Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Menghadirkan Representasi yang Inklusif sebagai Upaya Integrasi Ruang Publik untuk Perempuan dan Kelompok Marjinal

23/11/2021

 
Picture
     Dalam diskusi mengenai kepentingan publik, kerap kali penyelenggara tidak menghadirkan pemateri yang representatif. Dengan alasan-alasan seperti kurangnya sumber daya, keterbatasan waktu, hingga berhalangannya calon pembicara non laki-laki, diskusi kerap berakhir menjadi all men panels. All men panels merupakan istilah populer untuk menggambarkan kondisi panel diskusi yang semua pematerinya adalah laki-laki. Lebih rinci, all men panels seringkali diisi oleh laki-laki cis-hetero.

     Membahas tema menarik ini, Komunitas Mahasiswa Filsafat Universitas Indonesia (Komafil UI), menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Pentingnya Representasi Perempuan dan Kelompok Marjinal di Ruang Publik dalam Upaya Perubahan Transformatif Menuju Keadilan dan Kesetaraan” melalui telekonferensi Zoom dan Youtube. Hadir sebagai pembicara, yaitu Hartoyo (aktivis LGBTQ+), Amira Ruzuar (alumni Filsafat UI dan Badan Pekerja Komnas Perempuan), Retno Daru Dewi G.S.Putri (alumni Pascasarjana S2 Filsafat UI dan Redaksi Jurnal Perempuan), dan dipandu Chrisyanto Wibisono (mahasiswa S1 Filsafat UI) sebagai moderator.

     Amira membuka diskusi dengan menunjukkan terbatasnya representasi perempuan dan kelompok marjinal di muka publik. Pada karya-karya populer, perempuan juga direpresentasikan melenceng dan kemudian menjadi konsep yang universal (dipahami sebagai kebenaran oleh banyak orang). Hal tersebut menambah beban penindasan gender dan penghakiman pada perempuan. Amira juga menekankan pentingnya representasi—yaitu guna melengkapkan penggambaran dan penceritaan pengalaman kelompok marjinal. Amira mengajukan filsafat sebagai penggugat yang universal untuk meruntuhkan hegemoni absolut, termasuk hegemoni patriarki.

     Materi lalu dilanjutkan oleh Hartoyo. Aktivis LGBTQ+ ini menyampaikan, menggugat bahwa manusia tidak hanya laki-laki cis-hetero saja merupakan suatu langkah awal untuk melakukan penyetaraan gender. Langkah selanjutnya adalah memberikan dan menjamin hak untuk bicara pada perempuan dan kelompok marjinal lainnya. Hartoyo menyatakan marjinalisasi sebagai masalah interseksional yang mencakup jenis kelamin, ekspresi gender, orientasi seksual, ras, agama, tingkat pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Salah satu dampak dari marjinalisasi yang mengancam hak dasar adalah sulitnya pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi transgender. “Dalam situasi politik kita (dimana—red) isu seksualitas sering dipolitisasi, gerakan KTP (bagi transgender—red) ini harus kita ‘rebut’!” ujar Hartoyo.

     Retno Daru menjabarkan bagaimana perjuangan feminisme sangat terkait dengan perjuangan menghadirkan ruang inklusif. Kesetaraan di ruang publik dapat kita lihat dari toilet, seperti kesamaan jumlah bilik di toilet perempuan dengan urinoir laki-laki dan ketersediaan toilet khusus disabilitas. Kurangnya fasilitas publik yang inklusif dapat disebabkan oleh pengembang yang tak mendengar suara kelompok marjinal. Hal itu membuat penyedia fasilitas hanya mengedepankan fasilitas yang universal. Padahal, setiap orang berhak menikmati fasilitas publik dengan nyaman dan aman. Demikian, representasi perempuan dan kelompok marjinal di forum-forum publik menjadi sangat penting. “Kita butuh memajukan perempuan dan kelompok marjinal ke ruang publik untuk memengaruhi pengambilan kebijakan,” jelas Daru.

     Menanggapi fenomena soal kolotnya pandangan generasi tua terhadap heteronormativitas gender—yang banyak mengungkung perempuan pada masalah domestifikasi—Amira menyarankan upaya remedy atau pengobatan luka penindasan yang dialami perempuan dan kelompok marjinal lainnya. Amira meminjam kutipan Lola Olufemi, yang berbunyi: tugas feminis adalah untuk mengobati (to remedy) konsekuensi dari penindasan gender. “Bagaimana caranya kita utk mengobati luka itu, meringankan luka itu, agar tidak ada siapapun yang menderita hanya untuk menjalani norma-norma masyarakat,” jelas Amira. Strategi ini memberi dampak pada kelompok yang memiliki luka, juga menggugah empati dari khalayak luas.

     Hal menarik lainnya, berdasarkan wacana yang dibawa oleh Daru soal ketidaksetaraan dalam fasilitas publik, muncul diskursus soal menghadirkan toilet yang inklusif. Toilet uniseks merupakan salah satu terobosan yang dapat dilakukan oleh pengembang guna mendukung inklusivitas, terutama bagi kelompok transgender yang terkadang kesulitan mengakses toilet yang sesuai dengan ekspresi gendernya. Tentunya, hal ini dapat dihadirkan lewat representasi kelompok yang berimbang di muka publik. Sehingga aspirasi dari setiap kelompok dapat diwadahi.

     Sebagai penutup, Hartoyo menyampaikan pesannya, agar kita berani menyuarakan pengalaman hidupnya ke muka publik. “Tak perlu takut untuk menyuarakan kebenaran, terutama (mengenai—red) pengalaman hidup kita. Itulah terhormat-hormatnya manusia, ketika berani bicara tentang pengalaman hidupnya untuk kebenaran,” ujar Hartoyo. Upaya-upaya menghadirkan representasi yang berimbang dalam diskusi publik tampak seperti upaya yang sederhana, tapi pada praktiknya kerap luput dari perhatian. Perlu diingat bahwa menghadirkan representasi yang berimbang tidak dapat dijadikan token—atau tempelan—semata. Harus ada kesadaran untuk menyeratakan perspektif gender dan kelompok marjinal di muka publik, demi terbentuknya keadilan yang transformatif dan inklusif. (Nada Salsabila).

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa