Ruang kuliah BA 209 Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Gadjah Mada pada Jumat (07/11) terlihat tidak seperti biasanya. Pagi itu di Program Studi yang dikepalai oleh Prof. Heru Nugroho berlangsung kuliah tentang Politik Representasi dengan pendekatan feminisme. Peserta kuliah dengan materi “Politics of Representatation: Women and Nature” diisi oleh 18 mahasiswa Pasca Sosiologi UGM dan 5 peserta sit-in dari fakultas lain, bahkan ada juga yang datang dari Solo. Pemateri dalam kuliah ini adalah Dr. Phil Dewi Candraningrum yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan. Kuliah terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama yaitu pendalaman teori sedangkan sesi berikutnya membicarakan konteks di Indonesia. Keyworks: structure, agency, free will, representation. Sesi pertama dibuka dengan membaca buku Media and Cultural Studies: Keyworks dengan editor Meenakshi Gigi Durham dan Douglas M. Kellner. Peserta kuliah kemudian dibagi menjadi empat kelompok untuk mendiskusikan dan mempresentasikan beberapa kata kunci yaitu structure, agency, free will dan representation. Kelompok pertama yang mendiskusikan mengenai structure berpendapat bahwa structure tidak hanya dipahami secara materialistik saja, namun gender, kelas juga termasuk didalamnya. Dewi menambahkan, adanya perbedaan pada structure tradisional dan modern. Pola relasi yang dibangun dalam structure tradisional adalah gift sedangkan pada structure modern adalah profession. Penanda utamanya diantaranya ras, etnik, gender, kelas, dst. Agency sebagai kata kunci yang dipresentasikan oleh kelompok kedua, dimaknai salah satunya sebagai agen-agen perubahan, baik oleh individu atau kelompok. Namun, terdapat pendapat dari peserta bila agency baik sebagai agen perubahan tidak akan bisa netral, dalam artian akan selalu punya kepentingan-kepentingan. Semisal NGO (Non-Government Organization) yang datang ke wilayah bencana, sering memaksakan masyarakat untuk mengikuti kehendak NGO tersebut. Dewi menambahkan contoh kasus yang ada di Merapi. Structure masyarakat yang ada di sana bisa dia ketahui melalui narasai-narasi yang dia dengarkan lewat penduduk merapi yang jaraknya kurang lebih 5km dari puncak gunung. Masyarakat menganggap Merapi sebagai ibu. Oleh karena itu letusan merapi tidak dianggap sebagai bencana, namun berkah atas kesuburan yang akan diperoleh mendatang. NGO yang datang memberikan terminologi baru mengenai bencana dan penanganannya sesuai dengan ilmu-ilmu sains yang tidak berlaku bagi masyarakat. Diskusi mengenai free will atau kehendak bebas, menjadi topik yang menarik karena sebagian peserta menganggap free will sebagai suatu yang tidak ada atau tidak mungkin, sedangkan sebagian lainnya masih memercayai free will ada pada diri. Yang berpendapat bila free will tidak mungkin dimiliki oleh manusia, dikarenakan banyaknya faktor dari luar yang memengaruhi seseorang dalam membuat suatu keputusan. Dimisalkan, seseorang yang hendak makan tidak cukup hanya dengan makan supaya kenyang. Namun seseorang merasa membutuhkan rasa, yang kemudian dikapitalisasi menjadi berbagai produk seperti Mc.D, KFC, dst. Kehendak bebas seseorang untuk memakan burger Mc.D dipengaruhi oleh media yang gencar mengiklankan burger yang besar sehingga membuat kita ingin membeli dan memakannya. Sebagian lagi memercayai adanya free will dalam diri manusia bila dia mampu melepaskan diri dalam struktur atau sistem yang ada/dibentuk oleh masyarakat. Dalam diskusi mengenai kata kunci terakhir, Dewi beranggapan bahwa politik representasi tidak terlepas dari persoalan gender, ras, etnik, dst. Kaitannya dengan paradigma modern, dia mengungkapkan representasi akan menjadi problem karena modernisme menganggap kebenaran hanyalah satu. Berbeda dengan post-strukturalis yang menganggap kebenaran adalah banyak. Yang dianggap cantik tidak hanya yang putih, berambut lurus, namun bisa yang keriting, mancung, pesek, tinggi, pendek. Tidak ada batasan dan pendefinisian. Perempuan, Alam dan Budaya Visual Dalam sesi kedua Dewi kembali mengajak peserta untuk mendiskusikan dua topik dengan konteks Indonesia. Yang pertama diambil dari salah satu artikel dalam buku Body Memories terbitan Yayasan Jurnal Perempuan, berjudul “Save the Earth From Home: Women in Green Comercial Discourse in Indonesia” yang ditulis Dr. Phil. Ratna Noviani, pengajar Program Studi Kajian Budaya dan Media, Pascasarjana, UGM yang juga sekaligus Sahabat Jurnal Perempuan. Sedangkan tulisan kedua diambil dari Jurnal Perempuan No. 78, oleh Dr. Phil. Dewi Candraningrum berjudul “Provokasi dan Seksualisasi Perempuan dalam Budaya Visual: Cyberfeminisme dan Klik-Aktivisme”. Dalam tulisan Ratna Noviani, dia menjelaskan sosok perempuan yang digunakan dalam model iklan untuk sebuah produk ramah lingkungan. Dalam hal ini terdapat pertanyaan apakah produk yang mengaku ramah lingkungan tersebut menggunakan sosok perempuan dalam iklannya karena perempuan dirasa dekat dengan alam seperti ungkapan para ekofeminis, atau karena perempuan yang sering dianggap sebagai konsumen utama. Menurut salah seorang peserta ada pesan yaitu, pembajakan amanat ekologi dalam iklan produk ramah lingkungan. Ada maksud terselubung dalam suatu eco-advertisement yaitu agar konsumen membeli produk tersebut, bukan pesan konservasi. Dewi menambahkan, manusia tidak lagi memberikan penghargaan kepada bumi sebagai makhluk hidup, yang kemudian menyebabkan berubahnya struktur masyarakat. Hal itulah yang membuat kapitalisme tumbuh untuk menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Mengenai perempuan dan budaya visual, peserta berpendapat bahwa perempuan dalam beberapa iklan yang ada di Indonesia menggambarkan eksploitasi tubuh perempuan yang hanya berpindah dari rumah ke ranah publik/media. Pada akhir sesi kuliah, Dewi juga menambahkan contoh kasus perempuan yang terlibat dalam kasus korupsi, baik saksi maupun tersangka. Masih banyak media yang justru menempatkan seksualitas sebagai fokus utama, bukan korupsi. Menurutnya, dalam struktur berpikir masyarakat kita tidak ada perempuan jahat. Oleh karena itu dalam tagline berita perempuan dalam kasus korupsi menggunakan istilah janda genit, medusa, dst. (Indriyani Sugiharto)
0 Comments
Leave a Reply. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |