Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa

Siti Rubaidah: Perempuan Pulau Bisa Tonji

15/9/2014

 
Siti Rubaidah
(Ketua Forum Cinta Anak sekaligus pemerhati masalah sosial)
sitiroebaida@gmail.com
PictureDok. Pribadi
Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan masuk kategori daerah termiskin di Indonesia, demikian penjelasan Kepala Bappeda Kabupaten Pangkep, Syahban Sammana dalam sebuah acara Training Kepemimpinan Perempuan yang diselenggarakan oleh YKPM bekerjasama dengan Institut KAPAL Perempuan. Mayoritas penduduk miskin di wilayah Kabupaten Pangkep tersebar di empat kecamatan kepulauan dan masuk dalam kategori daerah tertinggal. Daerah tersebut yakni Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kecamatan Liukang Tangaya, Kecamatan Liukang Kalukuang Massalima (Kalmas), dan Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara. Sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian masyarakat, YKPM Sulawesi Selatan yang merupakan mitra Institut KAPAL Perempuan melakukan pendampingan terhadap Kabupaten Pangkep dengan fokus pendampingan pada perempuan (ibu-ibu) miskin penerima manfaat program perlindungan sosial.

Dalam melakukan pendampingan terhadap perempuan miskin penerima manfaat program perlindungan sosial di Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, yakni di 4 (empat) desa: Mattiro Kanja, Mattiro Uleng, Mattiro Baji dan Mattiro Bombang yang mencakup 10 wilayah kepulauan, meliputi: pulau Salemo, Sagara, Sabangko, Sakuala, Sapuli, Satando, Saugi, Sabutung, Bangko-Bangkoang dan Kulambing ditemukan sebuah isu krusial yaitu banyaknya perkawinan di usia anak. Perkawinan di usia anak yang terjadi di wilayah ini dikarenakan banyaknya anggapan dalam masyarakat bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena toh akhirnya mereka harus mengurus anak dan rumah tangga. Karena anggapan ini pulalah maka banyak kasus putus sekolah pada anak perempuan di kabupaten termiskin di Sulawesi Selatan ini.

Rismawati, salah seorang anggota Sekolah Perempuan Pulau menjelaskan bahwa sebenarnya dia bercita-cita melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi. Tapi apalah daya, setelah lulus SD dia hanya diberi kesempatan melanjutkan pendidikan Kejar Paket B. Setelah selesai menempuh Kejar Paket B, dia tidak diizinkan oleh orang tuanya melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni mengikuti Kejar Paket C. Alasan orang tuanya karena mereka tidak ada biaya. Dan walaupun sudah mencoba bernegosiasi dengan orang tua untuk bekerja agar dapat membiayai sekolah menempuh Kejar Paket C secara mandiri, tetapi orang tuanya belum juga mengabulkan permintaannya. Kali ini alasan mereka kembali ke alasan semula bahwa perempuan tidak usah sekolah tinggi karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga.

Kejadian yang lebih ironis dialami oleh Dewi. Dewi sudah dinikahkan oleh orang tuanya sejak usia 9 tahun. Kala itu dia bahkan belum mengalami masa menstruasi. Betapa hancur hatinya, mengingat cita-citanya melanjutkan sekolah dan mewujudkan impiannya menjadi seorang Polwan harus kandas di tengah jalan. Dan sekarang di usianya yang sangat belia dia harus melayani laki-laki yang belum pernah dikenalnya sebagai suami. Karena kegigihannya menolak melayani suami, diusia 13 tahun barulah dia bisa terbebas dari kewajibannya menjadi istri setelah dia mengajukan gugatan cerai. Dan betapa menyedihkan bahwa di usia 13 tahun dia sudah menyandang status sebagai janda.

Beberapa cerita di atas hanyalah sekelumit cerita sedih perempuan-perempuan pulau yang bertaruh memperjuangkan nasibnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan terbebas dari belenggu pernikahan usia anak. Kini, Risma dan Dewi serta perempuan pulau lainnya di Kabupaten Pangkep tidak lagi meratapi kesedihan karena sekarang mereka telah tergabung dan belajar di Sekolah Perempuan Pulau. Kisah sedih dan masalah-masalah yang mereka hadapi karena terlahir sebagai perempuan bukan lagi dianggap masalah pribadi mengingat masalah-masalah tersebut juga menjadi masalah bersama, masalah perempuan pulau dan masalah sosial yang harus dipecahkan dan diperjuangkan bersama. Lewat Sekolah Perempuan Pulau, para perempuan merajut asa menggapai cita-cita menjadi perempuan merdeka. Dalam bahasa Bugis mereka menggambarkan semangatnya, Perempuan pulau bisa tonji! (perempuan pulau juga bisa! red.) 


Comments are closed.

    Author

    Dewan Redaksi JP, Redaksi JP, pemerhati masalah perempuan

    Jurnal Perempuan terindeks di: 
    Picture
    Picture
    Picture

    Archives

    July 2018
    May 2018
    March 2018
    February 2018
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    June 2017
    November 2016
    July 2016
    June 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    May 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    April 2013
    March 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012
    October 2012
    September 2012
    August 2012
    June 2012

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa