Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

​Karlina Supeli: Kapasitas Nalar dan Akal Budi Laki-Laki dan Perempuan Adalah Sama

25/8/2017

 
PictureDok. Pribadi
Asean Literary Festival 2017 menghadirkan Karlina Supeli dalam program "Ruang Tengah", sebuah sesi khusus yang menyajikan diskusi dengan para tokoh intelektual dan sastrawan yang berpengaruh. Pada hari sebelumnya program "Ruang Tengah" telah menghadirkan Martin Aleida, Arswendo Atmowiloto, Goenawan Mohamad, dan pada 6 Agustus 2017 giliran Karlina Supeli, ia adalah perempuan satu-satunya yang dihadirkan dalam program "Ruang Tengah" Asean Literary Festival 2017. Dalam diskusi “Ruang Tengah”, Karlina Supeli menceritakan beberapa bagian hidupnya, seperti saat ia dan kawan-kawan aktivis perempuan berjuang untuk menurunkan rezim Soeharto melalui gerakan Suara Ibu Peduli. Selain itu ia juga menjelaskan bagaimana pandangannya terhadap ujaran kebencian di media sosial sebai sebuah fenomena sosial. Baginya banyaknya ujaran kebencian dan hoax di media sosial adalah dampak dari kedangkalan berpikir masyarakat Indonesia, ia juga menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Baginya keberadaan media sosial menjadi tantangan, bisa menjadi alat untuk memajukan diri tapi di satu sisi bisa menjadi boomerang. Hal yang ia jelaskan lainnya adalah tentang maskulinitas ilmu pengetahuan, pada pembahasan ini ia banyak merujuk pada pengalaman pribadinya sebagai seorang astronom, filsuf dan seorang feminis—meskipun ia lebih senang menyebut dirinya sebagai seoarang pengajar filsafat dibandingkan seorang filsuf.
​
Karlina Supeli mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan, sains, teknologi masih maskulin. Dalam banyak bidang keilmuan seperti sains, matematika dan teknologi kerap kali perempuan dianggap tidak memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki. “Marie Curie yang telah memenangkan Nobel dua kali saja tidak bisa masuk Akademi Sains Paris karena dia perempuan”, tutur Karlina Supeli. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa dalam bidang filsafat juga masih maskulin, pasalnnya ia adalah satu-satunya dosen tetap di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Merujuk pada pengalamannya, Karlina menceritakan bahwa ketika masa orientasi Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, pertanyaan pertama yang ia dapatkan dari seorang senior adalah: “Kenapa kamu masuk jurusan laki-laki”.

Ketika ia menempuh studi di Inggris hal serupa juga ia alami. Karlina menceritakan bahwa ketika ia  berusaha menyelesaikan soal matematika selama 3 hari, kemudian mempresentasikannya, dan ternyata ia berhasil, komentar dari dosennya adalah: “Otak kamu adalah otak laki-laki”. Karlina mengakui bahwa ia tidak mengalami diskriminasi secara struktural namun menurutnya pelabelan tersebut berpengaruh terhadap kecenderungan pelajar perempuan memilih jurusan. Selain itu, faktor dorongan orang tua juga berpengaruh besar terhadap pilihan-pilihan anak.

Dalam bidang filsafat, pandangan terhadap ketidakmampuan perempuan untuk berpikir juga telah ada sejak lama. “Aristoteles menggolongkan perempuan, budak, dan anak-anak dalam kategori setengah manusia, sehingga tidak memiliki hak politik, kemudian pemikiran Jonh Stuart Mill sangat berpengaruh, ia mengungkapkan bahwa perempuan memiliki kemampuan berpikir yang sama dengan laki-laki sehingga perempuan harus diberikan hak politik”, tutur Karlina. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa ada ketidakadilan yang terjadi, meskipun sifatnya tidak institusional, namun pengalaman-pengalaman ketidakadilan itu pasti dihadapi perempuan. Sehingga baginya hal ini juga merupakan sebuah perjuangan, pertama adalah memperjuangkan proses pendidikan yang sejak awal mengajarkan kesetaran bagi anak-anak dan generasi muda, kemudian yang kedua adalah mengakui bahwa kapasitas nalar dan akal budi laki-laki dan perempuan sama. “Umat manusia akan kehilangan kontribusi yang sangat besar, kalau perempuan dianggap aneh atau tidak boleh menekuini atau memilih bidang keilmuan tertentu”, tegas Karlina. (Andi Misbahul Pratiwi)



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa