Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Hari Perempuan Internasional 2022: Mendobrak Bias Gender untuk Meraih Kesetaraan

22/3/2022

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Pada 8 Maret 1975, Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) meresmikan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional (HPI). HPI diperingati dalam rangka mendorong kesetaraan dan emansipasi perempuan. Peringatan tahunan ini dirayakan dengan tema yang berbeda-beda tiap tahunnya. Tahun 2022 ini, HPI membawa tema “Gender equality today for a sustainable tomorrow” oleh United Nation (UN) Women dengan tagar #BreakTheBias oleh gerakan International Women’s Day sebagai slogan. Dengan tema tersebut, diharapkan tahun 2022 menjadi titik penting untuk meraih kesetaraan gender dalam konteks perubahan iklim, lingkungan, dan pencegahan risiko bencana yang menjadi tantangan global terbesar pada abad ke-21.

     Guna merayakan HPI, Women’s March Indramayu menyelenggarakan Instagram Live bertajuk “Makna di Balik Tagar #BreakTheBias” pada Kamis (17/03/2022) silam. Acara ini mengundang Retno Daru Dewi G. S. Putri (Redaksi Jurnal Perempuan dan anggota Puan Menulis) yang akrab disapa dengan Daru sebagai narasumber, dipandu oleh Tiana Jeanita (Koordinator Women’s March Indramayu 2019) sebagai pemantik.

     Sebagai pembuka, Daru menjelaskan semangat HPI 2022, yaitu merayakan prestasi perempuan, meningkatkan kesadaran untuk melawan bias, dan mengambil tindakan untuk mewujudkan kesetaraan. Daru menjelaskan, ketiga poin tersebut dapat diterapkan secara mikro dan makro dalam kehidupan sehari-hari kita. Salah satu contoh tindakan tersebut adalah dengan mempraktikkan tindakan afirmatif terhadap perempuan, dimana kita dapat menggali tantangan apa yang menyulitkan posisi perempuan untuk memahami kesulitan tersebut.

     Perempuan kerap disulitkan dengan pilihan-pilihan hidupnya, seperti perempuan pekerja yang sering kali terpaksa memilih pekerjaannya atau menjaga anaknya. Pada situasi tersebut, salah satu tindakan afirmatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menyediakan daycare (penitipan) anak bagi karyawan perempuan. Selain daycare, keberadaan ruang menyusui atau nursing room—yang dapat disebut dengan ‘ruang keluarga’ juga—seharusnya terdapat di banyak fasilitas publik. Sayangnya, tidak semua tempat memiliki daycare maupun nursing room.

     Mengenai makna slogan #BreakTheBias, Daru menerjemahkannya sebagai upaya mendobrak bias di sekeliling kita. Bias-bias tersebut berbentuk stereotip gender yang sudah terlalu melekat pada identitas perempuan. #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi memberikan ruang pada citra negatif yang mengecilkan peran atau identitas perempuan dengan cara mengedukasi lingkaran terdekat kita. “Kita bisa mengedukasi diri sebelum mengedukasi orang lain juga. Kita mesti paham betul antara kita dan perempuan lain belum tentu ada pada kondisi yang sama,” jelas Daru.

     Perihal edukasi, Tiana turut membagikan pengalamannya. Ia banyak mendengar edukasi kesetaraan gender dianggap sebagai guyonan semata oleh komunitas yang sejatinya sudah pernah belajar memahami konsep gender. Contohnya, pendapat bahwa kesetaraan gender dibuktikan dari kesanggupan perempuan dalam mengangkat galon air—sebuah peran yang tadinya dikhususkan pada laki-laki sebagai pihak yang lebih kuat. Mengenai hal tersebut, Daru mengatakan, adanya guyonan seperti itu di suatu komunitas menandakan komunitas tersebut tidak memahami konsep gender seutuhnya. Gender tidak dapat disamakan dengan keadaan fisik orang, sehingga kuat-tidaknya seorang perempuan mengangkat galon air minum tak bisa dijadikan parameter kesetaraan. Oleh karena itu, kita harus berani menegur perilaku ‘beracun’ tersebut.

     Melanjutkan diskusi, Tiana menyinggung sulitnya perempuan untuk eksis di ruang publik. Bahkan hanya sebatas berjalan di luar rumah saja, banyak perempuan menerima tindakan kekerasan berbentuk catcalling (siulan atau panggilan bernada seksual yang bertujuan untuk merendahkan seseorang). Masyarakat yang patriarki akan menyarankan perempuan agar memakai pakaian tertutup untuk menghindari kekerasan seksual tersebut. Terdapat bias dalam perilaku ini; menyalahkan tampilan perempuan alih-alih menyalahkan perilaku berbahaya laki-laki.

     Daru mengingatkan pentingnya empati dalam melihat masalah penindasan gender. Dalam feminisme, empati menjadi dasar pergerakan dan perlawanan. Dengan empati, kita dapat memahami kondisi perempuan lain yang terjebak dalam penindasan. Ia menambahkan, dengan empati pula kita bisa membela orang dari kelompok marjinal lainnya, baik yang mengalami penindasan gender maupun penindasan lainnya. Pengalaman ketika mendapat diskriminasi yang sama menumbuhkan empati pada diri kita, sehingga kita dapat bersolidaritas.

     Sebagai penutup, Daru berpesan pada seluruh perempuan untuk terus berjuang melawan penindasan dan bias. Perjuangan penghapusan bias gender tidak akan berhenti sampai khalayak ramai berhenti memberikan komentar yang bias pada perempuan. Selain itu, Daru juga berpesan untuk terus optimis akan langkah-langkah kita. Meskipun langkah yang kita lakukan adalah langkah-langkah yang terlihat kecil dan sepele, tetapi itu artinya kita selalu melangkah ke depan.

     “Perjuangan kita punya label baru, yg mengingatkan bahwa salah satu masalahnya adalah rasa bias yang ada di sekeliling kita atau ada di diri kita sendiri,” tukas Daru. (Nada Salsabila)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024