Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Kuliah Politik Representasi, Lokus Kelahiran Liyan

8/11/2014

0 Comments

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Ruang kuliah BA 209 Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Gadjah Mada pada Jumat (07/11) terlihat tidak seperti biasanya. Pagi itu di Program Studi yang dikepalai oleh Prof. Heru Nugroho berlangsung kuliah tentang Politik Representasi dengan pendekatan feminisme. Peserta kuliah dengan materi “Politics of Representatation: Women and Nature” diisi oleh 18 mahasiswa Pasca Sosiologi UGM dan 5 peserta sit-in dari fakultas lain, bahkan ada juga yang datang dari Solo. Pemateri dalam kuliah ini adalah Dr. Phil Dewi Candraningrum yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan. Kuliah terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama yaitu pendalaman teori sedangkan sesi berikutnya membicarakan konteks di Indonesia.

Keyworks: structure, agency, free will, representation.

Sesi pertama dibuka dengan membaca buku Media and Cultural Studies: Keyworks dengan editor Meenakshi Gigi Durham dan Douglas M. Kellner. Peserta kuliah kemudian dibagi menjadi empat kelompok untuk mendiskusikan dan mempresentasikan beberapa kata kunci yaitu structure, agency, free will dan representation. Kelompok pertama yang mendiskusikan mengenai structure berpendapat bahwa  structure tidak hanya dipahami secara materialistik saja, namun gender, kelas juga termasuk didalamnya. Dewi menambahkan, adanya perbedaan pada structure tradisional dan modern. Pola relasi yang dibangun dalam structure tradisional adalah gift sedangkan pada structure modern adalah profession. Penanda utamanya diantaranya ras, etnik, gender, kelas, dst.

Agency sebagai kata kunci yang dipresentasikan oleh kelompok kedua, dimaknai salah satunya sebagai agen-agen perubahan, baik oleh individu atau kelompok. Namun, terdapat pendapat dari peserta bila agency baik sebagai agen perubahan tidak akan bisa netral, dalam artian akan selalu punya kepentingan-kepentingan. Semisal NGO (Non-Government Organization) yang datang ke wilayah bencana, sering memaksakan masyarakat untuk mengikuti kehendak NGO tersebut. Dewi menambahkan contoh kasus yang ada di Merapi. Structure masyarakat yang ada di sana bisa dia ketahui melalui narasai-narasi yang dia dengarkan lewat penduduk merapi yang jaraknya kurang lebih 5km dari puncak gunung. Masyarakat menganggap Merapi sebagai ibu. Oleh karena itu letusan merapi tidak dianggap sebagai bencana, namun berkah atas kesuburan yang akan diperoleh mendatang. NGO yang datang memberikan terminologi baru mengenai bencana dan penanganannya sesuai dengan ilmu-ilmu sains yang tidak berlaku bagi masyarakat.

Diskusi mengenai free will atau kehendak bebas, menjadi topik yang menarik karena sebagian peserta menganggap free will sebagai suatu yang tidak ada atau tidak mungkin, sedangkan sebagian lainnya masih memercayai free will ada pada diri. Yang berpendapat bila free will tidak mungkin dimiliki oleh manusia, dikarenakan banyaknya faktor dari luar yang memengaruhi seseorang dalam membuat suatu keputusan. Dimisalkan, seseorang yang hendak makan tidak cukup hanya dengan makan supaya kenyang. Namun seseorang merasa membutuhkan rasa, yang kemudian dikapitalisasi menjadi berbagai produk seperti Mc.D, KFC, dst. Kehendak bebas seseorang untuk memakan burger Mc.D dipengaruhi oleh media yang gencar mengiklankan burger yang besar sehingga membuat kita ingin membeli dan memakannya. Sebagian lagi memercayai adanya free will dalam diri manusia bila dia mampu melepaskan diri dalam struktur atau sistem yang ada/dibentuk oleh masyarakat.

Dalam diskusi mengenai kata kunci terakhir, Dewi beranggapan bahwa politik representasi tidak terlepas dari persoalan gender, ras, etnik, dst. Kaitannya dengan paradigma modern, dia mengungkapkan representasi akan menjadi problem karena modernisme menganggap kebenaran hanyalah satu. Berbeda dengan post-strukturalis yang menganggap kebenaran adalah banyak. Yang dianggap cantik tidak hanya yang putih, berambut lurus, namun bisa yang keriting, mancung, pesek, tinggi, pendek. Tidak ada batasan dan pendefinisian.

Perempuan, Alam dan Budaya Visual

Dalam sesi kedua Dewi kembali mengajak peserta untuk mendiskusikan dua topik dengan konteks Indonesia. Yang pertama diambil dari salah satu artikel dalam buku Body Memories terbitan Yayasan Jurnal Perempuan, berjudul “Save the Earth From Home: Women in Green Comercial Discourse in Indonesia” yang ditulis Dr. Phil. Ratna Noviani, pengajar Program Studi Kajian Budaya dan Media, Pascasarjana, UGM yang juga sekaligus Sahabat Jurnal Perempuan. Sedangkan tulisan kedua diambil dari Jurnal Perempuan No. 78, oleh Dr. Phil. Dewi Candraningrum berjudul “Provokasi dan Seksualisasi Perempuan dalam Budaya Visual: Cyberfeminisme dan Klik-Aktivisme”.

Dalam tulisan Ratna Noviani, dia menjelaskan sosok perempuan yang digunakan dalam model iklan untuk sebuah produk ramah lingkungan. Dalam hal ini terdapat pertanyaan apakah produk yang mengaku ramah lingkungan tersebut menggunakan sosok perempuan dalam iklannya karena perempuan dirasa dekat dengan alam seperti ungkapan para ekofeminis, atau karena perempuan yang sering dianggap sebagai konsumen utama. Menurut salah seorang peserta ada pesan yaitu, pembajakan amanat ekologi dalam iklan produk ramah lingkungan. Ada maksud terselubung dalam suatu eco-advertisement yaitu agar konsumen membeli produk tersebut, bukan pesan konservasi. Dewi menambahkan, manusia tidak lagi memberikan penghargaan kepada bumi sebagai makhluk hidup, yang kemudian menyebabkan berubahnya struktur masyarakat. Hal itulah yang membuat kapitalisme tumbuh untuk menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru.

Mengenai perempuan dan budaya visual, peserta berpendapat bahwa perempuan dalam beberapa iklan yang ada di Indonesia menggambarkan eksploitasi tubuh perempuan yang hanya berpindah dari rumah ke ranah publik/media. Pada akhir sesi kuliah, Dewi juga menambahkan contoh kasus perempuan yang terlibat dalam kasus korupsi, baik saksi maupun tersangka. Masih banyak media yang justru menempatkan seksualitas sebagai fokus utama, bukan korupsi. Menurutnya, dalam struktur berpikir masyarakat kita tidak ada perempuan jahat. Oleh karena itu dalam tagline berita perempuan dalam kasus korupsi menggunakan istilah janda genit, medusa, dst. (Indriyani Sugiharto)

0 Comments



Leave a Reply.

    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa