
Sementara itu dalam pidato kebudayaan yang berjudul ”Negara, Politik dan Hasrat Manusia”, Dewi Candraningrum membedah ide Habermas tentang ruang publik dalam Strukturwandel der Öffentlichkeit yang berbicara tentang kelahiran arena publik sebagai arena intelektual yang diciptakan oleh publik yang membaca, publik yang berdebat, dengan konteks masyarakat Eropa awal abad ke-18. Strukturwandel melakukan rekonstruksi atas versi ideal dari ruang publik yang berfungsi sebagai dasar penilaian atas kesehatan masyarakat demokratis. Dewi kemudian mengritisi gagasan Habermas dari perspektif postmodern-feminisme terkait dengan menguatnya pasar, munculnya world wide web dan diraihnya hak-hak politik modern bagi gender ketiga. Dalam pidatonya Dewi juga mempersoalkan kebutaan-kebutaan Habermas dalam membaca gender yang cukup sistematis. Ia kemudian menutup pidatonya dengan mengupas pertanyaan tentang bagaimana cara merayakan kegembiraan-kegembiraan politik. (Anita Dhewy)