Pemerataan Fasilitas dan Edukasi Kesehatan pada Perempuan Mampu Kurangi Risiko Kanker Payudara10/2/2023
Data Global Cancer Observatory dari The International Agency for Research on Cancer (IARC) 2020 memaparkan kanker payudara menempati urutan pertama sebagai kanker dengan insiden tertinggi di dunia, dengan incidence rate 44 per 100.000 perempuan. Di Indonesia kanker payudara juga menjadi kanker dengan jumlah kasus terbesar, yaitu 65.858 kasus atau 16,7% dari keseluruhan kanker pada tahun 2020. Besaran angka tersebut menjadikan bukti kasus kanker payudara cukup krusial dan menjadi ancaman para perempuan. Namun, hingga saat ini perempuan Indonesia belum mendapatkan tata laksana optimal dalam menghadapi kasus kanker payudara. Sebagai bentuk tata laksana optimal, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gadjah Mada mengadakan diseminasi dari hasil penelitian yang berjudul “Perjalanan Pengobatan dan Kekambuhan pada Penyintas Kanker Payudara HER2-positif di Indonesia” pada Rabu (2/8/2023) lalu. Pelaksanaan diseminasi ini dilaksanakan secara online dengan menghadirkan empat narasumber, yakni dr. Yasjudan Rastrama Putra, Sp.PD (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan—PKMK), perwakilan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Lily Kresnowati, M.Kes. (Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan), dan dr. Ronald A. Hukom, Sp.PD-KHOM., M.H.Sc. (RS Kanker Dharmais). Sebelum pemaparan narasumber, terdapat sambutan yang diberikan oleh Aryanthi Baramuli Putri selaku perwakilan Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC). Aryanthi menyampaikkan bahwa penelitian ini berusaha memberikan gambaran dan memetakan kendala serta hambatan dalam perjalanan pengobatan kanker payudara HER2-positif di Indonesia. Sebagai perwakilan CISC, Aryanthi juga mengharapkan bahwa melalui rekomendasi yang diberikan dapat menjadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan untuk meningkatkan kualitas tata laksana pengentasan kanker payudara. CISC bersama penelitian ini berharap dapat menghadirkan sebuah jawaban bagi kemajuan kesehatan perempuan Indonesia. Setelah pembukaan dengan penyampaian sambutan, diseminasi dari hasil penelitian terkait Perjalanan Pengobatan dan Kekambuhan pada Penyintas Kanker Payudara HER2-positif dimulai dengan narasumber pertama, yaitu dr. Yasjudan Rastrama Putra, Sp.PD. (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan—PKMK), memaparkan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tim PKMK dan CISC. dr. Yasjudan membahas mengenai bagaimana tingkatan SADANIS dan berujung pada penyimpulan bahwa pemerikasaan SADANIS (pemeriksaan kanker payudaara) perlu ditingkatkan. Selanjutnya, penelitian menghasilkan pemahaman baru mengenai adanya keterbatasan dari sarana diagnostik, terutama pada regional 5 (Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). dr. Yasjudan menambahkan penjelasan jika saat ini pasien kanker payudara HER2-positif belum mendapatkan pengobatan yang standar dengan anti HER2, yaitu melalui terapi anti HER2 yang dapat menurunkan angka kekambuhan. Hasil penelitian yang dipaparkan juga menunjukkan bahwa kasus kanker payudara HER2-positif memberikan dampak ekonomi signifikan bagi para penyitas kanker, terutama bagi perempuan penderita kanker. Materi dilanjutkan oleh perwakilan dr. Lily Kresnowati, M.Kes., Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, pemaparan materi berfokus mengenai program layanan kanker kayudara dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penjelasan selanjutnya disambung oleh dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA. selaku Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan RI, yang membahas bagaimana pengendalian kanker payudara di Indonesia. Penyampaian oleh Theresia selaku perwakilan tim yang sama berfokus terkait permasalahan kanker paling besar di Indonesia, yaitu mengenai pendeteksian kanker sejak dini yang cukup minim.
dr. Ronald Alexander Hukom, Sp.PD-KHOM., M.Epid., M.H.Sc., FINASIM. selaku perwakilan RS Kanker Dharmais menyambung paparan materi. Ia menjelaskan lebih detail mengenai terapi anti HER2-positif sebagai sebuah solusi dalam pengobatan kanker payudara HER2-positif bagi perempuan dengan kanker. Melalui adanya terapi ini, para perempuan dapat bertahan hidup dan mengalami kesembuhan lebih besar. Saat ini, di Indonesia para perempuan dapat memanfaatkan adanya layanan Hak Pasien Kanker (HPK) melalui program JKN atau BPJS. Para pembuat kebijakan telah mempertimbangkan hak-hak perempuan dan isu yang berada di dalamnya, yaitu mengenai bagaimana menangani persoalan keterbatasan akses dalam mendapatkan keadilan pada permasalahan kesehatan, khususnya bagi perempuan di daerah terluar. Pada dasarnya bidang kesehatan menjadi isu penting dalam setiap pergerakan perempuan dalam studi feminis. Seiring berjalan waktu, feminis melihat adanya kesenjangan dalam akses dan hubungan antara perempuan dan kesehatan. Melalui pergerakan Gelombang Kedua Feminisme, feminis telah berjuang mengangkat isu kesehatan perempuan ke permukaan, dimana sebelumnya isu ini seakan terlupakan. Dampak nyata telah dirasakan saat ini dengan mulai banyaknya perempuan yang memiliki akses lebih baik terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, bahkan berkiprah di dunia kesehatan. Selain itu, isu kesehatan perempuan menjadi lebih diperhatikan, seperti halnya kasus kanker payudara. Dalam pergerakannya, para feminis tetap berupaya untuk kritis dalam setiap bidang medis yang masih bias atau netral gender. Dalam kasus kanker payudara ini, kerjasama dalam pengupayaan deteksi dini penyakit menjadi solusi efektif sebagai bukti adanya pendekatan komprehensif yang dilaksanakan. Ketercapaian deteksi dini diusahakan dengan adanya persebaran merata para ahli dan fasilitas kesehatan secara merata, khususnya per wilayah Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu bepergian terlalu jauh untuk mengakses fasilitas kesehatan. Dengan demikian, adanya kerja sama dari keseluruhan pihak menjadi kunci dalam meraih keberhasilan pengetasan kanker payudara di Indonesia. (Esa Genisa Religiswa Magistravia) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |