Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Dewi Candraningrum: Secara Genetik dan Psikologis Perempuan adalah The Winner of Love

19/4/2015

 
Picture"Wajah Timah Kartini" (Dewi Candraningrum: Acrylic on 50x60cm Canvas)
Pada Jumat malam (17/4/2015) bertempat di Jl. Mawar 221 Badran Surakarta diselenggarakan pemutaran dan diskusi film R.A Kartini yang dibintangi Yenny Rahman besutan sutradara Sjumandjaja dan diproduksi tahun 1984. Acara yang diselenggarakan oleh Sinemain dan Jejer Wadon ini dihadiri oleh puluhan aktivis dan mahasiswa. Vera Kartika Giantari, narasumber diskusi mengatakan bahwa Kartini mampu mengungkapkan, mengejawantahkan apa yang menjadi keinginannya dan di usia 12 tahun sudah mulai bergerak. “Kartini secara lahir adalah genuine alami.  Kartini bekerja bukan untuk mencari pangkat dan kedudukan”, tutur Vera Kartika Giantari.

Sedangkan dalam sesi diskusi Haryati Panca Putri mengatakan bahwa Kartini memiliki kepedulian terhadap ketidakadilan dan kaum marginal. Proses perlawanannya terhadap budaya dan etika digambarkan dalam satu adegan ketika dia mengetahui suaminya dipijit oleh ketiga garwa selir, sampai kemudian ada tekanan psikologis. “Kartini menyampaikan kritikan dengan sangat etis. Dia memiliki jiwa pemberontak, tetapi masih pada jalur sebagai perempuan Jawa”, ujar Haryati Panca Putri.

Dini, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)  menyatakan kesamaan pendapat bahwa Kartini adalah genuine. Sesuatu yang muncul darinya membuatnya bergerak. “Hal itu berbanding terbalik dengan keadaan saya sebagai mahasiswa. Saya hari ini berpikir besok saya akan bisa melakukan apa kepada masyarakat. Kita dijauhkan dari masyarakat apalagi kampus saya tidak ada Kuliah Kerja Nyata (KKN). Artinya hari ini pemikiran mahasiswa adaptif. Zaman sekarang dengan dulu berbeda karena media sedikit cuma dengan mata telinga. Media sekarang banyak dan kita terlalu reaktif”, ungkap Dini. Dia menambahkan bahwa di zaman dulu Kartini memperjuangkan bagaimana rakyat berjuang di ruang formal.

Peserta diskusi lain Indah Darmastuti membuat perbandingan dengan novel roman  yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Jejak Langkah dan Gadis Pantai, “Di film ini ditekankan bahwa Kartini menikah karena tindakan politis. Bahkan di Jejak Langkah disebut Minke susah mencari taksi untuk di sewa karena pernikahan Kartini banyak memerlukan sewa mobil”, jelas Indah.  Dan yang perlu dicatat menurutnya adalah Kartini menafikan kultur stelsel dan feodalisme.

Dewi Candraningrum memberi kalimat penegasan sebagai penutup diskusi bahwa dilihat dari kekinian perempuan pintar itu penting. Perempuan harus pintar dalam segi apapun.  Dalam teori Leadership The Winner of Love, banyak sekali perempuan memenangkan cinta sesungguhnya. Pemimpin perempuan dianggap berbahaya, karena kalau dia cinta rakyatnya maka dia lebih ditakuti. Kedua, perempuan secara ginekologi sosial pantai utara Jawa: Rembang dan Jepara sekarang ini ada Sukinah. Ini membuktikan bahwa kepemimpinan itu kuat. “Belum pernah Sukinah kita kenal sampai kasus pegunungan Kendeng merebak. Inilah secara genetik dan psikologi perempuan sanggup menyandang The Winner of Love”, pungkas Dewi Candraningrum. (Astuti Parengkuh)



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa