Untuk Ibu Toeti Heraty Oleh: Embun Kenyowati Ekosiwi Sehelai selendang telah hilang dalam sebuah perjalanan, selendang yang selama perjalanan melingkari badan. Ketika sehelai selendang telah hilang orang berpikir, menerka dan bertanya-tanya, siapa yang telah mengambilnya, ataukah tertinggal, atau terjatuh di mana di suatu tempat, di suatu masa Sehelai selendang telah hilang
dan peristiwanya bukan di sebuah pemandian telaga, dengan air terjun bening mengalir di atasnya, tidak juga di sebuah pesta dansa, dalam cerita dongeng macam Cinderella yang tertinggal sepatunya. Sehelai selendang telah hilang dalam sebuah perjalanan, Pada sebuah tamasya, di bawah bulan, di temaram malam, di suatu selat di antara dua benua. Tentu tak akan ada orang yang berkata, “Jaka Tarub telah datang kembali dan mencurinya’, atau memang para dewa telah tahu, meskipun bukan Nawangwulan yang empunya ia seorang bidadari juga. hingga diam-diam ada yang mencuri selendangnya. Dr. Embun Kenyowati Ekosiwi berdomisili di Tangerang. Embun telah mengabdikan diri sebagai staf pengajar di Departemen Filsafat FIB UI sejak tahun 1993 sampai Juli 2021. Minat dan kepakarannya adalah estetika dan filsafat seni. Puisi berjudul “Selendang yang Hilang” merupakan salah satu dari banyak karya puisi lain yang telah ia lahirkan dan terbitkan. Puisi ini dimuat pada JP 109 Kekerasan Seksual dan Ketimpangan Gender Comments are closed.
|
AuthorKumpulan Cerpen Archives
July 2024
Categories |