Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Pemulihan Ekonomi Pasca COVID-19 dan Paradoks Ekonomi Digital

21/1/2022

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Rabu (19/1) World Bank bersama dengan Binus University mengadakan webinar yang berjudul “Peran Teknologi Digital Menuju Penguatan UMKM di Indonesia dalam Upaya Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca COVID-19”. Acara yang diadakan daring via Zoom ini dihadiri oleh 3 panelis yaitu Virgi Agitasari (World Bank), Ikhsan Mojo (Dosen Finance International Program, Binus University), dan Dini Widiastuti (Yayasan Plan Internasional Indonesia).

     Acara yang dimoderatori oleh Maulyati Slamet (World Bank) ini dibuka dengan pidato dari Ririn Purnamasari (World Bank) dan Gatot Soepriyanto (Dekan Fakultas Ekonomi Binus University). Ririn menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 memberi pukulan keras pada masyarakat Indonesia dengan penurunan ekonomi secara besar-besaran. Namun melalui pandemi COVID-19 terdapat keuntungan seperti pemaksimalan teknologi digital. Ririn menekankan bahwa itu adalah hal baik yang terjadi selama pandemi. Akan tetapi, pada saat yang sama pandemi kembali mengingatkan kita semua tentang ketimpangan dan perbedaan akses internet yang tidak merata pada setiap wilayah di Indonesia.

     Sementara itu, Gatot Soepriyanto membuka pidatonya dengan penjelasan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah sektor paling terdampak dari COVID-19 . “Binus University mendidik dan memberdayakan masyarakat Indonesia agar menjadi lebih baik. Semoga kita bisa mengambil lebih banyak manfaat pada webinar ini dalam rangka memaksimalkan upaya percepatan pemulihan ekonomi” tutur Gatot.  

     Virgi Agitasari (World Bank) menyampaikan tentang penelitian yang dilakukan oleh World Bank. Dari kurun waktu 2011-2019 World Bank mencatat di Indonesia terdapat kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan. Dari kenaikan tersebut masih banyak ketimpangan seperti gender, ekonomi, dan demografi. Konsumsi internet lebih tinggi pada kota-kota besar seperti DKI Jakarta dan Bandung. Namun kota-kota di wilayah timur masih memiliki beberapa masalah seperti jauh dari akses internet dan rendahnya kepemilikan gawai maupun komputer.

     Dari tingginya aktivitas penggunaan internet, penduduk Indonesia perlu mulai beralih dari konsumen menjadi produsen dari aplikasi-aplikasi yang menarik ataupun menjadi pembuat konten. Dari temuan World Bank, penggunaan internet di Indonesia lebih besar diperuntukkan pada aplikasi hobi seperti YouTube, media sosial, dan games.

     Selain itu, dari keseluruhan jumlah pengakses internet angkanya didominasi oleh laki-laki dengan total 40% dan perempuan 32%.  Isu pada gender gap dalam pengguna internet juga sejalan dengan isu digital security yang pada dasarnya tidak dipahami oleh banyak pengguna internet. Pada 2018 World Bank mencatat terdapat 1,2 miliyar digital attack dari berbagai jenis kekerasan. Mengingat persoalan tersebut, pengguna internet perlu mengetahui tentang digital security dengan paling tidak membaca syarat dan ketentuan pada setiap pembuatan media sosial atau akun pada platform yang digunakan.

     Ikhsan Mojo (Finance International Program) memaparkan tentang paradoks ekonomi digital. Dalam pemaparannya Ikhsan menjelaskan bagaimana e-commerce seperti Gojek dan Grab membuat seseorang memiliki penghasilan. Namun di sisi lain para driver atau mitra Gojek dan Grab sebenarnya tidak diberikan tunjangan kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam lingkup pekerjaan mereka.

     Pandemi COVID-19 membuat setiap individu memaksimalkan kemampuannya untuk menggunakan perangkat teknologi informasi seperti pedagang yang saat ini membuka toko online. Saran tentang membuka toko online nampaknya tidak diindahkan oleh banyak orang karena pada dasarnya pengusaha besar juga membuka toko pada e-commerce seperti Tokopedia dan Shoppe sehingga menyulitkan pedagang dengan skala kecil. “Saya punya kenalan sebut saja bapak B dia penjual di toko kelontong saya menyarankan agar dia buka online ternyata dia bilang sudah buka online namun tetap tidak laku,” tutur Ikhsan. Hal seperti ini yang disebut oleh Ikhsan sebagai paradoks ekonomi digital di mana orang-orang semakin mudah untuk melakukan sesuatu namun belum tentu terjamin kesejahteraannya.

     Dini Widiastuti (Yayasan Plan Internasional Indonesia) memaparkan tentang bagaimana ketimpangan di Indonesia sebenarnya sudah ada namun diperparah dengan pandemi COVID-19. Dini menjelaskan bahwa saat ini fokus kerja Plan Indonesia adalah daerah-daerah yang terletak di wilayah timur Indonesia. Yayasan Plan menemukan banyak ketimpangan di sana, “waktu kami bekerja di daerah timur kami melihat bahwa satu keluarga di sana hanya memiliki satu gawai, jika satu keluarga ada tiga orang yang bersekolah maka mereka menggunakan itu secara bergantian” tutur Dini. Dini juga menjelaskan tentang fakta yang paling menyedihkan yaitu para pelajar di Indonesia Timur yang memiliki fokus studi Teknologi Informasi namun tidak memiliki perangkat yang dibutuhkan. Sehingga mereka mempelajarinya melalui teori saja.

     Yayasan Plan Internasional Indonesia mencoba untuk memfasilitasi anak muda yang memiliki UMKM untuk memaksimalkan upaya mereka dalam menggunakan internet. Dari kerja-kerja yang telah dilakukan, Plan menemukan bahwa perempuan lebih leluasa dan cekatan dalam memaksimalkan UMKMnya secara online. Namun persoalan yang kemudian terjadi adalah beban ganda yang dimiliki perempuan. Khususnya yang sudah menikah sehingga memiliki beban yang banyak dalam mengurus rumah tangga, anak, dan keluarga. Hal ini diperburuk dengan beban perempuan yang harus berjualan online demi meningkatkan kondisi finansialnya. (Iqraa Runi Aprilia)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024