Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023

VIDEO JP

Picture
Perjalanan Jurnal Perempuan Melalui Video
Video Jurnal Perempuan (VJP) membuat video pertamanya pada tahun 1999 yang merupakan kompilasi tentang kekerasan terhadap perempuan.  Baru pada tahun 2002 VJP membuat film dokumenter yang serius tentang "Perempuan di Wilayah Konflik"  di daerah Ambon, Aceh dan Papua.  Pada tahun 2004 VJP membuat film tentang perdagangan anak perempuan di daerah Batam, Kalimantan hingga ke Malaysia. Kedua film tersebut merupakan kisah-kisah perempuan yang terlupakan dan tak dipedulikan. 

Perempuan di Wilayah Konflik

Picture
Wamena, 2002
Perempuan di wilayah konflik memiliki beban yang berlipat ganda.  Selain kondisi keamanan, tradisi dan budaya yang mengekang membuat mereka semakin terbelakang.  Berbagai persoalan budaya yang diskriminatif ditemui di Wamena antara lain kebiasaan penukaran perempuan dengan babi untuk mas kawin, poligami dan kekerasan terhadap perempuan. Budaya memotong jari tangan bagi perempuan yang ditinggalkan suami masih saja berlangsung.

Wawancara Perempuan Kupang

Picture
Kupang, 2010
Jurnal Perempuan mendatangi perempuan-perempuan Kupang dan mewawancarai mereka tentang permasalahan seputar kesetaraan gender, hak-hak reproduksi dan kehidupan mereka sehari-hari.

"Don't Buy, Don't Sell"

Picture
Perjalanan panjang menyusuri perdagangan perempuan dan anak perempuan pada tahun 2003, membawa Jurnal Perempuan ke pulau Batam, Kalimantan Barat hingga ke Malaysia.  Berbagai cerita korban ditumpahkan di dalam video ini, bagaimana mereka dijual dan bagaimana mereka pasrah serta putus asa karena tidak berdaya melawan sindikat penjualan yang begitu kuat yang melibatkan aparat dan pemerintahan lokal.  Simak kisah perempuan-perempuan Indonesia yang dibeli dan dijual.

Jalan Pulang

Picture
Nona, 15 tahun, perempuan yang belum dewasa ini membawa impiannya ke Malaysia. Ia kemudian terjerat dalam perdagangan manusia. Nona yang serharusnya bermain dengan teman-temannya terasing di negeri orang. Kembali ke tanah air ia pulang membawa bayi. Sulit bagi Yusuf Anin, Kepala Desa Dusun Oena, melihat kenyataan Nona. Sementara segala hal yang bisa membantu warga dusun itu begitu jauh dari jangkauannya. Tenaga Kerja ke luar negeri baginya sebuah kesempatan memajukan dusunnya. Tak banyak yang bisa dilakukan seseorang dalam keterbatasan. 99,60% Kecamatan Fatulen, letak dusun Oena itu adalah tanah kering. Lebih dari itu hanya jagung, ubi dan kacang hijau. 31 Sekolah dasar dan 5 SMP tak menjanjikan banyak 19 ribu masa depan warga Fatuleu.
Jalan Pulang, ingin mengajak melihat kembali proses pemulangan pekerja perempuan dari luar negeri kembali ke tanah air, melalui cerita Nona. Film ini untuk melihat melaksanaan UU PTPPO yang sudah disahkan apakah membawa perubahan pada proses pemulangan juga berbagai problema yang dihadapi baik oleh aparat, anggota DPR maupun masyarakat lebih lanjut.

Irshad Manji

Saya lahir di Uganda di Afrika Timur pada tahun 1968 dari dua orang tua yang memiliki latar belakang negara yang berbeda. Yang satu berasal dari Gujarat, India dan ibu saya dari Mesir. Keluarga mereka tumbuh di Afrika karena bekerja membantu membangun jalan kereta api kolonial untuk Inggris. Pada tahun 1972, Jenderal Idi Amin mengusir ratusan ribu orang berkulit coklat, keluarga Muslim, termasuk keluarga saya karena kami dianggap parasit karena mengambil pekerjaan dari orang-orang kulit hitam. Saya waktu itu baru berumur 4 tahun tapi pengalaman tersebut terus membuat saya berpikir dan mengajarkan kepada saya bahwa ada kalanya satu generasi dapat menjadi korban dan ada kalanya menjadi penindas. Tidak perlu menjadi orang kulit putih untuk menjadi rasis.



PESAN SEGERA DI SINI

Public Service Advertisement

Pelayanan PSA telah dimulai sejak tahun 2009.  Menghadirkan PSA ditengah-tengah masyarakat dinilai dapat mencerahkan dan memberikan pengetahuan tentang kondisi perempuan di Indonesia.  Berikut adalah beberapa contoh PSA YJP.
Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | yjp@jurnalperempuan.com
Photo from Cherrysweetdeal
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023