Keamanan Nuklir dan Seifgard”. Webinar ini disiarkan secara daring melalui platform Zoom dan YouTube pada Senin (11/10) lalu. Membuka webinar ini, Renata Hessmann-Dalaqua dari Institusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Riset Perlucutan Senjata, menyampaikan berbagai fakta dan data terkait keterlibatan perempuan dalam PBB. Renata menyampaikan bahwa representasi perempuan dan laki-laki masih tidak berimbang, terutama di negara-negara berkembang dan yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Kesenjangan ini semakin membesar dalam bidang nuklir dan militer yang masih didominasi oleh maskulinitas laki-laki. Dominasi tersebut masih terjadi karena perempuan serta identitas gender marjinal lainnya sulit mendapat kesempatan mendalami STEM serta ilmu diplomasi. Renata turut menyatakan bahwa kita harus membuat kesempatan bagi perempuan dan identitas gender marjinal lainnya.
Paparan selanjutnya diisi oleh Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan. Selaras dengan Renata, dia juga menyerukan pemangku kebijakan serta masyarakat luas untuk tidak keliru dalam melihat ketimpangan gender. Perlu menggunakan lensa yang jelas untuk melihat masalah, dalam hal ini, alasan mengapa jumlah peneliti perempuan di bidang nuklir masih sangat sedikit. Kerangka pikir feminis dapat digunakan untuk melihat isu ini. Gadis menyebutkan bahwa agenda feminis dapat diterapkan di dalam bidang STEM serta diplomasi. Hal tersebut memberikan perspektif yang inklusif dan interseksional. “Bila ada satu suara yang dominan, maka kita meniadakan suara yang lainnya,” ujar Gadis. Selanjutnya, H.E. Grata Endah Werdaningsih, Diplomat Indonesia untuk Jenewa Swiss, membawakan topik mengenai perempuan dalam keadamaian dan keamanan. Ia menyebutkan bahwa adanya partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan seharusnya tidaklah sekadar partisipasi, tapi menjadi meaningful participation. Artinya, perempuan hadir tidak semata-mata untuk memenuhi kuota atau secara simbolik, tetapi juga aktif mencerminkan kekuatan, suara, dan kontribusi intelektual bagi pengambilan dan penyusunan kebijakan. Sehingga perempuan mendapatkan ruang untuk berpartisipasi dan hanya dianggap sebagai token. Grata menyebutkan fakta menarik bahwa ketika perempuan hadir dalam upaya pembuatan kebijakan terkait perlucutan senjata, maka kebijakan tersebut cenderung lebih teruji dan berjalan dalam jangka waktu lama. Pemateri terakhir, Dr. Jeanne Francoise selaku Pakar Warisan Pertahanan, memaparkan sejarah munculnya isu-isu nuklir. Dalam bidang pertahanan, keberadaan nuklir selalu menimbulkan kecurigaan antara satu negara dan negara lainnya. Isu tersebut tidak berhenti pada sumber energi alternatif saja, tetapi juga melibatkan keamanan global yang terkait dengan keberadaan senjata nuklir. Oleh karena itu, upaya diplomasi sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan nuklir. Jeanne menyatakan bahwa partisipasi perempuan sangat dibutuhkan untuk melakukan misi tersebut karena hadirnya perempuan dapat memberi perspektif yang lebih seimbang. Webinar ini menunjukkan bahwa, ketika membahas isu-isu kemanusiaan, seringkali pemangku kebijakan tidak menghadirkan sudut pandang yang inklusif. Dominasi laki-laki masih menguasai forum, sehingga luput dalam menggunakan perspektif berkeadilan gender. Keputusan-keputusan yang buta gender menempatkan perempuan pada posisi yang rentan. Pemberian kesempatan, terutama dalam pendidikan, kepada perempuan serta identitas gender marjinal lain idealnya turut menjadi fokus utama pembangunan manusia. (Nada Salsabila) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |