Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Wacana Feminis

Ekofeminisme dalam Sinema Maleficent (2014)

29/8/2014

 
Nadya Karima 
(Mahasiswi Jurusan Ilmu Sejarah, FIB, Universitas Indonesia) 
[email protected]
PictureDok. Pribadi
Pada sinema-sinema Walt Disney setelah tahun 2000 mulai terlihat Disney membawa ide-ide dari gerakan feminisme, tidak lagi seperti sinema animasi yang rilis pada tahun 1950-an. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang animasi dan sinematografi seiring dengan gerakan pembebasan perempuan. Tidak dipungkiri setelah Mulan (1998) Disney tidak lagi memosisikan perempuan dalam animasinya sebagai objek yang pasif dan menunggu kedatangan pangeran tampan untuk menyelamatkannya dari kutukan.

Film produksi Walt Disney terutama animasinya menjadi salah satu media sosialisasi bagi anak-anak. Penanaman nilai-nilai lewat karakter tokoh seperti perempuan suci dan baik-baik, perempuan penyihir yang tua dan jahat, pangeran tampan atau pemburu penyelamat sangat mendominasi cerita-cerita Disney Princess. Rupanya, Disney menyadari sinemanya sebagai media sosialisasi anak-anak dan menyesuaikan konten nilai dalam ceritanya sebagai sarana edukasi penanaman nilai dan moral terutama pada anak-anak. 

Ekofeminisme sebagai bagian dari aliran feminisme gelombang ketiga bersama dengan feminisme multikultural memakai gerakan post-feminisme yang melakukan penyebaran ide-idenya melalui media massa. Sinema animasi Disney Princess setelah tahun 2000 memasukkan ide-ide feminisme dalam ceritanya, sebut saja Tangle (2011) yang tidak lagi memakai tokoh pangeran sebagai penyelamat melainkan pencuri, Brave (2012) yang lekat dengan ide citra perempuan feminis gelombang ketiga yang kuat, tangguh, dan perkasa, Frozen (2013) yang mematahkan rumusan “true love act” yang biasanya dilakukan oleh pangeran dan cinta sejati yang justru terdapat pada saudara perempuannya, tidak ada lagi menikah dan jatuh cinta pada orang yang baru dikenal, dan yang terakhir Maleficent (2014) yang kental dengan ide ekofeminisme.

Maleficent sendiri menjadi simbol dari Ibu Pertiwi atau Goddess yang perkasa dan bertugas untuk melindungi alam. Raja Stefan adalah laki-laki yang haus kekuasan, berambisi menjadi raja, dan dari awal Stefan masuk ke Moors untuk mencuri permata disana. Tindakan  Raja Stefan dianggap sebagai simbol dari patriarki dan sifat maskulin, karena raja Stefan disimbolkan sebagai laki-laki. Tidak ada ciuman cinta sejati seperti rumusan sinema Disney Princess terdahulu. Ciuman cinta sejati yang membangunkan Aurora dari tidurnya adalah kecupan sayang Maleficent setelah mengakui dosa-dosa patriakal yang dilakukannya dulu.

Di sini Maleficent memiliki kelemahan yaitu besi[1]. Besi dan penemuan peleburan besi menjadi awal komponen mesin. Ditemukannya mesin uap pada tahun 1865 menjadi awal dari revolusi Industri di Inggris yang menjadi awal eksploitasi alam, merkantilisme, dan kolonialisme bagi negara-negara luar Eropa (Timur non-Barat). Di film ini tokoh Maleficent tidaklah sejahat yang sebelumnya dikisahkan dalam Sleeping Beauty. Maleficent mengeluarkan kutukan kepada Aurora anak Raja Stefan akibat dikhianati dan Sayapnya dicuri oleh Stefan. Dalam kutukannya tersebut dia ingin menunjukkan kepada Stefan bahwa ciuman cinta sejati yang Stefan berikan pada ulang tahun Maleficent ke-16 tidak pernah ada oleh karena itu ia mengeluarkan kutukan yang hanya bisa dipatahkan oleh ciuman cinta sejati yang sesungguhnya tidak pernah ada.

Maleficent menolak untuk melakukan tindakan kekerasan dan dengan sifat-sifat feminin ia bersama Diaval merawat Aurora yang telah ia kutuk karena ketiga peri dianggap kurang kompeten. Maleficent adalah simbol dari tuhan perempuan Goddessyang penyayang, pengasih dan melindungi alam baik manusia, tumbuhan, dan hewan. Ketika bertempur dengan Raja Stefan di kastilnya, Malficent mengatakan “it’s over”. Maleficent dengan sifat feminin memaafkan Stefan yang telah mengkhianatinya, mencuri sayapnya dan menikah dengan orang lain demi kekuasaan, tetapi Raja Stefan justru berbalik dan menyerang Maleficent. Raja Stefan berusaha membunuh Maleficent tetapi Maleficent menolak sama sekali tindak kekerasan apalagi pembunuhan. 

Dalam Maleficent pula, Disney melepaskan penokohan pangeran tampan penolong. Tidak ada lagi dikotomi perempuan suci dan baik-baik dan perempuan tua dan jahat. Penjahat dan pahlawan digambarkan pada tokoh yang sama Maleficent dan Diaval, sedangkan kejahatan atau dosa patriarkal yang diperbuat berani diakuinya. Ketika Maleficent kehilangan sayapnya, ia tidak terpuruk pada kesedihannya melainkan bangkit walaupun diliputi rasa amarah dan dendam. Tetapi kemudian dengan kehadiran Aurora, Maleficent mampu memaafkan Stefan dan mengakui juga menyesali dosa-dosa patriarkalnya.

Maleficent adalah tontonan yang menyenangkan dan tepat bagi pembelajaran feminisme terutama ekofeminisme. Melalui sinema tersebut penonton diajarkan untuk menghargai alam dan merawatnya. Melepaskan citra perempuan yang hanya tersedia sebagai perempuan baik-baik atau perempuan jahat. Perempuan adalah manusia subjek yang juga bisa ikut mengambil keputusan. Dan sifat-sifat feminin seperti penyayang, pengasih, pemaaf dipakai dalam upaya penyelamatan lingkungan.

Sumber:
  • D’Eaubonne, F. 1980. Feminism od Death. Dalam Elaine Marks dan Issabelle de Courtivron (ed) New Feminism an Anthology. Amhers: Amhers University Press. 
  • Jurnal Perempuan No 21 Perempuan dan Ekologi terbit Tahun 2002 
  • Jurnal Perempuan No 80 Tubuh Perempuan dalam Ekologi Vol 19 Febuari 2014 
  • Shiva, Vandana dan Maria Mies. 2005. Ecofeminism: Prespektif Gerakan Perempuan dan Lingkungan. Yogyakarta: IRE Press 
  • Suprihadi Sastrosupeno. 1984. Manusia, Alam, dan Lingkungan. Proyek Penulisan dan Penerbitan Buku dan Majalah Pengetahuan Umum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Tong, Rosemary. 1998. Feminis Thought. Australia: Westview Press 
  • www.wikipedia.org/wiki/Maleficent_(film) diakses pada  hari kamis tanggal 12 Juni 2014 pukul 12.49 
  • www.oxforddictionary.com diakses pada hari kamis tanggal 12 juni pukul 13.03

Catatan Kaki:
[1] Besi (Fe) berasal dari kata Kursani dan unsur besi bukanlah sesuatu yang murni dari Bumi. 


Comments are closed.

    Author

    Feminis muda 

    Jurnal Perempuan
    ​terindeks di: 
    Picture

    RSS Feed

    Archives

    September 2021
    July 2021
    June 2021
    January 2021
    May 2020
    March 2020
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    September 2018
    August 2018
    June 2018
    December 2017
    September 2017
    August 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024