Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Konsolidasi Berbagai Elemen untuk Mendorong Pengesahan RUU Perlindungan PRT

20/2/2018

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Hingga hari ini Indonesia belum memiliki payung hukum perlindungan pekerja rumah tangga (PRT). Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU Perlindungan PRT) yang diajukan ke DPR sejak 2004 belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Proses advokasi untuk mendorong pengesahan RUU Perlindungan PRT dan ratifikasi konvensi ILO 189 yang dilakukan oleh Jaringan Nasional Advokasi PRT (Jala PRT) masih stagnan karena RUU ini tidak masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas 2018. Untuk itu pada Selasa (6/2) bertempat di kantor Kowani, Jakarta Pusat, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar diskusi untuk membahas evaluasi dan rencana tindak lanjut advokasi perlindungan PRT.  
 
Komisioner Komnas Perempuan Madgalena Sitorus mengungkapkan pada 2017 Komnas Perempuan dengan didukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) telah mengadakan empat kali pertemuan dengan melibatkan sejumlah pihak dan menghasilkan concept paper dan lembar fakta yang dapat digunakan sebagai bahan bersama dalam proses lobi dan advokasi. Ia menambahkan terkait ratifikasi konvensi ILO 189 tentang Kerja Layak PRT yang prosesnya seharusnya tidak serumit RUU, sejauh ini belum ada sinyal dari Kementerian Ketenagakerjaan untuk melakukan ratifikasi. Koordinator Jala PRT Lita Anggraini menambahkan langkah untuk mendorong ratifikasi Konvensi ILO 189 membutuhkan political will dari Kemnaker mengingat konvensi ini mengatur soal ketenagakerjaan. Lebih lanjut Lita mengatakan perlu ada pendekatan dan lobi kepada partai politik termasuk anggota legislatif dan calon legislatif mengingat salah satu hambatan dalam penyusunan RUU Perlindungan PRT di DPR berasal dari anggota legislatif. Lita mengungkapkan terkait rencana yang digulirkan Lembaga Kerja Sama (LKS) untuk melakukan revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan, maka momentum tersebut hendaknya dapat digunakan untuk mendorong agar revisi Undang-Undang No 13 tahun 2003 tersebut juga dapat mewadahi PRT. Dengan demikian undang-undang tersebut tidak hanya mengakomodasi hubungan industrial antara perusahaan dan pekerja. Paling tidak diharapkan ada pengakuan bahwa PRT termasuk pekerja yang dilindungi di dalam undang-undang tersebut.
 
Dari diskusi yang diikuti oleh sejumlah elemen seperti organisasi PRT, LSM, kementerian, organisasi buruh dan asosiasi pengusaha, disepakati sejumlah poin penting yakni perlunya memperluas jaringan dan mengajak lebih banyak elemen untuk mendukung RUU Perlindungan PRT. Selain itu, upaya advokasi, lobi dan kampanye perlu dilakukan dengan lebih intensif. Untuk itu disiapkan beberapa agenda untuk proses advokasi dan kampanye sepanjang tahun 2018. Forum tersebut menyepakati untuk menyiapkan penyusunan concept paper Konvensi ILO 189 dan revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan; pembahasan pasal-pasal krusial dalam RUU Perlindungan PRT seperti terkait upah, sanksi dan kontrak kerja; juga pembahasan pasal-pasal krusial yang terkait dengan proyeksi lobi atau negosiasi ke luar dalam konteks negara-negara tujuan PRT migran. Setelah proses pembahasan tersebut selesai, maka akan diikuti dengan proses lobi kepada seluruh fraksi di DPR dan tenaga ahli (TA) fraksi dan/atau anggota DPR serta audiensi dengan menteri ketenagakerjaan. Langkah lain yang dipandang penting untuk dilakukan adalah membuat kampanye untuk membangun kesadaran dan memperluas dukungan.  
 
Sejak diajukan ke DPR pada 2004, RUU Perlindungan PRT belum mengalami kemajuan signifikan. RUU ini bahkan beberapa kali tersingkir dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) di DPR. Hingga masa jabatan DPR periode 2009-2014 berakhir, RUU ini masih terhambat di Badan Legislasi. Terakhir pada November 2017, RUU Perlindungan PRT juga tidak masuk daftar prolegnas prioritas 2018. (Anita Dhewy) 


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024