CATATAN AKHIR TAHUN JURNAL PEREMPUAN: KUALITAS, KEMANDIRIAN DAN UPAYA MERAIH MASYARAKAT LUAS24/12/2013
Oleh Mariana Amiruddin Tahun 2013 adalah tahun yang penuh tantangan, diantaranya bagaimana organisasi ini mampu meningkatkan kualitas penerbitan Jurnal dengan memikirkan penyebarannya, serta mengembangkan kemandirian organisasi secara finansial. Jurnal Perempuan sejak tahun 1996 adalah jurnal feminis pertama yang terbit secara reguler dibaca umum. Bukan hal menerbitkan jurnal, apalagi menjualnya. Di Indonesia, jurnal masih dianggap tidak diminati oleh masyarakat, dengan alasan kurangnya minat baca atau terlalu berat sebagai bacaan. Benarkah demikian? Tahun 2013 kami telah membuat strategi untuk menjawab pandangan tersebut. Upaya dan Strategi Kami percaya bahwa knowledge is power dan pemberdayaan manusia tidak mungkin tanpa pengetahun dan pendidikan. Kami merancang strategi keberlanjutan Jurnal Perempuan dengan selalu melihat visi, misi dan tujuan organisasi ini didirikan. Tahun 2013 kami telah menaikkan kualitas publikasi dan jumlah pelanggan. Upaya lainnya adalah penerbitan baru Jurnal dalam bentuk elektronik (E book atau E JP), buku, dan Jurnal Perempuan berbahasa Inggris bernama Indonesian Feminist Journal. Kami juga memperlebar beragam kerjasama dan jaringan di kalangan pemerintah, perusahaan, institusi pendidikan, dan strategi promosi diantaranya mengaktifkan sosial media dan memperbaharui website, serta menerbitkan newsletter dan info-info seputar produk Jurnal Perempuan secara online. Dalam kegiatan pendidikan, Jurnal Perempuan mengaktifkan kembali kegiatan training gender bekerjasama dengan institusi lain. Upaya-upaya tersebut ternyata membuahkan hasil dan kami lebih mengenal siapa sasaran pembaca Jurnal Perempuan, diantaranya para pembuat kebijakan, politisi, akademisi, mahasiswa, LSM lokal maupun internasional, dan kini perlahan pada perusahaan atau kelompok profesional. Hal itu dapat kita lihat dari data individu dan institusi yang bersedia menjadi donatur dalam program Sahabat Jurnal Perempuan (SJP). Hal tersebut dapat kita temukan setiap kali diadakan acara Gathering SJP. Melalui Ghatering SJP, anggota SJP diberikan ruang untuk saling bertemu dan saling berbagi tentang isu-isu perempuan. SJP adalah agen sosial yang ikut menyuarakan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Tahun 2013 jumlah anggota SJP meningkat. Bila tahun 2012 terdapat 205 orang, sampai pertengahan bulan Desember 2013, terdapat 445 yang berdonasi melalui SJP, termasuk insitusi pemerintah, LSM dan perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kira-kira dalam satu tahun, sangat mungkin untuk pertambahan anggota SJP lebih dari 100 orang. Artinya, tidak sedikit masyarakat yang membutuhkan bacaan bermutu yang menganalisis persoalan perempuan dan gender melalui penerbitan Jurnal Perempuan. Hal-hal yang Mendukung Kesuksesan Kualitas, konsistensi dan hubungan yang intensif dengan member SJP serta pembaca umum, dapat membangun komitmen yang kuat antar pihak-pihak pemangku kepentingan, serta masyarakat umum, dan menjadikan mereka sebagai agen-agen penyambung misi dan visi Jurnal Perempuan. Penerbitan terbaru seperti JP bahasa Inggris (Indonesian Feminist Journal) dapat memenuhi pasar pembaca Internasional yang membutuhkan data mengenai isu perempuan di Indonesia. Penerbitan JP versi elektronik, yang bertujuan meraih pembaca virtual. Dalam hal kualitas konten dalam produk, kami telah memiliki para ahli yang duduk