![]() Setelah meniti karier di berbagai perusahaan nasional dan multinasional—terakhir di Astra Grup Company—akhirnya pada tahun 2000 saya memutuskan untuk bergabung dengan Jurnal Perempuan (JP). Sebelumnya saya sudah mengenal JP dari kegiatan-kegiatannya, saya pernah hadir di beberapa acara diskusi yang diadakan oleh JP, sejak itu rasanya saya sudah jatuh cinta dengan JP, dan ingin sekali menjadi bagian dari gerakan yang dilakukan oleh JP. Akhirnya kesempatan itu datang. Saya masih ingat pada waktu itu saya langsung diwawancara oleh pendiri yang merupakan Direktur Eksekutif pada masa itu, beliau ditemani oleh Wakil Direktur dan satu orang manajer program. Saat itu hal yang paling terkesan ketika diwawancara adalah suasana kantor JP, yaitu sebuah rumah yang begitu nyaman, karena sebelumnya tempat saya bekerja berlokasi digedung perkantoran, ditambah sikap mereka terhadap saya sangat cair, tidak kaku dan penuh kekeluargaan, walaupun materi pertanyaan wawancara yang diajukan tetap profesional disamping prosedur rekrutmen dijalankan sesuai apa yang saat itu sedang dibutuhkan oleh JP. Dalam hati saya merasakan perlakuan ini sangat berbeda ketika saya harus pindah dari suatu perusahaan ke perusahaan lain dengan proses perekrutan yang begitu berjenjang, sampai pada titik proses saya baru akan bertemu dengan Pimpinan Perusahaan tersebut setelah minimal 3 kali datang. Saat itu saya yakin bahwa JP adalah mungkin tempat terakhir saya berkarier. Dalam perjalanannya, selama saya bergabung di Jurnal Perempuan sampai hari ini diusianya yang ke-18, JP sendiri sudah terbit sebanyak 81 edisi, ini merupakan bukti bahwa JP terus berkiprah. Banyak hal tidak ternilai yang saya dapat. JP telah menjadi rumah kedua dan saya belajar hidup di JP. Karya-karya dan program JP sungguh luar biasa dan saya bangga menjadi bagian dari itu semua, ikut berkontribusi dalam pemikiran dan strategi pendekatan program kepada masyarakat. Saya menyenangi kegiatan event dan diskusi ke berbagai wilayah di Indonesia, menjadikan saya memiliki pengalaman begitu luas, terjun langsung pada isu-isu perempuan dalam pembuatan film dokumenter—seperti Perdagangan Perempuan dan Kekerasan berbasis gender—merupakan hal yang tidak terlupakan. Dalam usianya yang ke-18 tahun, JP kini telah tumbuh berkembang menjadi bagian dari masyarakat, namun perjuangan belum selesai. Selamat ulang tahun Jurnal Perempuan, tetaplah berjuang demi kemajuan perempuan Indonesia, semoga JP bisa bertahan sampai seribu tahun lagi. Comments are closed.
|
AuthorDewan Redaksi JP, Redaksi JP, pemerhati masalah perempuan Jurnal Perempuan terindeks di:
Archives
July 2018
|