Hasil tenunan perempuan Flores Dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke- 40, majalah Femina mengadakan program roadshow mengunjungi 40 mitra/partner yang selama ini dinilai memiliki komitmen dan kontribusi yang besar terhadap perempuan di Indonesia. Pada hari Kamis 27 Oktober, Jurnal Perempuan mendapat kunjungan dari Tim Femina yang diwakili oleh Ficky Yusrini, redaktur senior dan Argarini Devi, managing Editor. Tim Femina diterima oleh Deedee Achriani, Wakil Direktur, YJP. Tim Femina mengungkapkan bahwa kehadirannya adalah dalam rangka untuk memberikan apresiasi kepada Jurnal Perempuan yang dianggap memberikan kontribusi besar pada kemajuan perempuan Indonesia. Tim Femina memberikan bingkisan besar berisi 1 buah majalah Femina dan tenun dari Maomere Flores yang indah sekali. Kain tenunan tersebut adalah hasil tenunan dari salah satu pemenang lomba Wanita Wirausaha Femina – Mandiri 2012. Wanita yang gigih itu adalah kelahiran Pulau Sabu, NTT, mantan buruh tenun. Pada tahun 2003, ia memulai usaha dengan uang Rp.300.000 hasil menabung dari upah menenun. Ia kini bekerja dengan 62 wanita penenun dan memiliki toko-toko di Kupang maupun Jakarta. Helaian tenunan Maomere Flores yang diberikan sebagai bingkisan untuk Jurnal Perempuan adalah buah ketekunan para wanita penenun yang bekerja selama 3 bulan penuh untuk menyelesaikan kain tenunan tersebut. Jurnal Perempuan dalam kesempatan ini juga memberikan apresiasi kepada majalah Femina dan mengucapkan terimakasih karena telah menjadi partner kerja yang baik selama ini. Majalah Femina adalah majalah yang pertama kali menjadi mitra bagi aktifis gerakan hak-hak perempuan dikala majalah lain masih enggan membicarakan isu-isu perempuan. Majalah Femina sesungguhnya adalah majalah yang sangat progresif dan sahabat bagi perempuan. Majalah Femina juga adalah majalah populer yang pertama kali meliput Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan, sebagai aktifis perempuan. Aktifis perempuan dikala itu, di akhir tahun 1990-an, tidak banyak diliput oleh majalah populer wanita karena majalah populer seperti itu lebih senang meliput selebriti perempuan ketimbang aktifis perempuan. Perjalanan perempuan Indonesia menuju kesetaraan memang cukup panjang. Comments are closed.
|
AuthorDewan Redaksi JP, Redaksi JP, pemerhati masalah perempuan Jurnal Perempuan terindeks di:
Archives
July 2018
|