di Dewan Redaksi, Redaksi dan Mitra Bestari. Mereka bersedia untuk menjadi semi-relawan bahkan relawan penuh untuk membantu kualitas isi Jurnal Perempuan dan kegiatan pendidikan. Kami juga mengajukan akreditasi untuk mengejar legalisasi kualitas tersebut dan dapat diakui secara intelektual dan akademis. Kami ingin Jurnal Perempuan ikut memberikan kontribusi membangun khazanah pengetahuan feminisme dan gender di Indonesia. Dalam kebutuhan data, dokumentasi, komunikasi dan administrasi, YJP memiliki staf pendukung melalui jobdesk masing-masing. Jobdesk staf adalah faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk mendukung keberlangsungan organisasi, yaitu dengan bertanggungjawab penuh melaksanakan tugas-tugasnya. Jumlah staf kami tidak banyak yaitu hanya 8 orang termasuk manajemen. Namun Jurnal Perempuan juga dibantu oleh tenaga magang dan relawan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Tema yang Diusung tahun 2013 Kita sering menemukan rubrik konsultasi untuk menjawab banyak pengaduan perempuan mengenai rumah tangga dan karier, terutama di majalah-majalah populer. Persoalan ini tentu sangat klasik, namun, hal itu masih dialami oleh banyak perempuan terutama yang memilih untuk berkarier saat berumah tangga. Masalah seksualitas dan tubuh perempuan juga masih menjadi tema yang banyak diperbincangkan tahun ini, diantaranya yang berhubungan dengan agama. Tahun ini Jurnal Perempuan menyajikan tema “Karier dan Rumah Tangga” di edisi 76 dan “Agama dan Seksualitas” di edisi 77. Istilah karier memiliki arti perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan seseorang, baik dalam hal pengakuan, pekerjaan ataupun jabatan. Hal-hal tersebut menunjang atau memberikan harapan seseorang untuk maju. Perempuan yang berkarier adalah perempuan yang ingin mencapai kemajuan sesuai dengan keahlian dan minatnya, serta akan mendatangkan kemajuan dalam kehidupannya. Namun makna karier menjadi persoalan ketika dibenturkan dengan perasaan bersalah perempuan atas julukan isteri atau ibu yang tidak baik. Persoalan perempuan masih tidak lepas dari tubuhnya dilihat dari mata “orang lain” bukan dari mata dirinya sendiri. Terutama bagaimana agama menerjemahkan tubuh perempuan yang didudukkan sebagai yang sakral, atau sebagai yang profan. Hampir seluruh agama samawi (Semitic Religions), seperti Judaisme, Katolik, Kristen, dan Islam, beserta sempalan di masing-masing tubuh agama, seksualitas manusia selalu dikaitkan dengan moralitas. Definisi dasar dari moralitas bahkan dimulai dari seksualitas manusia sekaitan dengan interaksi manusia dalam masyarakat. Setiap agama modern tersebut memiliki ekspresinya sendiri atas: seksualitas, moralitas dan etika. Kontrol terhadap seksualitas perempuan tidak hanya berumur ratusan tahun, tetapi jutaan. Doktrin agama dan sistem kepercayaan yang mengontrol seksualitas perempuan, seperti sunat dengan pemotongan habis klitoris, atau sebaliknya melacurkan tubuh perempuan atas nama kesucian candi, tidak bisa lagi dipercayai benar-benar melindungi perempuan. Doktrin tersebut justru membahayakan perikehidupan perempuan. Tema Rumah Tangga dan Karier serta Seksualitas Agama menjadi tema hal yang paling pribadi dan hanya semata-mata dialami oleh perempuan. Kajian-kajian mengenai dua tema tersebut pada tahun 2013 sangat diminati oleh pembaca masyarakat umum. Selain tema karier dan seksualitas, Jurnal Perempuan juga mengangkat isu “Gender dan Teknologi”. Sedikit sekali mendengar ketokohan perempuan