Iqraa Runi Aprilia (Manager Subscription Jurnal Perempuan) Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) adalah wadah bagi banyak orang untuk menimba Ilmu dan berbagi cerita. Saya adalah salah satu mantan SJP yang kemudian menjadi Subscription Manager Jurnal Perempuan. Kisah ini terbilang unik sebab awalnya saya hanyalah seorang mahasiswa S1 Ilmu Filsafat Universitas Indonesia yang memiliki peminatan feminisme. Ketertarikan saya pada isu-isu gender dipicu oleh seorang dosen tempat saya berkuliah – Gadis Arivia – Beliau juga adalah salah satu pendiri Yayasan Jurnal Perempuan (YJP). Saya masih ingat dengan jelas bagaimana semangatnya saya pada hari pertama penyelenggaraan kelas Paradigma Feminis yang diampu oleh ibu Gadis. Saya mencoba menunjukan performa terbaik dengan memperlihatkan bagaimana baiknya saya dalam menerima materi pada setiap perkuliahan – bisa dikatakan ambisius. Namun sepertinya ibu Gadis menangkap sinyal tersebut sehingga beliau mengajak saya dan rekan-rekan lain di kelas untuk bergabung pada acara International Women’s Day yang diadakan oleh Yayasan Jurnal Perempuan pada tahun 2016 di Amigos, Kemang. Saat itu kami datang ke acara tanpa membayar apapun namun bu Gadis berkali-kali mengingatkan kami untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Saya secara pribadi begitu mengagumi integritas beliau pada isu feminisme sebab kepeduliannya bukan hanya pada hal teknis universitas namun meluas pada hal-hal remeh seperti nasib anak didiknya yang sudah makan atau belum. Sejak saat itu saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang skripsi saya yang harus bertemakan feminisme dan dibimbing oleh bu Gadis. Sejujurnya motivasi saya menjadi SJP adalah bu Gadis. Setelah saya menjadi SJP saya terkejut karena alasannya bukan tentang bu Gadis lagi namun karena saya melihat bagaimana YJP memperlakukan saya – yang saat itu SJP – dengan sangat baik. Setiap acara Kajian Filsafat dan Feminisme (KAFFE) mereka telah mempersiapkan hidangan, Himah Solihah atau yang dikenal dengan mba Ima (Koordinator SJP) tidak pernah lupa menyisipkan kartu ucapan selamat ulang tahun pada edisi terdekat dengan ulang tahun SJP. Mungkin saya salah satu mahasiswa yang beruntung karena dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan tema dan dosen pembimbing yang saya idam-idamkan. Saya lulus dengan nilai tugas akhir sangat memuaskan 8,9 melalui skripsi yang berjudul “Central Human Functional Capabilities: Memberdayakan Kebijakan Publik Nondiskriminatif Melalui Pendekatan Kapabilitas Martha Nussbaum”. Setelah lulus saya tidak menyangka bu Gadis meminta saya untuk bergabung dengan YJP untuk membantu Abby Gina – yang pada saat itu adalah Program Officer. Saya dengan sangat senang mengiyakan dan saya dapat mengenal lebih jauh tentang YJP. Ternyata YJP adalah sebuah wadah dimana orang-orang penuh tekad berkumpul. Pada video Jurnal Perempuan edisi ke-100 saya diminta menjadi host yang mewawancarai 3 narasumber luar biasa dan penuh kisah yaitu Meutia Hatta (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan 2004-2009), Nur Iman Subono (Dewan Pengawas JP), dan Marianna Amiruddin (Direktur Eksekutif JP 2007-2014). Pada pembuatan video tersebut saya mengetahui banyak cerita tentang YJP yang tidak diketahui banyak orang seperti bagaimana perjuangan pendiri dan dewan pengawas agar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini tetap berdiri. Sebagai jurnal feminis satu-satunya di Indonesia Jurnal perempuan telah melakukan banyak hal. Jurnal Perempuan telah mengulas tentang isu-isu perempuan yang masih dianggap tabu oleh Sebagian masyarakat. Jurnal Perempuan berani membongkar pemikiran konservatif mengenai siapa itu nelayan dengan menghadirkan penelitian dan dokumentasi mengenai perempuan nelayan. Kecintaan saya terhadap YJP semakin bertumbuh saat saya bergabung menjadi badan pekerjanya sebab YJP tidak terasa sebagai kantor melainkan rumah. Video Fisherwomen/ Perempuan Nelayan (https://www.youtube.com/watch?v=gzSyPW2D73o&t=1359s ). Video Jurnal Perempuan Mencapai Edisi 100 (https://www.youtube.com/watch?v=AA5Vx25ket0 ).
2 Comments
|
AuthorSahabat Jurnal Perempuan Archives
September 2024
Categories |