Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

Haryatmoko: Analisis Wacana Kritis Mencita-citakan Perubahan Sosial

10/4/2017

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Kamis, 6 April 2017, kuliah pertama KAFFE (Kajian Filsafat dan Feminisme) 5 berlangsung di kantor Yayasan Jurnal Perempuan. KAFFE 5 membahas mengenai Analisis Wacana Kritis (AWK). Kuliah ini diikuti oleh 30 peserta dengan latar belakang yang beragam, seperti mahasiswa, dosen, pekerja sosial, konsultan, penulis, dll. Pertemuan pertama KAFFE 5 diampu oleh Dr. Haryatmoko, pengajar di Universitas Sanata Dharma, Departemen Filsafat  (FIB UI), Pascasarjana Komunikasi (FISIP UI), UGM, UNAIR,UNIBRAW, dan PTIK. Ia  telah menghasilkan berbagai buah pikiran yang tertuang dalam buku dan yang baru diterbitkan berjudul Critical Discourse Analysis. Pembahasan AWK dalam buku Critical Discourse Analysis inilah yang menjadi dasar perkuliahan pertama KAFFE 5.
 
Haryamoko membuka kuliah KAFFE dengan memaparkan sejarah singkat AWK. Menurutnya, metode Analisis Wacana Kritis merupakan metode baru dalam penelitian ilmu sosial budaya. Pada tahun 1991 beberapa tokoh seperti Van Dijk, Fairclough, G. Kress, Van Leeuwen dan Wodak mengadakan pertemuan, dan momen tersebut dianggap sebagai peresmian metode AWK sebagai metode penelitian dalam ilmu sosial dan budaya. Para pionir AWK ini merumuskan tiga postulat. Pertama, semua pendekatan harus berorientasi pada masalah sosial dengan pendekatan lintas ilmu, setidaknya dibutuhkan pemahaman mengenai teori linguistik dan teori sosial untuk menggunakan metode AWK, kedua, tujuan utama dari AWK adalah demistifikasi ideologi dan ketiga, reflektif dalam penelitian.
 
Lebih lanjut Haryatmoko menjelaskan bahwa ada empat langkah metode AWK Fairclough. Pertama, fokus pada ketidakberesan sosial dalam aspek semiotiknya. Ketidakberesan sosial bisa berupa kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, diskriminasi, prasangka negatif, dan kurangnya kebebasan. Kedua, mengidentifikasi hambatan-hambatan untuk menangani ketidakberesan sosial itu. Ketiga, mempertimbangkan apakah tatanan sosial itu membutuhkan ketidakberesan sosial tersebut. Keempat, mengidentifikasi cara-cara yang mungkin untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 
 
Ada perbedaan mendasar antara AWK dengan Analisis Wacana, ungkap Haryatmoko. Dalam analisis wacana (objektif), peneliti harus mengambil jarak, hubungan dengan teks bersifat objektif, dan peneliti tidak melibatkan diri. Sedangkan dalam AWK, peneliti telah menentukan posisi, berpihak dan membongkar ketidakberesan sosial. Karakteristik AWK ini mendapat pengaruh dari Pemikiran Kritis (Mazhab Frankfurt). Tokoh-tokoh Pemikirian Kritis seperti Gramsci, Althusser, Bakhtin, Foucault dan Bourdieu memberikan banyak sumbangan penting terhadap metode AWK. Gramsci, menyumbangkan gagasan penting mengenai hegemoni dalam AWK. Hegemoni Gramsci menunjukkan bahwa kekerasan tidak terjadi secara koersi melainkan melalui budaya, dalam hal ini adalah bahasa. Althusser, dalam pengembangan AWK menunjukkan bahwa ideologi bukanlah sesuatu yang abstrak melainkan bagian dari kegiatan konkret atau praksis sosial. Bakhtin, menyumbangkan gagasan bahwa tanda-tanda linguistik merupakan materi ideologi. Foucault, melihat bahwa wacana bukan sekadar kata, tapi praksis sosial. Bourdieu, menjelaskan bahwa bahasa adalah instrumen kekuasaan atau yang disebut sebagai doxa.
 
Doxa adalah kebenaran partikular yang diberlakukan sebagai kebenaran universal. Hal ini menjadi pintu masuk kekerasan simbolik. Haryatmoko menyatakan bahwa kekerasan simbolis adalah kekerasan yang korbannya menyetujui menjadi korban. Kekerasan simbolis menjadi pintu masuk kekerasan psikis dan fisik. Haryatmoko menjelaskan bahwa kekerasan simbolis ini menjadi penting untuk dikenali agar kita dapat mencegah dan memutus mata rantai kekerasan. Ia mencontohkan tentang kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga. Menurut Haryatmoko, kekerasan fisik di dalam rumah tangga bermula dari penerimaan terhadap kekerasan simbolik lewat bahasa, simbol dan representasi. Karena itu upaya melawan kekerasan harus dilakukan sejak di tataran simbolik dengan membongkar wacana, simbol dan representasinya.
 
Dari perspektif AWK, bahasa sudah mengandung ideologi, membawa kepentingan dan merupakan instrumen kekuasaan. Bahasa tidaklah netral, untuk itu perlu dilakukan demistifikasi ideologi dan kekuasaan, ungkap Harytmoko. AWK menunjukkan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi melainkan bagian dari strategi kekuasaan. Oleh karena itu, dibutuhkanlah pembongkaran hubungan antara bahasa dan ideologi dengan cara menunjukkan pemaknaan bahasa di dalam hubungan kekuasaan dan hubungan sosial. Dimensi moral dan politik pada metode AWK menghasilkan cita-cita akan perubahan sosial dan politik. Yang menarik dari AWK adalah metode ini telah menunjukkan posisinya yang berpihak pada korban dan mereka yang membutuhkan perubahan sosial. (Abby Gina)



Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024