dalam bidang sains dan teknologi. Seringkali perempuan disebut sebagai kaum yang “gagap teknologi”. Padahal, pengguna teknologi mulai banyak dilakukan perempuan, apalagi teknologi informasi. Namun sejauh mana teknologi dapat berpihak pada kehidupan mereka? Jurnal Perempuan mengkaji bahwa banyak tokoh-tokoh perempuan dibidang teknologi dan sains, dan mereka mendapatkan pengalaman khusus sepak terjangnya di bidang teknologi. Teknologi komunikasi saat ini sudah banyak digunakan oleh perempuan untuk kebutuhan sehari-harinya seperti bekerja di rumah, ekspresi pribadi, maupun berjejaring dengan teman-temannya untuk berbisnis atau sekedar berkomunitas. Teknologi sudah dapat dirasakan oleh perempuan kota, terutama kelompok urban. Di desa-desa yang sudah cukup maju, teknologi juga tidak asing lagi. Gadget, internet, media sosial, blog, website saat ini sudah banyak digunakan. Namun ada yang kurang dari fenomena kemajuan teknologi ini, adalah bagaimana secara khusus dapat memberdayakan perempuan dan membuat hidup mereka lebih baik. Menjelang Pemilu tahun 2014, Jurnal Perempuan mengangkat tentang “Pemilu dan Keterwakilan”, sekaligus memantau bagaimana partisipsi perempuan menjelang pesta demokrasi nanti, serta apa hambatan mereka. Perempuan Indonesia telah banyak mengalami dan juga menjadi saksi bagaimana pertumbuhan kepemimpinan perempuan mengalami pasang dan surutnya. Tahun 1928 merupakan pertemuan Kongres Perempuan Indonesia pertama yang melahirkan banyak aktivis dalam ranah kepemimpinan dalam level elit politik menuju dan mempersiapkan Indonesia yang merdeka dan independen. Tahun ini juga menandai bagaimana diskursus feminisme disemaikan secara formal dalam rumah kosa kata kepemimpinan nasional Indonesia. Pemilu terakhir di tahun 2009, perempuan menduduki 19 persen dari keseluruhan kursi di parlemen. Dari semua Pemilu tersebut, Indonesia terbebas dari rasa takut dan kekerasan. Tetapi siapa yang berpartisipasi, siapa yang mewakili, dan bagaimana suara perempuan dalam demokrasi baru Indonesia masih menjadi pertanyaan sampai dengan sekarang? Tantangan multidimensional yang dihadapi perempuan dalam politik dalam skala lebih besar adalah adanya sistem dan struktur politik yag bias dan diskriminatif dalam praktek Pemilu dan administrasi Pemilu. Persoalan inilah yang dikaji oleh Jurnal Perempuan edisi terakhir dalam tahun 2013. Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris adalah terbitan baru yang hadir di tahun 2013 dan menjadi sangat spesial. Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris dinamakan oleh Redaksi Jurnal Perempuan sebagai Indonesian Feminist Journal (IFJ). IFJ diterbitkan untuk target masyarakat internasional, dan tahun ini sedang menjajaki penjualan kepada ekspatriat dan kemungkinan ke luar negeri. Dalam edisi pertama ini , IFJ menyajikan berbagai macam karya beberapa pemikir feminis Indonesia. Perdebatan tentang feminisme dan perspektif feminis dalam masyarakat Indonesia telah berkembang selama Era Reformasi, terkait dengan isu-isu demokrasi dan keadilan yang lebih luas. Demikianlah kerja kami di tahun 2013, tidak ada keberhasilan tanpa strategi, gairah kerja dan kesungguhan. Kami berharap lebih maju lagi di tahun mendatang, dan dapat memberikan kontribusi yang lebih bagi masyarakat dalam penyediaan pengetahuan feminis, pengetahuan perempuan Comments are closed.
|
AuthorDewan Redaksi JP, Redaksi JP, pemerhati masalah perempuan Jurnal Perempuan terindeks di:
Archives
July 2018
|