Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Dedi Supriadi Adhuri: Perspektif Gender Dibutuhkan dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir

5/2/2018

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Rabu, 31 Januari 2018 pukul 09.00, bertempat di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat, Jurnal Perempuan mengadakan acara Pendidikan Publik Jurnal Perempuan 95 Perempuan Nelayan. Dedi Supriadi Adhuri, Peneliti Bidang Humaniora Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang hadir sebagai pembicara menyampaikan paparan tentang peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan perikanan yang terbilang sangat penting. Sebelum membahas pentingnya perempuan di sektor pengelolaan sumber daya pesisir dan perikanan, Dedi terlebih dahulu menjabarkan kegentingan yang terjadi di sektor perikanan. Melalui data dari Komisi Nasional Kajian Sumberdaya Ikan (KKP) Dedi memaparkan bahwa pada tahun 2017 tercatat Indonesia memiliki cadangan ikan sebanyak 12,5 juta ton. Akan tetapi, Dedi dengan tegas menyatakan bahwa terdapat paradoks pada penelitian tersebut. Dari jumlah ikan yang tersebar di Indonesia nyatanya banyak wilayah laut Indonesia yang mengalami eksploitasi berlebihan. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada ikan tetapi juga sumber daya pesisir lainnya seperti terumbu karang dan bakau. Mengingat banyaknya persoalan terkait tidak meratanya penyebaran ikan dan juga eksploitasi berlebihan maka dibutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan atau sustainability. Dedi memaparkan bahwa nelayan membutuhkan pendekatan berbasis ekosistem yang bukan hanya berfokus pada hasil tangkapan tetapi juga lingkungan sekitarnya. Sebab dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem, maka aspek pemanfaatan sumberdaya, pemeliharaan lingkungan, konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam dan ekosistemnya menjadi perhatian. Dalam paparannya Dedi menjelaskan bahwa pendekatan berbasis ekosistem belum memasukkan perspektif gender sehingga ada kebutuhan untuk menambahkan perspektif gender. Itu sebabnya Dedi berpendapat pendekatan berbasis ekosistem perlu digabung dengan pengelolaan kolaboratif berbasis komunitas agar nelayan dapat mengelola hasil tangkapan hingga pemasaran sesuai dengan lingkungan mereka. 

Pengelolaan sektor perikanan bisa dijadikan acuan untuk mengatur ekonomi dan ekosistem yang berkelanjutan di sektor nelayan. Melalui sistem pengelolaan berbasis komunitas yang didukung oleh pemerintah, komunitas  bisa membentuk rancangan pengelolaan perikanan pada wilayah mereka, sehingga, terdapat prinsip yang berkeadilan. Pada posisi ini nelayan perempuan tentunya memiliki ketertindasan ganda. Di satu sisi terdapat fakta bahwa persediaan sumber daya pesisir menurun sementara di sisi lain terdapat fakta bahwa perempuan nelayan tidak diakui sebagai pekerjaan profesional. Dedi menyayangkan nasib perempuan nelayan yang tidak diakui sebagai pekerjaan profesional. Pasalnya dari penelitian yang Dedi lakukan ia menyatakan bahwa dari Sabang hingga Merauke perempuan nelayan ikut serta dalam memajukkan ekonomi nelayan, mulai dari proses penangkapan hingga pemasaran. Tidak jarang pula perempuan nelayan menjadi penentu apakah nelayan laki-laki bisa melaut atau tidak. Hal ini terkait posisi perempuan nelayan sebagai pemasok bahan bakar minyak (BBM) untuk para komunitas nelayan. 
​
Melihat pentingnya perempuan dalam dunia perikanan Dedi mengakui bahwa perspektif gender masih sangat dibutuhkan untuk disusupi ke dalam kebijakan dan kultur, mengingat pengelolaan berbasis komunitas dapat terlaksana dengan dukungan komunitas yang ada pada suatu wilayah. Tentunya terdapat dugaan jika perempuan tertindas dalam kultur yang bias, bisa jadi sistem pengelolaan tidak lagi bekerja dalam menyuarakan aspirasi perempuan nelayan. Tidak jarang pula implementasi pengelolaan berbasis komunitas bersifat blind-gender. Oleh karena itu, besar harapan Dedi agar perspektif gender terus digunakan untuk mengkritisi kebijakan dan juga kultur, “penyuaraan kepentingan perempuan dalam pengelolaan sumber daya pesisir masih langka dan oleh karenanya sangat dibutuhkan” tutur Dedi. (Iqraa Runi)


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa