Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Kerentanan Kelompok Muda dalam Praktik Perdagangan Orang

5/4/2024

 
PictureDok. Migrant CARE
     Pada Selasa (2/4/2024), Migrant CARE, sebuah organisasi sipil yang bergerak dalam kerja-kerja advokasi untuk isu pekerja migran Indonesia, menyelenggarakan bincang publik yang bertajuk “Ironi Perdagangan Orang Muda”. Kegiatan yang diselenggarakan secara bauran, yakni di Sekretariat Migrant CARE, Jakarta Selatan dan daring via platform Zoom ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah isu perdagangan orang yang selaras dengan bonus demografi

     Pada satu sisi, bonus demografi yang dicerminkan melalui tingginya proporsi individu pada usia produktif, sebenarnya mampu memberikan kekuatan ekonomi yang besar bagi suatu negara. Namun, melalui sisi lainnya hal ini juga dapat meningkatkan kerentanan kelompok muda tersebut untuk terjebak dalam situasi krisis penuh ketidakpastian kerja.

     Kegiatan yang dimoderatori oleh Trisna Aresta (Migrant CARE) ini menggandeng beberapa pembicara, seperti Amalia Suri (Direktur Eksekutif emancipate.id), Safina Maulida (Milk Tea Alliance Indonesia), dan Dios Lumban Gaol (Serikat Buruh Migran Indonesia) guna menghadirkan perspektif yang holistik terkait isu perdagangan orang pada konteks ini.

     Pertama-tama, Wahyu Susilo (Direktur Migrant Care) dalam sambutannya menyoroti fenomena yang kembali mengagetkan Indonesia, yakni munculnya praktik kerja kasar berkedok magang, dikenal sebagai Ferienjob, yang menyasar mahasiswa Indonesia sebagai korbannya. Wahyu  menyatakan bahwa praktik semacam ini seringkali membuat korban terjebak pada pusaran perdagangan orang. Ironinya, sebagian besar dari korban ini merupakan kelompok muda, tetapi justru isunya luput diperbincangkan dari perspektif mereka.

     “Ini menggiurkan bagi teman-teman muda untuk mendapatkan uang instan. Mereka ini sekarang resah dengan pekerjaan. Satu sisi, kita memang optimis dengan bonus demografi menuju Indonesia Emas. Namun, kita juga harus tetap kritis menghadapi puja-puji seperti itu karena kalau tidak dikelola dengan baik, maka ia dapat menjadi bencana demografi,” tegasnya.

     Amalia Suri memperkaya bincang publik kali ini dengan mengulas perihal definisi perbudakan modern. Baginya, hal ini dicerminkan melalui situasi eksploitatif yang membuat individu terjebak tanpa kemampuan untuk menolak atau melarikan diri karena ancaman yang kuat, kekerasan, paksaan, penyalahgunaan kekuasaan, dan penipuan yang dapat terjadi.  Secara spesifik, data menunjukkan bahwa 71 persen korban dari perbudakan modern ini adalah kaum perempuan. Sementara itu, 25 persen korban dari perbudakan modern adalah anak-anak.

     Dios Lumban Gaol pada sisi lainnya menyoroti perihal pendefinisian “eksploitasi” yang seringkali disalahartikan oleh para penegak hukum. Korban yang tereksploitasi cenderung hanya dianggap ketika terjadi kekerasan atau penganiayaan semata. Namun, hal penting yang sering luput ialah bahwa eksploitasi dapat dimulai sejak awal, hanya dengan niat dan tindakan seperti proses perekrutan dan cara yang digunakan.

     Dios menegaskan bahwa terdapat tiga elemen kunci yang relevan dalam konteks eksploitasi ini, yaitu unsur proses, metode, dan tujuan. Unsur proses sendiri melingkupi rangkaian tata cara ketika para pekerja itu direkrut. Unsur metode berkaitan erat dengan cara mereka tertipu. Misalnya, penipu mensyaratkan penandatanganan dokumen yang menggunakan bahasa asing atau trik psikologis untuk menarik korban. Sementara itu, unsur tujuan merupakan akhir dari rangkaian eksploitasi tersebut, seperti pemerasan uang, perdagangan manusia, dan lain sebagainya.

     Narasumber terakhir, Safina Maulida, menambahkan wawasan perihal ekosistem dari perbudakan modern ini. Dirinya menyatakan bahwa konflik merupakan ekosistem paling nyaman untuk tindak pidana perdagangan orang, hingga perbudakan modern. Hal ini salah satunya tercermin melalui konsekuensi dari konflik Myanmar yang membuat warga negara mereka terjerat pada isu perdagangan orang.

     “Data menunjukkan bahwa 3000-an orang Myanmar telah terjerat scamming. Sementara itu, 700-an diantaranya termasuk ke dalam tindak pidana perdagangan orang,” sebutnya.
​

     Praktik perdagangan orang dan perbudakan modern bukan fenomena yang terjadi secara tiba-tiba. Ia memerlukan suatu pre-kondisi yang kompleks, dicerminkan melalui adanya militerisme, patriarki, dan kolonialisme. Di samping itu, lingkungan yang tidak pernah memberikan gambaran tentang pekerjaan dan lingkungan kerja yang layak, hingga interaksi yang setara dengan pemimpin perusahaan juga turut mendorong suburnya lahan perbudakan modern. Pada akhir paparannya, Safina menambahkan bahwa berefleksi mengenai ruang hidup ini melalui perspektif feminisme dapat menjadi alternatif untuk kita memahami dan mengatasi ketidaksetaraan dalam realitas sosial tersebut. Perspektif feminisme dapat memberikan eksplorasi cara baru untuk mendekonstruksi kondisi yang ada sehingga tercipta ruang aman bagi semua. (Ni Putu Putri Wahyu Cahyani)
​

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025