Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Gerakan Perempuan dari Masa ke Masa

8/10/2014

0 Comments

 
PictureDok. Pribadi
Selasa (30/09/2014) dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Jejer Wadon bekerjasama dengan LPH YAPHI bertema ”Perempuan dalam Politik Massa: Generasi 65, 98 dan Reformasi”, Mbah Arjo Sutiyem, aktivis perempuan ’65 yang kini berusia 94 tahun mengingatkan kita akan gigihnya perjuangan perempuan pada masanya dalam memperjuangkan hak-haknya. Dalam penuturannya saat beliau aktif dalam organisasi Gerakan Wanita Indonesia Sedar (GERWIS), perempuan disadarkan akan hak-haknya dan diajak untuk menentang perilaku poligami yang dilakukan oleh kaum laki-laki, yang pada waktu itu dalam satu dusun terdapat minimal 10 orang laki-laki yang melakukan poligami. Selain itu para perempuan juga menentang poliandri dan kemudian menuntut kesamaan hak waris antara perempuan dan laki-laki.

Tumbuhnya kesadaran perempuan di tahun 1954 menjadikan organisasi perempuan yang awalnya bernama GERWIS berubah menjadi GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia) yang mana isu yang diperjuangkan adalah kesetaraan dan pemberantasan buta huruf. Hanya saja pasca peralihan kepemimpinan dari orde lama ke orde baru menjadikan gerakan perempuan dimusnahkan sampai ke akar-akarnya hingga sampai pada penghilangan fakta sejarah. Selama 32 tahun orde baru memimpin, rezim ini menjadikan para perempuan terkungkung dalam wilayah domestik yang sibuk dengan urusan memasak, merawat anak, melahirkan dan memenuhi kebutuhan seksual laki-laki. Keotoriteran orde baru akhirnya menjadi masalah baru bangsa ini hingga pada akhirnya Soeharto ditumbangkan oleh kaum muda pada tahun 1998.

Tumbangnya orde baru memunculkan banyak organisasi-organisasi perempuan di masyarakat. Hanya saja menurut aktivis 98 yang juga menjadi narasumber, Vera Kartika Giantari, organisasi-organisasi yang bermunculan tidak diiringi dengan pendidikan politik bagi perempuan atau masyarakat sehingga gerakan perempuan sekarang kurang mengakar bahkan menjadi tidak jelas seakan-akan jalan sendiri-sendiri sesuai dengan isu yang dibawa organisasinya.

Hal tersebut diperburuk dengan situasi sosial budaya yang saat ini tidak mendukung masyarakat. Angela Merici Sarniyati, Ketua PMKRI Solo yang juga menjadi narasumber menyampaikan bahwa generasi muda saat ini cenderung apatis dengan masalah-masalah sosial. Ia juga menuturkan bahwa hal tersebut terlihat dari banyaknya teman-temannya yang selalu sibuk dengan nilai-nilai di bangku kuliah, bersenang-senang untuk karaoke, main biliar, sibuk dengan urusan percintaan dan lain sebagainya. Lebih jauh ia berpendapat bahwa terjadi proses penghilangan sejarah bangsa ini. Selain itu menurutnya generasi yang ada saat ini adalah produk generasi warisan orde baru yang sangat sulit dibongkar pemikirannya. (Yuliana Paramayana) 

0 Comments



Leave a Reply.

    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa