Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Kolaborasi Plan Indonesia, Pemprov NTB, dan Forum Anak NTB Percepat Pengentasan Pernikahan Anak

30/7/2021

 
Picture
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2021, Plan Indonesia melalui Let’s Talk Project menyelenggarakan webinar dialog bersama Forum Anak NTB serta Pemerintah Provinsi NTB pada Kamis (29/7). Webinar bertajuk Generasi Tangguh Peraih Cita: Hapus Perkawinan Anak Bersama Forum Anak dan Pemerintah Provinsi NTB ini bertujuan untuk mendorong upaya perlindungan anak dan pencegahan pernikahan anak di NTB.

Plan Indonesia menghadirkan beberapa pembicara, yaitu Dr. Ir. Sitti Rohmi Djalilah selaku Wakil Gubernur NTB, Dini Widiastutsi selaku Direktur Eksekutif Plan Indonesia, serta Ir. Husnanidiaty Nurdin selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kadis DP3AP2KB) Provinsi NTB. Turut dihadirkan pula perwakilan dari Forum Anak NTB, yaitu Fayruz dan Dzaki.

Husnanidiaty, atau yang akrab disapa Eny, membuka webinar dengan menyoroti hak-hak anak, seperti hak untuk hidup, hak untuk berkembang, hak untuk berpartisipasi, serta perlindungan anak dari kekerasan atau diskriminasi—termasuk juga diskriminasi gender. Eny menekankan bagaimana pernikahan anak menjadi masalah serius di NTB. Berdasarkan data DP3AP2KB Provinsi NTB, angka pernikahan anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, terdapat 302 pernikahan anak, meningkat di tahun 2020 menjadi 816 pernikahan anak. Hingga Juni 2021, tercatat ada 460 pernikahan anak. Eny juga memaparkan angka permintaan dispensasi pernikahan yang tinggi di NTB.

Menyambung paparan Husnanindiaty, Dini Widiastuti melihat bahwa kasus pernikahan anak di NTB mengkhawatirkan. Terlebih, terjadi peningkatan angka pernikahan anak saat pandemi. Menurut Dini, praktik perkawinan berbahaya sebab dapat merampas hak anak-anak perempuan, terutama karena anak-anak perempuan yang dipaksa menikah belum siap dalam segi fisik maupun mental. Anak-anak perempuan juga rentan mengalami kehamilan di usia muda. Merespons persoalan tersebut, Plan Indonesia berkolaborasi dengan Pemprov NTB guna menjamin hak anak-anak perempuan. Plan Indonesia juga membentuk policy corner dengan DP3AP2KB Provinsi NTB. Tujuannya adalah membentuk Perda untuk mengontrol pernikahan anak—Perda pertama di Indonesia.

Wakil Gubernur NTB, Ir. Sitti Rohmi Djalilah, juga menyoroti kompleksnya persoalan anak di wilayah NTB. Selain pernikahan anak, Sitti juga menilai perdagangan anak menjadi masalah serius. Menurut dia, permasalahan-permasalahan tersebut tak bisa diselesaikan oleh satu atau dua lembaga saja, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat untuk mengentaskannya. Kurangnya edukasi menjadi faktor utama permasalahan anak di NTB. Demikian, bagi Sitti, solusinya adalah melakukan intervensi berupa penanaman pengetahuan pada kelompok-kelompok masyarakat. “Kita berikan intervensi berbasis dusun, sehingga kita mudah memetakan lokus-lokus serta episentrum perkawinan anak dan kekerasan anak di NTB,” ujarnya.

Menurut Sitti, sekolah  dapat menjadi agen intervensi utama pada anak, yaitu dengan memberikan  pendidikan kesehatan reproduksi dan tentang pentingnya kesiapan mental untuk menikah. Hal ini dapat memberikan basis bagi anak-anak agar tidak terjerumus pada pernikahan dini. Sedangkan intervensi pada orang tua atau kelompok masyarakat lainnya, posyandu dapat berperan untuk memberi pelayanan sekaligus edukasi terkait bahaya perkawinan anak. Ia juga menambahkan bahwa posyandu di NTB memberikan layanan pada segala rentang usia, tidak khusus melayani kebutuhan kesehatan balita.

Perwakilan Forum Anak NTB juga membacakan Suara Anak NTB 2021. Terdapat lima poin Suara Anak, yaitu mencegah adanya pernikahan dan eksploitasi anak, menyediakan fasilitas umum ramah anak termasuk pada anak berkebutuhan khusus, menyediakan rumah rehabilitasi bagi anak-anak yang terkena tindak pidana, pemerataan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi anak kurang mampu, dan memperketat pengawasan peredaran narkoba di NTB yang dapat berdampak pada anak.

Webinar Generasi Tangguh Peraih Cita: Hapus Perkawinan Anak Bersama Forum Anak dan Pemerintah Provinsi NTB diharapkan dapat menyatukan suara berbagai elemen di NTB untuk bersama-sama menghentikan maraknya pernikahan anak. Pelibatan Forum Anak NTB diharapkan dapat membuat anak menjadi agen-agen yang aktif menyuarakan pemenuhan hak anak (Nada Salsabila).

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa