Senin, 4 Desember 2017 bertempat di kantor Yayasan Jurnal Perempuan, pertemuan ketiga Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) 9: Berpikir Kritis berlangsung dengan penuh antusias dari peserta yang datang langsung maupun daring. Pertemuan ketiga KAFFE 9 ini membahas topik tentang logika sebagai validitas argumen. Rocky mengawali kelas dengan mengajukan pertanyaan bagaimana menyatakan sebuah argumentasi yang logis ketika sedang melakukan diskursus publik. Secara sederhana Rocky menjelaskan bahwa hal utama dan pertama yang harus dilakukan seseorang sebelum berargumentasi adalah menjernihkan konsep atau kerangka berpikir terlebih dahulu. Rocky kemudian menyatakan bahwa konsep adalah mata uang yang sah di dalam berargumentasi maka, konsep harus bersih dari segala prasangka, konvensi dan yang paling penting adalah terbebas dari logical fallacies (kesesatan berpikir). Selain menjernihkan konsep, hal lain yang menurut Rocky perlu diperhatikan ketika kita sedang berargumentasi adalah dengan memvalidasi argumen tersebut. Rocky menjelaskan terdapat tiga teori kebenaran untuk menguji validitas sebuah argumen. Teori kebenaran pertama adalah korespondensi, dalam teori kebenaran korespondensi, sebuah pernyataan atau argumen dinyatakan valid atau benar jika argumen atau pernyataan itu memiliki fakta empiris yang bisa kita saksikan dengan panca indra kita. Teori kedua adalah teori koherensi, dalam teori kebenaran koherensi, untuk mengatakan sebuah argumen valid atau tidak adalah dengan melihat pernyataan atau argumen itu memiliki kesesuaian antara satu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui dan diterima secara inheren di dalam cara berpikir logis. Teori kebenaran yang ketiga adalah teori kebenaran pragmatik. Di dalam teori kebenaran pragmatik, sebuah pernyataan atau argumen dianggap valid apabila argumen atau pernyataan tersebut diukur dengan kriteria apakah pernyataan atau argumen tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan dan argumen adalah benar, jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Ketiga teori kebenaran ini harus dijadikan landasan berpikir ketika kita berargumen. Perihal lain yang tidak boleh dilupakan ketika kita berargumen adalah dengan membedakan narasi deskripsi dan eksplanasi. Menurut Rocky, ketika kita mendeskripsikan sesuatu, kita tidak bisa memberikan pernyataan tesis dari sebuah narasi yang kita ucapkan, sedangkan ketika melakukan eksplanasi terhadap sebuah hal berarti kita melihat keterkaitan antara variabel dengan lingkungan pendukungnya sekaligus menguji variabel tersebut sehingga menjadikannya sebuah eksplanasi. Rocky mencontohkan bagaimana cara kita mendeskripsikan dan menjelaskan sebuah spidol. Mendeskripsikan spidol berarti hanya mengutarakan warna spidolnya, bentuk fisik spidolnya, posisi spidolnya di mana, dan lain sebagainya. Tetapi, ketika kita memberikan eksplanasi tentang spidol, kita melihat apa kegunaan spidol tersebut, siapa yang menggunakan spidol tersebut, bagaimana rantai produksi spidol tersebut, siapa yang membuatnya dan lain sebagainya. Pembedaan antara deskripsi dan eksplanasi ini menjadi penting dalam berargumentasi agar kita tidak salah sasaran dalam menjelaskan persoalan yang terkait di dalam perdebatan argumen tersebut. Persoalan terakhir yang tak kalah penting untuk diperhatikan ketika kita berargumen adalah dengan membedakan term abstraksi dan universal. Abstraksi menurut Rocky berarti melucuti segala identitas dan atribut yang melekat pada suatu hal hingga ia menjadi konsep yang paling fundamental. Sedang yang disebut dengan universal, adalah menambahkan segala bentuk atribut dan kategori pada suatu hal. Rocky mencontohkan abstraksi dari seorang yang bernama Hasan misalnya adalah being. Sedangkan Hasan menjadi universal apabila dilekatkan dengan segala identitas, kategori dan atribut seperti Hasan yang seorang dokter menjadi Hasan yang seorang dokter ahli bedah dan seterusnya sebebas kita menambahkan variabel pada hal yang kita argumentasikan. Pembedaan ini menjadi penting agar kita tak lagi awam dalam beragumentasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan validitasnya secara logis. (Naufaludin Ismail) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |