Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

​Perempuan dan Pekerjaan Domestik yang Tak Kenal Hari Minggu

16/10/2017

 
PictureDok. Vifick
Lahirnya sebuah film tak sekadar sebagai perwujudan gagasan sang film maker, namun  menjadi medium kontemplasi diri. Baik bagi sang sutradara itu sendiri, juga bagaimana menggugah kita, yang duduk di hadapan layar. Khususnya dengan mengangkat hal-hal sederhana yang lekat dengan keseharian kita. Salah satunya dapat langsung dirasakan ketika menonton "Kisah di Hari Minggu" (2017), sebuah film pendek garapan Adi Marsono, sutradara asal Yogyakarta. Lewat film pendek berdurasi 8 menit ini, penonton diajak berhenti dan merenung akan apa yang luput atau kadang tak kita sadari dalam kehidupan sehari-hari.

Film ini sendiri berkisah tentang seorang istri sekaligus ibu dari dua orang anak yang sedang melakukan pekerjaan domestik sehari-hari sebagai seorang ibu rumah tangga. Mempersiapkan anak berangkat ke sekolah, mempersiapkan sarapan, sementara suaminya masih tidur seakan tidak peduli kesibukan istrinya. Saat istri meminta suami untuk mengantar anak ke sekolah, namun sang suami tetap melanjutkan tidurnya. Hal ini membuat istri marah, mengguyur suaminya yang masih tidur dengan air, lalu memutuskan mengantar anaknya ke sekolah sendiri. Hingga kemudian pulang, dan menyadari bahwa itu adalah hari minggu.

Di satu sisi, pekerjaan yang sifatnya repetitif, termasuk urusan domestik rumah tangga tanpa disadari bisa membuat orang lupa akan waktu. Seperti apa yang tampil di film tersebut. Di sisi lain, mengingatkan kita bahwa pekerjaan, bukan hanya yang dilakukan di luar rumah dan menghasilkan uang seperti yang dominan dilakoni seorang suami sebagai kepala rumah tangga. Bahwa sesungguhnya seorang ibu di rumah juga bekerja. Namun berbeda dengan bekerja pada umumnya, yang menghasilkan uang, pekerjaan domestik rumah tangga tak mengenal hari, termasuk hari Minggu yang kerap dijadikan hari rehat bagi kaum pekerja. Sebuah penutup yang sesungguhnya memiliki makna mendalam di film ini, ketika sang suami memutuskan membantu istrinya mencuci piring.

Hal ini pun berangkat dari apa yang dirasakan Adi Marsono sendiri. Menurutnya seseorang dinilai bekerja jika menghasilkan uang. Sementara pekerjaan lain, khususnya urusan domestik yang dilakoni oleh para perempuan yang mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga, belum mendapatkan respect serupa. Sebuah paradigma yang lahir dan tumbuh sejak lama dalam konstruksi sosial dan budaya masyarakat Indonesia. "Selama ini saya dan mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia, menganggap bahwa bekerja adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan gaji. Sebaliknya, jika tidak mendapatkan gaji itu bukan bekerja," kata Adi. Hal ini yang kemudian membentuk ketidaksetaraan rasa hormat bahkan dalam sebuah keluarga. Sebuah problematik di tataran sosial masyarakat Indonesia hingga hari ini. Yang juga tak dipungkiri dirasakan langsung oleh Adi di masa mudanya. "Dari pola pikir itu, waktu kecil, saya lebih hormat pada ayah saya. Kalau tidak hormat saya tidak dapat uang jajan, karena dia yang mencari uang. Sementara dengan Ibu saya justru lebih berani. Ini yang kemudian saya sadari hari ini, padahal banyak perempuan Indonesua mengerjakan pekerjaan domestik yang tak kalah beratnya, tapi kurang dihormati," tambahnya.

Film ini sendiri tampil sederhana, se-sederhana apa yang ingin dituturkan. Tak banyak dialog yang dihadirkan. Lebih pada percakapan tubuh dalam melakoni aktivitas sehari-hari dalam sebuah rumah. Hal ini yang kemudian membuat film ini mudah diterima karena menjadi sesuatu yang tak asing bagi yang penonton.
 
Ditonton Secara Utuh
Tak hanya "Kisah di Hari Minggu", beberapa film pendek lainnya yang dikemas dalam sebuah program bertajuk "Are We There Yet?" dalam 3rd Minikino Film Week yang ditayangkan di Fame Hotel, Sunset Road, Kuta Kamis (12/10) juga menghadirkan berbagai persoalan diri yang dekat dan mungkin pernah dialami oleh penontonnya. Layover (Trevor Zhou, 2017), Unravelling The Ocean's Veil (Sob o Véu da Vida Oceânica/2017), Transit (Aline Helmcke), Doug and Walter (Aline Helmcke, 2016),  Backstory (Joschka Laukeninks, 2016), Speaking of Love (Christian Heinbockel, 2017) dan ditutup oleh Kisah di Hari Minggu atau Sunday Story (Adi Marsono, 2017).

Satu dengan yang lain hadir dengan kemasan gaya dan narasi yang berbeda. Ada yang hadir dengan komedi satir, romansa, kesendirian dan berbagai rasa dalam perjalanan kehidupan. Namun memiliki satu kesamaan rasa ketika menonton mereka semua (film, red.) secara utuh dalam durasi total 78 menit.
​
Waktu yang memang tidak sebentar bahkan hampir seperti menonton satu buah film panjang atau features. Pemilihan film, menurut Fransiska Prihadi, Program Director 3rd Minikino Film Week, pun dilakukan sedemikian rupa mana yang akan ditaruh di awal sebagai pembuka, tengah hingga yang menjadi penutup dengan mempertimbangkan mood dan grafik emosi orang yang akan menonton film tersebut. (Cisilia Agustina)


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024