Kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat Untuk Menanggulangi Tingginya Angka kematian Ibu dan Anak25/5/2018
Jakarta (23/5) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAID (United States Agency for International Development) mengadakan acara tentang Kemitraan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Neonatal). Acara yang dimoderatori oleh Ira Koesno ini membawa kita mengetahui beberapa fakta mengejutkan tentang angka kematian ibu dan neonatal yang terbilang tinggi. Ira Koesno menyampaikan bahwa di Indonesia dalam 1 jam setidaknya ada 2 ibu hamil dan 8 bayi baru lahir meninggal dunia. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan angka kematian bayi mencapai 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Dengan data tersebut, Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan jumlah kematian ibu dan neonatal tertinggi. Banyak orang mengira bahwa angka kematian ibu terjadi pada fase melahirkan, padahal studi tindak lanjut sensus penduduk 2010 menunjukan bahwa angka kematian tertinggi ada pada fase pasca melahirkan sebesar 57%, sedangkan angka kematian ibu pada masa kehamilan sebanyak 22% dan meninggal pada masa persalinan sebesar 15% dari total kematian ibu dalam satu tahun. Ira Koesno menambahkan, kematian ibu dan neonatal sebenarnya bisa dicegah, sebab kematian ibu di Indonesia terutama disebabkan oleh hipertensi. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kondisi tersebut. Selain itu, tingginya angka perkawinan usia dini menjadi salah satu penyebab kematian ibu, karena melahirkan pertama kali pada usia di bawah 20 tahun akan meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan yang berujung pada kematian ibu. Kemudian, Untung Suseno Sutarjo, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, yang hadir pada acara tersebut menyatakan “Kita merdeka sudah cukup lama, tetapi kematian ibu dan bayi masih tinggi, untuk itu penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi menjadi prioritas utama pemerintah dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019 dan merupakan target Sustainable Development Goals yang harus dicapai pada tahun 2030” Tutur Untung. Kemudian, Ryan Washburn, Pelaksana Tugas Direktur USAID menyatakan “Amerika Serikat bangga dapat mendukung upaya co-creation dimana kita menentukan bersama permasalahan yang akan diatasi dengan solusi yang berkelanjutan dan berskala luas, melalui kolaborasi dan kemitraan dengan pelbagai pihak. Bersama-sama kita akan memobilisasi potensi sumber daya dalam negeri demi tersedianya layanan kesehatan yang makin efisien dan bermutu bagi ibu dan bayi”. Kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan Amerika Serikat melalui program USAID Jalin memiliki komitmen selama lima tahun mendatang dengan menyatukan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, masyarakat, akademisi, media massa, dan penyedia layanan. Jalin akan bekerja di provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan untuk memengaruhi potensi pasar dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Tidak lupa bahwa untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir diperlukan kontribusi dari semua pihak, sebab 60% masalah dalam bidang kesehatan dapat diselesaikan dengan perbaikan dari pihak non-kesehatan. (Iqraa Runi) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |