Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Perempuan, Nuklir, dan Keamanan Internasional: Perlunya Mengedepankan Perspektif Gender dalam Pengambilan Keputusan

19/10/2021

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Rasio keterlibatan perempuan dan laki-laki di bidang STEM masih menunjukkan ketidakseimbangan. Akibat dari konstruksi pemikiran masyarakat, perempuan memang tidak seleluasa laki-laki dalam menentukan pilihannya, termasuk karier. Terutama dalam sektor nuklir dan keamanan internasional, yang masih terlihat sangat maskulin. Berangkat dari hal tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Jurnal Perempuan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam mengadakan webinar bertajuk “Perempuan di Bidang Keamanan Nuklir dan Seifgard”. Webinar ini disiarkan secara daring melalui platform Zoom dan YouTube pada Senin (11/10) lalu.

     Membuka webinar ini, Renata Hessmann-Dalaqua dari Institusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Riset Perlucutan Senjata, menyampaikan berbagai fakta dan data terkait keterlibatan perempuan dalam PBB. Renata menyampaikan bahwa representasi perempuan dan laki-laki masih tidak berimbang, terutama di negara-negara berkembang dan yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Kesenjangan ini semakin membesar dalam bidang nuklir dan militer yang masih didominasi oleh maskulinitas laki-laki. Dominasi tersebut masih terjadi karena perempuan serta identitas gender marjinal lainnya sulit mendapat kesempatan mendalami STEM serta ilmu diplomasi. Renata turut menyatakan bahwa kita harus membuat kesempatan bagi perempuan dan identitas gender marjinal lainnya.

     Paparan selanjutnya diisi oleh Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan. Selaras dengan Renata, dia juga menyerukan pemangku kebijakan serta masyarakat luas untuk tidak keliru dalam melihat ketimpangan gender. Perlu menggunakan lensa yang jelas untuk melihat masalah, dalam hal ini, alasan mengapa jumlah peneliti perempuan di bidang nuklir masih sangat sedikit. Kerangka pikir feminis dapat digunakan untuk melihat isu ini. Gadis menyebutkan bahwa agenda feminis dapat diterapkan di dalam bidang STEM serta diplomasi. Hal tersebut memberikan perspektif yang inklusif dan interseksional. “Bila ada satu suara yang dominan, maka kita meniadakan suara yang lainnya,” ujar Gadis.

     Selanjutnya, H.E. Grata Endah Werdaningsih, Diplomat Indonesia untuk Jenewa Swiss, membawakan topik mengenai perempuan dalam keadamaian dan keamanan. Ia menyebutkan bahwa adanya partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan seharusnya tidaklah sekadar partisipasi, tapi menjadi meaningful participation. Artinya, perempuan hadir tidak semata-mata untuk memenuhi kuota atau secara simbolik, tetapi juga aktif mencerminkan kekuatan, suara, dan kontribusi intelektual bagi pengambilan dan penyusunan kebijakan. Sehingga perempuan mendapatkan ruang untuk berpartisipasi dan hanya dianggap sebagai token. Grata menyebutkan fakta menarik bahwa ketika perempuan hadir dalam upaya pembuatan kebijakan terkait perlucutan senjata, maka kebijakan tersebut cenderung lebih teruji dan berjalan dalam jangka waktu lama.

     Pemateri terakhir, Dr. Jeanne Francoise selaku Pakar Warisan Pertahanan, memaparkan sejarah munculnya isu-isu nuklir. Dalam bidang pertahanan, keberadaan nuklir selalu menimbulkan kecurigaan antara satu negara dan negara lainnya. Isu tersebut tidak berhenti pada sumber energi alternatif saja, tetapi juga melibatkan keamanan global yang terkait dengan keberadaan senjata nuklir. Oleh karena itu, upaya diplomasi sangat diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan nuklir. Jeanne menyatakan bahwa partisipasi perempuan sangat dibutuhkan untuk melakukan misi tersebut karena hadirnya perempuan dapat memberi perspektif yang lebih seimbang.

     Webinar ini menunjukkan bahwa, ketika membahas isu-isu kemanusiaan, seringkali pemangku kebijakan tidak menghadirkan sudut pandang yang inklusif. Dominasi laki-laki masih menguasai forum, sehingga luput dalam menggunakan perspektif berkeadilan gender. Keputusan-keputusan yang buta gender menempatkan perempuan pada posisi yang rentan. Pemberian kesempatan, terutama dalam pendidikan, kepada perempuan serta identitas gender marjinal lain idealnya turut menjadi fokus utama pembangunan manusia. (Nada Salsabila)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa