Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Kolaborasi Empat Konsep Pemikiran untuk Mewujudkan Kemajuan di Berbagai Bidang

3/1/2022

 
PictureDok. LKKP
     Minggu (02/01), Lingkar Kajian Kota Pekalongan (LKKP) membuka tahun 2022 dengan menyelenggarakan sebuah seminar daring dengan tema ‘Renaisans 4.0: Pemikir Muda’. Seminar tersebut dihadiri oleh empat orang pembicara yaitu Muhammad Haidar Fikri Kurniali (LKKP), Abby Gina Boang Manalu (Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan), Cayekti Widigdo (Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan), dan Ribut Achwandi (Dewan Pakar LKKP). Acara ini turut dipandu oleh Winda Febriana S. (LKKP) sebagai pembawa acara dan Brillian Ravi A. (LKKP) selaku moderator.

     Pemaparan pertama dilakukan oleh Muhammad Haidar Fikri Kurniali. Perwakilan LKKP ini membawakan hasil pemikirannya yang berjudul Kebangkitan Ilmu Pengetahuan dalam Teras Bakar-bakar Tahun Baru. Haidar menjelaskan konsep Teori Dependensi yang didapatnya ketika pergantian tahun yang menurutnya sangat berkesan. Teori Dependensi terjadi dalam ketergantungan negara dunia ketiga dengan negara maju yang bersifat merugikan. Pasalnya, negara maju mengunakan negara dunia ketiga sebagai populasi untuk mengambil sampel riset yang kemudian akan menghasilkan teori-teori baru. Teori yang bermanfaat untuk khalayak ramai tersebut kemudian akan digunakan kembali oleh negara dunia ketiga yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan negara dunia ketiga dalam memahami potensi di sekitar mereka untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Sehingga, solusi permasalahan negara dunia ketiga sulit untuk didapatkan di daerah teritori mereka sendiri. Maka diperlukan adanya kesadaran akan kemampuan kita dalam menghasilkan teori argumentatif yang kritis agar tidak lagi saling bergantung dengan negara maju.

     Presentasi berikutnya berjudul Perempuan dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi oleh Abby Gina Boang Manalu, Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan. Abby memiliki fokus pada kesenjangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh laki-laki dan perempuan. Walaupun isu gender memiliki pengaruh yang besar pada diskursus ilmu pengetahuan, riset dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan bahwa peneliti perempuan di dunia hanya berjumlah sebanyak 30% saja. Meskipun ilmu pengetahuan terkesan netral dan setara, tanpa adanya fokus ke isu gender yang signifikan, penerapan ilmu pengetahuan yang merata pada praktiknya sulit untuk diwujudkan.

     Ketimpangan gender tersebut turut terjadi pada bidang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Di Indonesia, misalnya, pengguna teknologi internet masih didominasi oleh laki-laki. Sehingga akses informasi bagi perempuan masih sangat terbatas. Ketimpangan gender digital ini disebabkan oleh empat kesulitan yaitu hambatan aspek mental, hambatan aspek fisik, hambatan aspek keterampilan, dan hambatan aspek yang berarti. Selain itu, kesenjangan gender dalam jaringan (daring) yang terjadi merupakan perpanjangan isu dari ketimpangan di luar jaringan (luring). Sebagai contoh, kekerasan gender yang seringkali terjadi secara luring di dunia nyata juga terjadi secara daring di dunia maya yang dikenal sebagai kekerasan berbasis gender online (KBGO). Akan tetapi, Abby juga memaparkan adanya peluang-peluang TIK dalam memajukan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan kesetaraan gender. Contohnya adalah peluang aktivisme digital, gerakan ruang digital yang aman bagi perempuan, adanya penyebaran ilmu pengetahuan yang humanis dan feminis, dan kampanye pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam. Sehingga perempuan semakin terlibat dalam partisipasi publik. Dengan keterlibatan perempuan, maka transormasi sosial yang mengarah ke keadilan gender dapat diwujudkan.

     Pemaparan yang ketiga berjudul Bisnis dan Ilmu Pengetahuan: Dua Entitas yang Berbeda yang Beriringan (Studi Kasus Kota Pekalongan) oleh Cayekti Widigdo, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan. Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, Cayekti memiliki fokus pada pembangunan kota yang menjadi tugasnya. Menurutnya, tiga hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan pembangunan adalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Secara ekonomi, Pekalongan berkembang dengan baik dari hasil batik, perikanan, dan pariwisata. Kesuksesan ini membawa kota tersebut hingga meraih penghargaan UNESCO sebagai jejaring kota kreatif utk kategori craft and folk art. Selain itu, penghargaan untuk Museum Batik dalam pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda juga menjadi prestasi Pekalongan lainnya.

     Tidak cukup sampai disitu, Cayekti menyatakan bahwa masih ada misi dalam meningkatkan kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, dan relijius. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kolaborasi antar pihak di aspek kesehatan, pendidikan, sarana dan prasarana, ekonomi, dan kebudayaan. Selain itu, terdapat tujuh misi yaitu meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan SDM yang relijius, kompeten, dan produktif, mewujudkan lingkungan pemukiman yang nyaman, mewujudkan sarana dan prasarana yang baik, membangun ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, melestarikan budaya, kearifan lokal serta mengembangkan tata kehidupan yang berakhlaqul karimah, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien berdasarkan prinsip Good Governance dan Clean Government di Pekalongan. Pemaparan oleh Cayekti disepakati oleh Ribut Achwandi selaku Dewan Pakar LKKP. Ribut menekankan perlunya penerapan wawasan dari sejarah-sejarah kebudayaan di Pekalongan sebagai landasan hidup masyarakat setempat untuk membentuk identitas yang lebih kuat di masa yang akan datang.

     Dari pemaparan keempat pembicara dapat disimpulkan bahwa kemajuan di berbagai bidang perlu dilakukan agar dapat menopang kondisi serta perubahan di masa depan. Kesadaran akan ketergantungan terhadap negara maju dapat menjadi refleksi untuk berusaha menjadi mandiri dalam berpikir kritis di kemudian hari. Selain itu, kesetaraan gender merupakan hal yang harus diaktualisasikan dan benar-benar diperhatikan. Secara lokal, kita juga harus memerhatikan perkembangan yang terjadi di sekitar kita baik secara ekonomi, sosial, lingkungan, kita juga secara budaya. Dengan demikian, kemajuan di berbagai bidang dapat diwujudkan di masa yang akan datang. (Retno Daru Dewi G. S. Putri)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa