Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Pendidikan Publik 115: Partisipasi Bermakna Perempuan dan Kelompok Muda dalam Demokrasi Indonesia

14/9/2023

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Menjelang Pemilu 2024, Yayasan Jurnal Perempuan (YJP) bersama Yayasan Tifa menggelar Pendidikan Publik sekaligus peluncuran Jurnal Perempuan edisi 115 (JP 115) pada Selasa, 12 September 2023 lalu. Senada dengan tema JP 115, acara kali ini bertema “Partisipasi Politik Perempuan dan Kelompok Muda dalam Demokrasi Indonesia”.

     Acara dibuka oleh sambutan dari Abby Gina Boang Manalu selaku Direktur Eksekutif YJP dan Oslan Purba selaku Direktur Eksekutif Yayasan Tifa. Kemudian dilanjut oleh pemaparan materi oleh Ani Widyani Soetjipto selaku dosen Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia (UI); Ikhaputri Widiantini selaku Dosen Ilmu Filsafat, FIB UI; dan Usep Hasan Sadikin selaku Peneliti Perkumpulan Untuk Demokrasi dan Pemilu (Perludem).
 
     Dalam sambutannya, Abby menegaskan bahwa peluncuran JP 115 berbasis pada ideologi YJP dan Yayasan Tifa soal partisipasi politik yang menjadi prasyarat paling mendasar untuk mendorong kesetaraan gender dan juga demokrasi. Partisipasi bukan hanya dalam bentuk kehadiran kepemimpinan perempuan, melainkan terbentuknya kebijakan sensitif gender dan keterlibatan pendidikan politik bagi masyarakat luas. Praktiknya dapat dilakukan dengan cara tidak memonopoli pengetahuan politik bagi kelompok tertentu dan memberi ruang partisipasi masyarakat dalam politik keseharian.
 
     Dalam konteks pemilu, lanjut Abby, sudah semestinya perempuan dan kelompok muda dipetakan sebagai salah satu kelompok pemilih yang suaranya penting untuk dipertimbangkan. Abby menerangkan bahwa  JP 115 akan membahas terkait pentingnya representasi substantif perempuan dalam politik Indonesia, partisipasi politik perempuan dan kelompok muda sebagai warga negara yang utuh, gerakan sosial dan aktivisme, partisipasi bermakna perempuan dan anak muda dalam politik informal, dan partisipasi politik yang merangkul perbedaan dan menjamin hak kelompok rentan.
 
     Menyambung Abby, Oslan membicarakan praktik demokrasi di Indonesia yang belum menciptakan kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok perempuan. Menurutnya, kecenderungan isu perempuan telah direduksi hanya soal kekerasan-kekerasan pada perempuan. Padahal diskursus yang berkaitan dengan partisipasi publik dan politik juga sama pentingnya. Sebagai upaya mendorong agar pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan dengan pembangunan yang lebih inklusif. Hal ini tak dapat dilakukan tanpa keterlibatan perempuan dalam politik.
 
     Sesi pemaparan pertama diisi oleh Ani Widyani Soetjipto yang menulis artikel berjudul “Perempuan Muda dan Partai Politik: Dari Partisipasi Deskriptif menuju Representasi Substantif” di JP 115. Berdasarkan temuannya yang berbasis literatur dan wawancara dengan para narasumber, ia mengungkapkan bahwa berpolitik bagi perempuan dan kaum mudah bukanlah hal yang mudah. Mereka harus menghadapi beberapa tantangan, seperti lingkungan politik yang masih cenderung maskulin dan seksis; biaya politik yang tinggi merugikan perempuan yang tidak memiliki privilese ekonomi; dan subordinasi oleh politisi yang lebih senior saat memperebutkan nomor urut.
 
     Lebih dalam lagi, Ani melihat bahwa kelompok perempuan dan kaum muda dilihat sebagai pendobrak elektabilitas yang memiliki massa, sehingga hanya dimanfaatkan dalam urusan publikasi media partai. Kemudian ketika sudah masuk partai politik, perempuan dan kaum muda masih menghadapi tekanan untuk melakukan pembuktian atau legitimasi berdasarkan dana, lumbung suara, atau koneksi yang dimiliki, bukan berdasarkan gagasan.
 
     Perempuan dan kaum muda masih dilihat sebagai representasi deskriptif saja. Artinya masih dilihat bahwa tubuh perempuannya sudah mewakili keberpihakannya pada perempuan, padahal belum melakukan advokasi dan bertindak untuk memperjuangkan kelompoknya sendiri.
 
     Pemaparan materi dilanjutkan oleh Usep Hasan Sadikin yang menulis artikelnya di JP 115 dengan judul “Sinergi Politik Harapan: Interseksionalitas Politik Pemuda dalam Feminisme”. Berawal dengan kondisi objektifikasi suara pemuda dalam dunia politik, Usep menawarkan penerapan politik harapan sebagai bentuk adopsi pengetahuan feminisme.
​
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Apa itu politik harapan? Kata “harapan” digunakan untuk mengacu pada kelompok yang dipinggirkan. Konsep ini mengharap pada perubahan sosial dan politik yang signifikan dalam kehidupan secara menyeluruh. Dengan keyakinan, tindakan politik yang dilakukan bertujuan mencapai kesetaraan dan keadilan akan menghasilkan masyarakat tanpa kekerasan dan diskriminasi.
 
     Dalam mewujudkannya, lanjut Usep, perlu kerangka analisis untuk memahami identitas sosial dan politik seseorang yang bergabung dalam jalan perubahan tersebut, yakni interseksionalitas. Pendekatan melalui pemahaman identitas berupa gender, jenis kelamin, ras, etnis, kasta, kelas, seksualitas, agama, disabilitas, juga penampilan fisik. Sehingga dapat menciptakan lingkungan yang tidak diskriminatif.
 
     Terakhir, pemaparan materi dari Ikhaputri Widiantini yang menulis artikel dengan judul “Belajar dari Aktivis Perempuan Muda: Sebuah Cara Mempengaruhi Kesadaran Politik Sejak Dini” di JP 115. Ia memulai dengan pertanyaan, “Bagaimana keterlibatan perempuan dalam politik, selagi ruang politik masih kental dengan dominasi laki-laki?”
 
     Hal ini dapat dimulai dengan mendengarkan pengalaman perempuan sebagai subjek pertama. Koleksi pengalaman perempuan ini akan memunculkan kesepahaman dalam bentuk dukungan atas tiap pengalaman yang berbeda. Setiap isu dalam ragam pengalaman tersebut akan berinteraksi dengan isu lain. Berujung memunculkan metode-metode baru dalam mengadvokasi berbagai macam bentuk ketidakadilan yang belum terjamah sebelumnya, tutup Ikhaputri. (Hany Fatihah Ahmad)
​

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024