Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa
Warta Feminis

Ade Armando: Pekerja Media Perlu Diberi Pengetahuan Tentang Isu LGBT

7/9/2015

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Berbicara tentang media massa hal pertama yang harus kita ingat adalah bahwa media massa sudah berkembang sedemikian rupa, sehingga dalam konteks isu LGBT terutama terkait dengan advokasi dan kampanye media, kita tidak boleh hanya berhenti pada media cetak. Lebih jauh kita juga harus memahami bahwa soal media massa tidak hanya mencakup perihal peliputan tentang LGBT, tetapi juga menyangkut bagaimana LGBT tampil dalam konstruksi media. Dengan demikian kita tidak hanya bicara tentang berita, tetapi bagaimana LGBT ditampilkan dalam talkshow, film, lagu, sinetron, pertunjukkan musik, dst. Kita harus ingat bahwa media massa itu jauh lebih luas daripada sekadar jurnalistik. Hal ini memiliki implikasi bagi perjuangan LGBT. Pernyataan ini disampaikan Ade Armando, Dosen Komunikasi FISIP UI saat menjadi pembicara dalam acara diskusi yang mengiringi Peluncuran Modul Panduan Media Meliput LGBT yang diselenggarakan Jurnal Perempuan dan Ardhanary Institute dengan didukung Hivos-Rosea pada Sabtu (5/9) di Casakhasa, Jakarta.

Hal kedua yang harus diingat menurut Ade adalah bahwa media massa mempunyai banyak komponen. Sehingga membayangkan bahwa para jurnalis atau para pembuat film atau penulis naskah atau perancang talkshow atau sinetron itu bekerja independen adalah sebuah mitos dan salah, karena mereka semua hidup dalam sebuah sistem. Walau demikian harus dibedakan antara media yang komersial dan yang non komersial. Pertama-tama yang harus diingat mereka berada dalam sebuah struktur dan di dalam struktur ini penulis atau wartawan mempunyai pemimpin redaksi atau atasan.

Di luar kebijakan redaksional, ada faktor pemilik media yang bisa juga memiliki kepentingan. Karena itu media yang besar yang mempunyai khalayak yang juga besar, akan berbicara dengan pertimbangan-pertimbangan yang jauh lebih luas. Begitu juga dengan para pembuat film, pembuat sinetron, dsb. Faktor lain adalah soal pengiklan.

Karena itu Ade sangat menyadari bahwa tidak mudah untuk menjangkau wartawan, penulis naskah, pembuat film, dsb agar mereka tergerak untuk bersimpati atau bahkan memperjuangkan isu LGBT dalam karya-karya yang mereka hasilkan. Karena itu Ade mengerti jika Jurnal Perempuan lebih berupaya untuk membangun sensitivitas.Agar ketika seorang wartawan menulis tentang persoalan LGBT, paling tidak dia menuliskannya dengan benar. Akan tetapi untuk masuk pada tahap membangun kesadaran, membuat orang menjadi lebih paham persoalan LGBT bukanlah persoalan mudah. Selain faktor media sebagai sebuah sistem, ketidakmudahan yang kedua terkait dengan fakta bahwa orang-orang yang menulis berita, membuat film, menulis karya, membuat talkshow dan program-program TV adalah seorang manusia dan sebagai manusia, seseorang mempunyai preferensi, mempunyai pikiran, memiliki initial attitude terkait dengan isu LGBT. Di luar aspek internal tersebut, terdapat juga pandangan masyarakat umum mengenai LGBT. Kombinasi kedua aspek inilah yang menghasilkan pandangan yang dimiliki seseorang terkait isu LGBT.

Dalam hal ini Ade berpandangan bahwa barangkali upaya yang penting adalah mengajar mereka yang bergerak dalam bidang media karena ia sangat percaya media massa merupakan pembentuk konstruksi masyarakat atas dunia. Orang-orang yang bekerja di media perlu diberi pengetahuan yang cukup mengenai isu yang sesungguhnya. Namun kita juga harus menyadari bahwa mereka memiliki initial attitude mengenai LGBT. Ade menduga pada umumnya orang-orang yang bergerak dalam media massa pun mempunyai prasangka, stereotip tentang LGBT. Karenanya dibutuhkan proses yang panjang agar seseorang bergerak dari prasangka menjadi bersimpati lalu berempati dan kemudian menganggap kita semua sama. (Anita Dhewy) 



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa