Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Nunus Supardi: Pembentukan Kementerian Kebudayaan yang Mandiri Sangat Penting 

8/9/2014

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Berangkat dari kesadaran akan pentingnya kebudayaan dalam membentuk manusia Indonesia yang berkarakter dan beradab, dan fakta bahwa posisi kebudayaan dalam kelembagaan pemerintah hingga saat ini masih menjadi subordinat, sejumlah budayawan, seniman, cendekiawan dan tokoh adat mendesak dibentuknya sebuah kementerian baru, Kementerian Kebudayaan. Dalam pertemuan yang dihelat di Galeri Cemara 6, Jakarta pada Minggu (7/9), Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Rudana mengatakan impian atas lahirnya Kementerian Kebudayaan yang mandiri di Republik ini sebenarnya bukan hal baru, bahkan sudah diperjuangkan sejak Indonesia merdeka. Pada Kongres Kebudayaan pertama tahun 1948 usulan pembentukan kementerian kebudayaan disuarakan. Namun usul tersebut tidak juga ditanggapi, sehingga pada Kongres Kebudayaan tahun 1951, 1954, 1957, 1960, 1991, 2003, 2008 dan terakhir 2013, usul itu kembali disampaikan. Dan saat ini ketika presiden terpilih Jokowi sedang dalam proses menyusun kabinet, usul ini kembali diangkat agar pembentukan Kementerian Kebudayaan dapat terwujud.   

Lebih lanjut Dewan Pakar AMI dan Pemerhati kebudayaan Nunus Supardi mengatakan meskipun telah digagas sejak lama, namun keberadaan Kementerian Kebudayaan belum juga terealisasi, ini dikarenakan pertama kebudayaan belum dihayati oleh para pengambil keputusan, baik di tingkat nasional maupun daerah dan diranah eksekutif maupun legislatif. Kebudayaan hanya dipahami sebatas kesenian saja. Dan kedua para budayawan belum memperjuangkan isu tersebut secara serius. Menurutnya, jangan-jangan kita (budayawan) belum benar-benar memperjuangkan hasil kongres. Nunus menambahkan usulan pembentukan Kementerian Kebudayaan pasti akan memunculkan pro dan kontra, akan tetapi menurutnya Pembukaan UUD 1945 dan pasal 32 telah menegaskan bahwa bidang kebudayaan mempunyai peran penting dalam proses membangun karakter bangsa. Di sisi lain, amanat Pembukaan UUD 1945 dan pasal 32 tersebut belum dapat berjalan secara optimum karena kelembagaan kebudayaan di pemerintahan berulang kali mengalami ganti posisi dang anti pasangan. Selain itu pasal 28C UUD 1945 juga mengamanatkan agar pemerintah meningkatkan peran dalam memenuhi hak setiap orang untuk mengembangkan diri di bidang kebudayaan. Selain itu menurutnya Indonesia lahir dari kesepakatan para pendiri bangsa yang berasal dari berbagai etnik, budaya dan agama, serta memiliki lebih dari 500 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah sehingga diperlukan suatu pola pengasuhan kesepakatan berkelanjutan melalui pendekatan budaya. Lebih jauh Nunus mengatakan bahwa posisi kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak hanya dilihat dari sisi kebudayaan sebagai produk tetapi juga sebagai proses yang berkelanjutan.  

Karena itu dalam pertemuan di Galeri Cemara 6 Minggu (8/9) yang merupakan kelanjutan dari pertemuan di Museum Sumpah Pemuda pada Rabu (3/9) lalu, sejumlah tokoh dan individu atas nama perseorangan, komunitas dan lembaga kebudayaan dari berbagai macam bidang dan profesi antara lain Herawati Diah, Mooryati Sudibyo, Pia Alisjahbana, Sasmiyarsi Sasmoyo, dan lain-lain, sepakat untuk menyampaikan Pernyataan Kebudayaan sebagai berikut: (1) bahwa setelah 69 tahun Indonesia merdeka sudah saatnya bidang kebudayaan mendapatkan pengukuhan untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam berperan membangun bangsa yang memiliki kepribadian Indonesia yang kokoh; (2) bahwa untuk mewujudkan peran tersebut dalam kabinet 2014-2019 dan seterusnya, bidang kebudayaan mendapatkan prioritas untuk menjadi sebuah kementerian yang mandiri, sehingga bidang kebudayaan berada dalam posisi yang stabil dan dapat berperan secara optimum; (3) bahwa untuk mewujudkan amanat UUD 1945, diperlukan payung hukum (UU) yang mengatur lebih lanjut tentang perlindungan keanekaragaman budaya, peran, posisi dan pengurusan bidang kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Anita Dhewy) 


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024