Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Perempuan dan Kesenjangan Digital: Bagaimana Membangun Iklim Teknologi dan Informasi yang Ramah Perempuan?

5/9/2021

 
Picture
Dokumentasi Jurnal Perempuan

​Era digital sudah menjadi realitas kehidupan bagi manusia di zaman ini. Melalui teknologi dan informasi, terbuka sebuah ruang-ruang maya baru yang memudahkan interaksi manusia. Lebih dari itu, ruang digital juga menjadi pencetak pengetahuan dan penyebar informasi yang sangat cepat dan masif. Meskipun tampak seperti ruang yang menjamin kebebasan tiap penggunanya, ternyata ruang digital tak selamanya ramah bagi perempuan.
Membawa persoalan tersebut ke dalam diskusi publik, Jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) bersama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI mengadakan diskusi Ngaji Kebangsaan bertajuk “Informasi dan Teknologi yang Ramah Perempuan (Tantangan dan Peluang Digital Terkini)”. Diskusi publik ini diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan Live Facebook pada Kamis (2/9) silam. Hadir pada diskusi ini, Dr. H. Suwendi selaku Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenag RI, Abby Gina Boang Manalu selaku Redaktur Jurnal Perempuan, Purnama Ayu Rizky selaku Redaktur Magdalene.co. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Nurul Bahrul Ulum dari Mubadalah.id.

Dalam pidato kuncinya, Dr. Suwendi melihat teknologi informasi telah bertransformasi menjadi kebutuhan pokok masyarakat, utamanya bagi kaum muda. Namun, hal tersebut tidak serta merta meningkatkan kebijaksanaan masyarakat dalam menggunakan teknologi. Maraknya kasus penyebaran hoax dan kekerasan berbasis online terjadi karena hal ini.
Pada sesi selanjutnya, Abby memaparkan tentang ketimpangan gender digital. Ia melihat bahwa perempuan dan laki-laki tidak mendapatkan manfaat yang sama dalam kemajuan digital.  Hal ini merupakan dampak dari budaya patriarki yang sejak awal telah menyingkirkan perempuan dari ruang-ruang publik, ruang ilmu pengetahuan dan ruang teknologi. 

Mengutip Sandra Harding (1986), teknologi tidaklah netral dari bias gender. Logika biner telah meletakkan perempuan pada posisi inferior di dalam ilmu pengetahuan juga teknologi.  Domain teknologi dianggap sebagai domain laki-laki. Hal ini memicu ketimpangan gender digital, banyak anggapan dan keyakinan yang menyatakan bahwa tidak kompeten dalam dunia teknologi informasi.

Ketimpangan gender digital disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya hambatan pada aspek mental, seperti stereotip ilmu STEM yang eksklusif bagi laki-laki, rasa inferior terhadap teknologi, perasaan tidak aman dalam dunia digital. Tantangan lain adalah pada aspek fisik, yakni ketersediaan infrastruktur dan kepemilikan perangkat.  Hambatan yang ketiga adalah hambatan pada segi keterampilan, hal ini disebabkan oleh masih terkait dengan kualitas literasi dasar dan literasi digital –aksesnya terhadap pendidikan dan pelatihan, dan yang terakhir terkait penggunaan internet secara bermakna. Pada poin ini artinya, perempuan hanya dapat dikatakan mendapat manfaat dari kemajuan digital ketika ia dapat melakukan transformasi sosial dan menjadi lebih berdaya karena internet. Abby menerangkan, Kondisi ketimpangan gender digital dapat dialami secara plural oleh perempuan. Maka dibutuhkan pendekatan interseksional menghindari pendekatan dari perspektif yang tunggal.

Meskipun begitu, Abby juga menekankan dampak positif dari digitalisasi, salah satunya adalah optimisme besar bahwa perkembangan teknologi informasi dapat membawa dampak positif pada pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Salah satunya, internet memudahkan gerakan aktivisme mendukung kesetaraan gender. “Banyak sekali peluang-peluang emansipatoris—peluang untuk mentransformasi sosial dengan kesetaraan gender—dengan kemajuan teknologi informasi ini,” tutur Abby.

Senada dengan Abby, Purnama Ayu—yang akrab disapa Ayu—turut mendukung teknologi digital yang ramah perempuan. Ayu juga menyoroti bagaimana keterwakilan perempuan dalam ranah sains dan teknologi masih minim, karena terbatasnya akses bagi perempuan untuk mengembangkan pengetahuannya dalam ranah tersebut, karena terkungkung oleh norma-norma gender yang mendomestikasi perempuan.

Berangkat dari pengalamannya di dapur redaksi Magdalene.co, faktor kesenjangan akses membuat laki-laki dan perempuan tidak mendapatkan akses yang sama untuk mengembangkan minatnya. Selanjutnya, Ayu menyatakan pentingnya peran media dalam mengarusutamakan kesetaraan gender. Sayangnya, tidak semua media memahami pentingnya hal ini. Bentrokan kepentingan antara jurnalis dan pemilik perusahaan media sering kali membuat pemberitaan di media mengabaikan perspektif-perspektif keadilan gender yang ada. “Sepanjang pemilik modal atau pemilik medianya itu tidak punya perspektif gender, mau sekeras apa redaksi menonjolkan idealismenya, kemungkinan akan mental,” jelas Ayu.

Terkait isu kesetaraan gender, Ayu melihat perempuan mengalami ketidakadilan gender dengan tidak adanya payung hukum yang mengatur tentang persoalan kekerasan seksual. Tidak hanya di dunia nyata (offline) di dunia digital kekerasan seksual juga terjadi.  Menurut dia  kerja-kerja jurnalis perempuan juga rentan mendapat ancaman kekerasan seksual. Maka dari itu, Ayu berharap pemerintah segera menyediakan payung hukum yang kuat, yaitu dengan mengesahkan RUU PKS.
​
Sementara terkait isu ketimpangan gender digital, menurut Ayu negara harus menjamin adanya infrastruktur yang memadai, agar perempuan dan laki-laki dapat memperoleh akses yang sama dalam memanfaatkan teknologi digital. Dalam penutupnya, Ayu menyatakan bahwa untuk memastikan kesetaraan gender di masyarakat, dibutuhkan kerja kolektif dari seluruh pihak (Nada Salsabila). 


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa