Praktik Trafficking di Indonesia
Berbagai macam cara atau modus digunakan oleh para pelaku perdagangan orang (trafficking) di Indonesia, seperti yang baru-baru ini terjadi di suatu desa di Indramayu, Jawa Barat. Para korban diiming-imingi menjadi duta seni dan budaya di Jepang, namun ternyata mereka malah dipekerjakan di kelab-kelab malam dan diskotek untuk melayani para tamu. Para korban yang kebanyakan perempuan dengan mudahnya diperdaya oleh para pelaku trafficking atau calo yang kebanyakan justru mereka adalah orang yang di kenal di daerah tempat tinggal mereka.
Peran orang tua juga sangat berpengaruh dalam praktek kejahatan ini, kebanyakan dari orang tua mereka merasa bangga jika anak perempuan mereka bisa bekerja di luar negeri atau keluar daerah, serta berharap mendapatkan pengahasilan yang lebih besar dan tidak kalah bersaing dengan tetangganya. Gaya hidup seperti ini yang kerap dijadikan kebanggaan oleh mereka tanpa mereka ketahui anak mereka telah menjadi korban trafficking.
Selain gaya hidup dan kebanggaan, faktor kemiskinan dan pendidikan yang minim juga menjadi faktor utama yang membuat dengan mudahnya anak-anak perempuan di sana menjadi korban tindakan perdagangan orang (trafficking). Disinilah pentingnya peran semua perangkat desa dan pihak penegak hukum untuk memutus mata rantai kejahatan ini, agar tidak ada lagi korban baru yang terjebak dalam kasus ini dimana perempuanlah yang selalu menjadi korbannya.
(Disarikan Oleh Hasan Ramadhan dari Harian Kompas, Rabu 3 Juli 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Peran orang tua juga sangat berpengaruh dalam praktek kejahatan ini, kebanyakan dari orang tua mereka merasa bangga jika anak perempuan mereka bisa bekerja di luar negeri atau keluar daerah, serta berharap mendapatkan pengahasilan yang lebih besar dan tidak kalah bersaing dengan tetangganya. Gaya hidup seperti ini yang kerap dijadikan kebanggaan oleh mereka tanpa mereka ketahui anak mereka telah menjadi korban trafficking.
Selain gaya hidup dan kebanggaan, faktor kemiskinan dan pendidikan yang minim juga menjadi faktor utama yang membuat dengan mudahnya anak-anak perempuan di sana menjadi korban tindakan perdagangan orang (trafficking). Disinilah pentingnya peran semua perangkat desa dan pihak penegak hukum untuk memutus mata rantai kejahatan ini, agar tidak ada lagi korban baru yang terjebak dalam kasus ini dimana perempuanlah yang selalu menjadi korbannya.
(Disarikan Oleh Hasan Ramadhan dari Harian Kompas, Rabu 3 Juli 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
modus_baru_perdagangan_orang.pdf | |
File Size: | 1103 kb |
File Type: |